MIM5

51.1K 2.7K 7
                                    

Tanpa terasa sudah seminggu aku berada di kota ini, sudah seminggu aku terpisah dengan keluarga ku, hampir setiap malam Ibu menelpon ku, menanyakan kabarku. Sampai saat ini aku belum juga mendapatkan pekerjaan, tapi aku tak akan putus asa untuk terus mencari apa yang aku cari.

"Rin coba kamu datengin toko roti yang ada di depan gang, nih Kakak dapat info kalau di sana sedang mencari karyawan sebagai kasir."

"Beneran Kak?"

"Iya, coba kamu ke sana, semoga aja rezeki kamu ada di sana."

"Baik Kak, aku akan ke sana sekarang juga."

"Surat lamaran dan lainya sudah di siapkan?"

"Alhamdulillah sudah Kak."

"Syukurlah, ayo bareng sama Kakak ke depannya tapi Kakak gak bisa nemenin kamu ke dalam tokonya."

"Iya gapapa Kak, dah ayo."

"Bismillah semoga di terima."

"Aamiin," jawabku

Aku dan Kak Atika segera pergi meninggalkan rumah, kami ke depan gang hanya berjalan kaki saja, setelah sampai depan gang nanti Kak Atika naik angkot untuk menuju rumah sakit.

"Kakak rasa kamu gendutan Rin," ucap Kak Atika mantap ku.

"Beneran Kak? ah, mungkin karena aku banyak makan," jawabku sambil terkekeh menghilangkan rasa takut.

"Iya beneran, semakin hari kamu tambah gendut, kamu senang tinggal di sini?"

"Alhamdulillah aku cukup senang Kak tinggal di sini, apalagi dengan Kakak."

"Alhamdulillah kalau kamu senang, kakak juga senang ada kamu, kakak gak kesepian dan tidak sendirian di rumah," jawab Kak Atika

"Alhamdulillah."

Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk sampai ke depan gang, hanya membutuhkan waktu 5 menit saja kami sampai di depan gang.

"Jangan lupa berdoa," pesan Kak Atika.

Aku mengangguk kecil. "Iya Kak, Kakak hati-hati ya!"

"Iya, kakak pergi dulu ya, semoga di terima."

"Aamiin Kak."

"Assalamualaikum."

"Wa'alaikumussalam," jawab ku

Setelah Kak Atika pergi menggunakan angkot, aku melangkah menuju toko roti itu, sepertinya toko itu baru saja buka, toko yang berukuran kecil.

Bismillah semoga aku di terima kerja di sini

Dengan Bismillah aku masuk ke dalam toko itu.

"Permisi," ucapku

"Iya ada yang bisa saya bantu?"

"Pak, apa benar di sini sedang mencari karyawan?"

"Iya benar, kamu mau kerja di sini?" tanya pria itu.

"Iya Pak saya sangat membutuhkan pekerjaan."

"Ada surat lamarannya?"

Aku menyodorkan sebuah map berisi berkas-berkas. "Ini Pak."

"Oh iya silakan duduk dulu."

"Makasih Pak."

"Nama kamu siapa?"

"Saya Karin."

"Kamu baru lulus?"

"Iya Pak."

"Jurusan?"

"Administrasi perkantoran."

"Bisa menggunakan komputer?"

"In Syaa Allah bisa!"

"Pernah belajar tentang keuangan?"

"Alhamdulillah pernah Pak, pelajaran itu sangat penting dalam jurusan saya."

"Baiklah kamu saya terima bekerja di sini, kamu akan saya tempatkan di kasir, nanti saya akan ajari apa-apa yang menyangkut pekerjaan itu, jam kerja dari setengah delapan sampai jam lima sore, liburnya sabtu minggu dan gajinya tidak begitu besar."

"Alhamdulillah terima kasih Pak. Gaji kecil tidak menjadi masalah buat saya, yang penting saya bisa bekerja dan tidak nganggur."

"Syukurlah kalau begitu, oh iya tunggu sebentar saya ambilkan baju untuk kamu, baju yang nanti akan kamu pakai ketika jam kerja."

"Iya Pak."

Alhamdulillah ... terima kasih ya Allah ... akhirnya aku mendapatkan pekerjaan

"Ini baju kamu, ruang ganti ada di belakang."

"Baik Pak saya ganti baju dulu."

"Silakan."

Aku segera menuju ke belakang untuk mengganti pakaianku, menjadi seorang kasir tidak masalah, yang terpenting aku bisa mencukupi kebutuhanku selama di sini, mulai menabung untuk biaya persalinan nanti.

Setelah mengganti pakaian, aku kembali ke luar, baju yang aku pakai pas di badanku.

"Kamu sudah siap?"

"Siap Pak!"

"Nazwa ini teman kamu, dia yang akan menemani kamu untuk jaga toko ini, saya harap kamu ajarkan dia sampai bisa."

"Baik Pak."

"Silakan Karin."

"Terima kasih Pak."

"Hai ... aku Nazwa," ucapnya sambil menyodorkan tangan

"Aku Karin."

"Selamat bergabung di toko ini, kamu tenang saja, aku akan membantu kamu dan mengajari kamu, semoga betah kerja di sini."

"Aamiin terima kasih ya."

"Iya, kamu yang terima uang dan yang akan menghitung nya, kalau aku yang mengambilkan roti yang orang mau, pokoknya kalau ada pertanyaan dan bingung tanyakan saja."

"Iya Kak."

Lagi dan lagi Allah pertemukan aku dengan orang yang baik, aku harap aku betah bekerja di sini dan segera bisa menguasai pekerjaan ku ini.

"Kak Roti dan kue-kue ini bikinnya di mana?"

"Ada tempat khusus untuk membuatnya Rin, gak jauh dari sini, jam tujuh pagi mereka sudah mengantar kue-kue dan roti yang baru, roti bisa bertahan empat hari, kalau kue yang kaya gini biasanya habis aja, gak pernah tersisa."

"Oh begitu Kak, Kakak sudah lama bekerja di sini?"

"Gak juga, baru Lima bulan, toko ini baru saja buka sekitar enam bulan yang lalu. Kamu asli mana?"

"Bogor."

"Merantau?"

"Iya Kak."

"Wah ... sekarang tinggal di mana?"

"Masuk gang sini Kak."

"Oh dekat aja ya?"

"Iya Kak, kalau Kakak asli orang sini?"

"Iya, aku tinggal gak jauh dari sini juga tapi harus naik kendaraan. Di sini sama siapa?"

"Waktu aku mau ke sini aku ketemu seorang wanita yang lebih tua sedikit dari aku, namanya Kak Atika, dia yang ngajak aku tinggal serumah dengannya, aku tidak punya siapa-siapa di sini," jawabku.

"Berani juga kamu ke sini tanpa ada orang yang kamu kenal, syukur ya ketemu orang yang baik."

"Iya Kak Alhamdulillah."

"Apa yang membuat kamu nekat ke sini?"

"Ada sesuatu yang sebenarnya memaksa aku untuk ke sini Kak tapi aku belum bisa cerita, mungkin nanti aku akan menceritakannya."

"Jadi penasaran, yaudah aku tunggu," ucapnya sambil tersenyum padaku.

Untuk menceritakan hal sebenarnya sekarang bukanlah waktu yang tepat, aku tau, lambat laun pasti akan ketahuan juga namun, aku belum siap untuk menceritakan tentang diriku.

Takdirku "menjadi ibu muda" (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang