Aku sedang sibuk berkutat di depan laptop, memeriksa laporan keuangan bulan ini. Sesekali aku menatap Ara yang sedang sibuk bermain bersama teman-teman barbie yang baru aku belikan. Seusianya memang selalu sibuk dengan bermain aku juga pernah merasakan seperti Ara, yang hanya tahu bermain saja.
Tok ... tok ... tok
"Masuk!"
"Di depan ada yang mencari Ibu sama Kiara."
"Siapa?"
"Yah saya gak nanya."
"Makasih ya Sin."
"Iya Bu."
"Ayo sayang ikut Bunda," ajakku.
"Ke mana?"
"Ke depan."
Aku dan Ara melangkah keluar dari ruangan untuk menemuinya.
"Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumussalam."
"Om Yusuf?"
"Hallo Ara" ucap Bang Yusuf langsung memeluk Ara.
"Ternyata Abang yang mencari?"
"Iya Rin, Abang mau ketemu Ara."
"Mau ketemu Ara apa mau ketemu Bundanya? Bercanda kok Bang."
Bang Yusuf tertawa pelan mendengarnya, "Ketemu Ara lah ... ini Om Yusuf belikan Ara Cokelat," ucapnya menyodorkan sebatang cokelat besar.
"Makasih Om."
"Sama-sama. Oh iya ini untuk kamu, dari Mbak Atika, tadi mampir ke rumahnya dulu."
"Apa ini?"
"Katanya cumi asam manis, untuk makan siang nanti."
"Alhamdulillah, makasih Bang sudah membawakannya."
"Iya sama-sama, kebetulan saya sedang menunggu teman di sini, sekalian ketemu Ara," ucapnya. Ara begitu senang menerima cokelat batang dari Bang Yusuf. Kami kenal melalui Kak Atika, karena dia sering berkunjung ke rumah Kak Atika waktu serumah dulu jadinya akrab, Bang Yusuf sangat menyukai anak kecil, makannya ia sering ke sini untuk menemui Ara.
"Dah Om gak bisa lama-lama ketemu Ara, tuh teman Om sudah datang."
"Iya Om, makasih cokelat nya."
"Makasih ya Bang."
"Iya. Saya ke sana dulu Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumussalam," jawabku. "Ayo Ra kembali ke ruangan."
"Iya Bunda."
"Permisi."
"Iya ada ap_ Ibu Hanum?"
"Eh Karin, kan?"
"Iya saya Karin Bu. Ada di bisa saya bantu?"
"Saya mencari Fadli, di mana ya ruangan nya?"
"Oh Pak Fadli, mari Bu saya tunjukan."
"Ah iya makasih ya."
"Bunda Ara duluan ke ruangan Bunda ya."
"Iya sayang nanti Bunda nyusul."
"Eh sebentar. Nama kamu siapa? Cantik banget sih."
"Ara."
"Ya Allah gemesnya, cantik lagi," ucap Ibu Hanum sambil mengusap pipi Ara.
"Makasih Tante."
"Jangan manggil Tante, panggil Nenek ya, Nenek Hanum."
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdirku "menjadi ibu muda" (SUDAH TERBIT)
Ficção Adolescente📌Sudah terbit jika ingin memesannya bisa langsung hubungi saya Karin seorang ibu muda, ia hamil disaat umur 18 tahun karena suatu kejadian yang membuatnya hamil di usia muda. Ia hamil bukan karena pergaulan bebas namun ada suatu kejadian yang membu...