MIM 33

36K 1.9K 32
                                    

Believe lah bahwa akan datang tawa di balik sedihmu saat ini, akan datang kebahagiaan di balik penderitaan yang kamu rasakan saat ini

❤️❤️❤️❤️

Karin terbangun dari tidurnya ketika mendengar suara adzan subuh berkumandang. Ia mengucek matanya dan orang yang pertama ia lihat adalah Rayan yang tengah tertidur pulas di sofa yang tidak jauh darinya, itu artinya Rayan semalaman berada di sini menunggunya. Mata Karin beralih pada Ara yang kini belum kunjung bangun, bisa-bisa nya ia ter tidur lelap, sedangkan Ara tengah sakit, Karin tidak bisa menahan kantuknya sehingga tertidur.

"Hei bangun!" ucap Karin setengah berteriak

Pria itu langsung membuka matanya, ia tidak sadar bahwa ketiduran di sofa rumah sakit.

"Kamu mau apa?" tanyanya menghampiri Karin.

"Gak ada. Sebaiknya kamu pulang."

"Kunci rumah kamu mana?"

"Mau apa? Mau pulang ke rumah saya?"

"Saya mau ambil barang-barang Ara sama barang kamu, percaya saya tidak akan macam-macam."

"Nih," ucap Karin pasrah menyodorkan kunci rumahnya. Ia tidak bisa berbuat apa-apa dan harus membutuhkan bantuan orang lain.

"Tolong bawakan mukena saya!"

"Baiklah, saya pulang dulu. jika ada apa-apa panggil Dokter," ucap Rayan beranjak pergi meninggalkan Karin.

Karin berusaha bangun untuk menghampiri Ara, ada dua perban yang menempel di kepala dan juga lengannya.

"Ara sayang bangun Nak."

Karin mengusap lembut kepala Ara, Karin sedih melihat Ara yang selau ceria dan banyak bicara terbaring lemah.

Tok tok

"Permisi."

"Masuk," ucap Karin

"Eh Bu Karin sudah baikan?"

"Alhamdulillah Sus."

"Saya suntik dulu ya Bu. Kepalanya masih sakit?"

"Berkurang sakitnya."

"Obatnya jangan lupa diminum."

"Iya Sus. Dokter Ferdi mana?"

"Oh beliau datang jam tujuh pagi Bu."

"Saya hanya ingin tau bagaimana keadaan Ara, dia gak bangun-bangun."

"In Syaa Allah sebentar lagi siuman kok Bu, Ibu tenang saja. Oh iya kalau Ara sudah bangun kasih dia makan setelah itu minum obat yang itu ya."

"Baik Sus."

"Nah sudah saya permisi dulu."

"Makasih."

"Sama-sama."

Keadaan Karin sedikit membaik, sekarang ia sudah bisa bangun dan berjalan, hanya saja tangannya masih terasa sakit. Karin menatap jam dinding yang ada di ruangannya, lalu meraih hp nya yang ada di tas, seharusnya hari ini ia bekerja namun, ia tidak bisa masuk bekerja, ia mencari nomer Arini untuk memberitahu bahwa hari ini ia tidak bisa bekerja seperti biasanya.

"Ara ... bangun sayang," ucap Karin berusaha agar Ara bangun.

"Bunda sedih melihat Ara seperti ini, Ara gak lelah tidur terus? Ara gak mau lihat Bunda? Ara bangun ... hiks."

Takdirku "menjadi ibu muda" (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang