MIM 11

40.4K 2.1K 12
                                    

Adzan zuhur sudah berkumandang, aku dan Kak Nazwa bersiap-siap untuk pergi ke mushola untuk melaksanakan sholat zuhur. Aku segera mengunci pintu toko yang akan kami tinggalkan untuk beristirahat.

"Gak kerasa ya sudah sebulan lebih kamu bekerja di sini, bagaimana enak?"

"Alhamdulillah Kak, Karin pun begitu menikmatinya, In Syaa Allah Karin betah kerja di sini."

"Alhamdulillah kalau gitu. Tunggu!" Kak Nazwa berhenti.

"Ada apa Kak?"

"Kakak perhatikan perut kamu membuncit Rin, kaya orang hamil gitu, ah iya bener seperti orang hamil," ucap Kak Nazwa menatap perutku.

Sudah aku duga, rupanya Kak Nazwa memperhatikan perutku yang memang sudah mulai membuncit dan aku rasa kini sudah tiba waktunya Kak Nazwa mengetahui hal ini.

"Memang lagi hamil Kak," jawabku.

Kak Nazwa membulatkan matanya menatapku. "Bercanda kamu gak lucu, masa iya kamu hamil? belum menikah, kamu wanita yang baik, kakak gak bisa di bohongi Rin," ucap Kak Nazwa sambil terkekeh.

"Kita duduk di situ dulu yuk Kak, ada sesuatu yang ingin Karin ceritakan."

"Ada apa sih? Ah jadi penasaran."

Setelah kami duduk di samping mushola, aku siap untuk menceritakannya, kini sudah waktunya rahasia ini Kak Nazwa ketahui.

"Karin memang sedang hamil Kak."

"Hamil?" ucap Kak Nazwa melongo tidak percaya mendengarnya.

"Iya Kak, kini usia kandungan Karin sudah memasuki tiga bulan."

"Astagfirullah ....bagaimana bisa terjadi? Kakak rasa kamu itu wanita yang baik, mustahil melakukan hal itu."

"Ini bukan kehendak Karin Kak, semua terjadi begitu saja, Karin begitu terpuruk setelah tau bahwa Karin sedang hamil, ini semua bermula waktu Karin menghadiri pesta ulang tahun teman sekelas Karin, saat Karin izin ke belakang untuk ke toilet tiba-tiba ada seorang pria yang menghalangi jalan Karin, Karin tidak tau siapa pria itu, yang pasti wajah pria itu masih Karin ingat sampai detik ini. Dia menarik Karin dan memaksa Karin masuk ke kamar Kak, tidak ada orang satu pun saat itu karena mereka semua berkumpul di taman belakang, sedangkan Karin? Karin tidak bisa melepaskan genggaman pria itu, ia begitu erat memegang tangan Karin dan lalu ia dorong Karin ke atas kasur, saat itu lah ia berhasil merebut kesucian Karin, dia nodai Karin, dengan sangat kasar dia melakukan itu...dia_" ucapan ku terpotong aku tolak mampu lagi untuk melanjutkannya, kejadian yang pahit itu.

"Karin sudah ... sudah tidak perlu kamu lanjutkan kembali, kakak gak kuat mendengarnya ... Astagfirullah…" Kak Nazwa merengkuh tubuhku lalu memelukku, aku menangis di pelukannya.

"Apa Allah jahat sama Karin karena sudah memberikan cobaan seberat ini? Kadang Karin berusaha menerima takdir ini namun rasanya tidak mampu Kak ... Karin juga punya impian seperti wanita lain tapi kini impian itu musnah karena kejadian malam itu, gara-gara itu yang membuat Karin berada di sini, andai Karin malam itu tidak hadir di sana, mungkin saat ini Karin tengah sibuk kuliah, meraih impian itu, mungkin ... hiks ... kadang Karin bertanya-tanya kenapa harus Karin yang menghadapi semua ini? kenapa harus Karin?"

"Karin ... Karin ... dengerin kakak! Allah gak jahat sayang, malah Allah sayang kamu, oleh sebab itu Allah kasih kamu cobaan, agar kamu kuat dan lebih dekat lagi dengan Nya. Kamu harus sembuh dari luka kekecewaan yang kamu terima, kamu harus beranjak dari masa lalu yang teramat pilu itu, kamu perlu ikhlas agar tiap-tiap hari kamu tidak selalu mengingat luka tetapi dapat tertawa dengan bahagia, kamu harus semangat Dek ... semua terjadi memang kehendak Allah, baik buruknya takdir kehidupan yang Allah berikan pada kamu, kamu harus ikhlas dan sabar menjalani nya, semua akan Indah pada waktunya. Kamu akan segera Allah pertemukan dengan kebahagiaan, beginilah hidup, selalu saja ada masalah, hidup tanpa masalah itu rasanya hambar, Allah ingin Karin menjadi lebih dekat denganNya, Allah ingin Karin berubah menjadi lebih baik lagi lewat cobaan yang Allah berikan untuk Karin, ingat Karin di setiap dari kita, masih terselip peluang untuk menjadi baik, tidak ada istilah terlambat untuk berubah. Tidak ada istilah tidak layak untuk menjadi baik.
Tidak ada istilah tiada harapan untuk memiliki masa depan yang cerah. Karena setiap dari kita, Allah masih izinkan kita setiap hari untuk bertaubat. Hakikatnya semua pasti di uji, yang kandang manusia tidak mudah untuk menerima cobaan itu. Kita manusia juga tidak pernah luput dari dosa dan kesalahan. Ingat Karin, Allah sentiasa mengampuni dosa kita walau sebesar mana pun. Kita semua sama, yang membedakan hanya amalan dan taqwa. Dan kamu tadi nanya ke kakak, kenapa harus kamu? Karena kamu wanita kuat Allah tau kamu mampu melewati setiap ujian yang Dia berikan. Masalah ini juga adalah proses pendewasaan."

Aku menatap Kak Nazwa. Mendengar nasehat Kak Nazwa membuatku merasa tenang.  "Makasih ya Kak nasehatnya, Karin akan mencoba berdamai dan ikhlas dengan takdir Allah, Karin akan mencoba untuk melupakan pahitnya kejadian itu."

"Kamu pernah bilang ke kakak kan? bahwa kamu bersyukur bisa bertemu kakak nah di balik masalah pasti ada sebuah hikmah yang bisa dijadikan sebagai pembelajaran, dan hal yang layak untuk kamu syukuri, Kakak yakin kamu mampu melewati ujian ini Kakak yakin kamu wanita pilihan Allah yang akan menjadi ibu muda kamu harus tetap semangat demi anak kamu, kamu harus jaga sebaik mungkin amanah yang telah Allah berikan, ingat karin di luar sana banyak ... sekali wanita yang ingin hamil ingin punya anak namun Allah belum menghendakinya, kamu harus sabar ya."

"Sekali lagi terima kasih kak Naz ... makasih atas nasehat nya, In Syaa Allah Karin akan berusaha sabar menjalani kehidupan ini."

"Iya sama-sama, Ika ada masalah cerita lah sama kakak jangan malu, kalau kakak bisa pasti kakak bantu."

"Iya kak."

Kini hatiku kembali lega, satu per satu orang-orang di dekatku mengetahui hal ini, tak ada masalah yang aku sembunyikan lagi, kedua orang yang ku anggap kakak sudah mengetahuinya.

Besok lagi ya lanjutin nya...see you

Takdirku "menjadi ibu muda" (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang