MIM 16

37.8K 1.9K 7
                                    

Menangis ketika sangat merindukan seseorang ternyata teramat menyakitkan. Ya Allah, bantu dan kuatkanlah aku menghadapi jarak ini
~Karin~

Lima bulan kemudian

Kata orang hidup itu bagaikan roda berputar kadang di atas dan kadang di bawah. Bagaiman bila hidup ini, roda sedang berputar dibawah. Kadang bingung, kadang pusing, kadang protes, kadang sedih. Itulah kehidupan dunia. Aku teringat syair sebuah lagu, dunia ini panggung sandawira. Itu memang kenyataan, siapa yang senang bila diuji susah akan kehidupan, pasti semua orang tidak ada yang mau diuji, termasuk aku. Tapi perlahan aku mulai berdamai dengan takdir, perlahan aku mulai bisa menerima takdir ini walaupun memang rasanya berat untuk menjalani hidup ini, aku akan tetap berusaha sabar, ikhlas dan jalani hidup yang Allah berikan untuk ku, mengikuti setiap Alur kehidupan yang sudah Allah berikan untuk ku.

Aku sudah mulai merasakan nikmatnya jalan kehidupan ini semenjak aku memutuskan untuk lebih mendekati Nya. Allah permudahkan segala urusan ku, tanpa ku sadari aku mampu melewati beberapa ujian hidup yang sudah Allah berikan untuk ku. Akan ku terus genggam hidayah yang Allah berikan padaku, akan ku pergunakan waktu dan kesempatan yang Allah berikan untukku.

Pagi-pagi sekali aku sudah sibuk di dapur, menyiapkan sarapan pagi untuk kami berdua, semenjak tinggal bersama Kak Atika, aku bisa masak sendiri, semua itu karena Kak Atika yang sudah mengajarkanku berbagai macam makanan.

"Ya Allah sedapnya bau."

"Baru bangun tuan Putri nya, mentang-mentang lagi halangan jadi ke siangan bangun nya. Duduk Kak sarapanya sudah jadi," ucapku.

"Hehe ... kakak malam tadi bergadang Rin, buat laporan makanya ke siangan bangunnya. Hem ... sudah tidak sabar makan masakan bumil."

"Makan Kak."

"Jadi kan hari ini ke mall cari-cari baju dan peralatan bayi?"

"Iya Kak, Kak Nazwa pun mau menemani Karin."

"Jam berapa?"

"Ini kan baru jam tujuh, jam sembilan lah."

"Oke, siap Bumil."

Aku tersenyum menatap Kak Atika."Makasih Kak."

"Iya sama-sama."

Usia kandungan ku sudah mulai memasuki usia yang ke delapan bulan, sudah sangat besar, berjalan pun sedikit susah. Begini rasanya hamil, kaki sering terasa keram, sakit punggung, tidur kurang nyenyak, belum lagi saat melahirkan nanti. Takut? I
iya aku sangat takut, tidak bisa membayangkan bagaimana sakitnya melahirkan, kadang aku merasa nyeri membayangkan bagaimana melahirkan nanti, yang pasti aku sangat takut.

***

Seperti rencana ku kemarin, hari ini aku gunakan waktu untuk membeli baju-baju bayi dan hal lainya, yang pasti aku di temani Kak Atika dan juga Kak Nazwa. Sekitar Sepuluh menit yang lalu kami sampai di Mall, Kak Nazwa belum kunjung datang, karena kami datang nya lebih awal, sambil menunggu kak Nazwa aku dan kak Atika duduk manis sambil merancang apa-apa saja yang ingin di beli. Sedikit demi sedikit uang untuk persalinan pun terkumpul, menabung setiap kali gajian untuk bayar persalinan nanti yang uangnya tidak sedikit. Syukurnya di sini aku bisa berhemat, tidak terlalu boros dan kadang Ibu mengirimiku uang untuk di sini, sudah berapa kali aku bilang tidak usah mengirim uang karena aku di sini kerja namun beliau tetap saja mengirimkan uang, aku rasa itu sudah kehendak Allah, ini rezeki anak yang ada di kandungan ku ini, agar bisa bayar uang persalinan nanti.

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam."

"Kak Nazwa."

"Hei."

"Ini Kak Atika, Kak."

"Nazwa," ucap Kak Nazwa

"Atika," jawab Kak Atika memperkenalkan dirinya.

"Karin banyak cerita tentang kamu."

"Oh ya?"

"Iya kata Karin kamu itu orang yang baik."

"Karin juga sering cerita tentang kamu, sebenarnya aku sudah lama ingin bertemu kamu tapi ya ... mungkin ini baru waktu yang tepat," ucap Kak Atika

"Jadi Kakak-kakak ini lah orang yang terbaik untuk Karin," ucapku

"Ah ... kamu bisa aja."

"Kak Nazwa sudah izin sama bang Ali?"

"Sudah, makanya bisa sampai sini. Sekarang mau beli apa dulu?" tanya Kak Nazwa

"Baju."

"Ayo "

Bahagia rasanya mempunyai dua orang yang menganggap ku sebagai adiknya, yang mana dulunya aku tidak pernah merasakan kasih sayang dari seorang kakak perempuan dan sekarang Allah memberikan ku kesempatan untuk merasakan bahagianya punya kakak perempuan meski tidak ada hubungan keluarga, mereka berdua Kakak terbaik kiriman Allah untuk menjaga ku di kota ini.

Takdirku "menjadi ibu muda" (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang