MIM 25

41.5K 2.2K 31
                                    

Sebelum baca jangan lupa kasih Vote nya yaa biar saya rajin publikasi part baru, dan jangan lupa di follow juga akun wattpad saya. Selamat membaca

👀👀👀👀

Rayan Altair Putra keempat Radit Altair, Rayan adalah salah satu pengusaha muda yang sukses, ia mempunyai banyak restoran yang sudah tersebar di mana-mana. Sekarang ia mengambil alih  menjadi atasan Kafe Asifa, ia melakukan itu demi bertemu dengan wanita yang selama ini sudah ia cari, hampir enam tahun lamanya ia mencari keberadaan Karin tapi ia tidak sendiri, ada banyak orang suruhan untuk membantunya mencari keberadaan Karin yang tiba-tiba saja menghilang. Setelah mengetahui kabar Karin berada di Bandung, ia langsung menetap di Bandung. Rayan mencari Karin hanya ingin meminta maaf dan menebus kesalahannya di masa lalu. Rayan adalah sosok pria yang pekerja keras, tidak hanya itu ia juga sebenarnya pria yang baik, dan pastinya memiliki paras wajah yang tampan.

Rayyn berjanji pada dirinya sendiri untuk bertanggung jawab atas apa yang sudah ia lakukan pada Karin, Rayan berjanji jika Allah mempertemukannya dengan Karin, Rayan akan menikahi Karin, bukan karena terpaksa, tapi Rayan sudah mulai jatuh Cinta dengan Karin.

Karin menjemput Ara di rumah Nazwa, semenjak kehadirannya di kafe itu, Karin  menitipkan Ara pada Nazwa, Karin tidak ingin jika suatu hari nanti dia mengambil Ara, Karin tidak ingin itu terjadi.

"Ara."

"Iya Bun?"

"Kita pulang, makasih Kak Nazwa sudah menjaga Ara."

"Iya Rin sama-sama."

"Kami pulang dulu. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam."

Karin dan Ara melangkah pergi meninggalkan rumah Nazwa, beberapa hari ini Karin terpaksa menitipkan Ara pada Nazwa, ia tidak ingin Rayan mengetahui bahwa ia memiliki anak dari kejadian itu, Karin takut jika nanti Rayan membawanya pergi.

Sepanjang perjalanan Karin hanya diam, pikirannya terus teringat kejadian yang membuat pikirannya kacau, sedih, takut, khawatir semua campur aduk, di tambah lagi kejadian masa lalu seakan menari di pikirannya yang membuat Karin semakin stres.

Setelah sampai di rumah, Karin langsung masuk ke dalam rumah, tanpa memikirkan Ara, ia langsung begitu saja masuk, tanpa berbicara.

"Bunda capek ya?" ucap Ara. "Ara lapar Bun," ucap Ara lagi namun, tidak Karin hiraukan.

"Bunda kenapa diam?"

Karin terdiam membisu duduk di sofa, tatapannya kosong. Ara khawatir dengan Karin yang tak mau berbicara dengannya.

"HAH ... AKU BENCI KAMU ... AKU BENCI KAMU RAYAN!" Teriakan Karin membuat Ara syok, tiba-tiba saja sang Bunda berteriak.

"Bunda kenapa? Bunda ... Bunda kenapa? Jangan seperti ini, Ara takut Bunda."

"Kenapa harus dia ya Allah? kenapa Engkau pertemukan kami hiks."

"Bunda jangan menangis." Ara memeluk Karin tapi. dengan cepat Karin menyingkirkan tangan Ara, lalu ia pergi meninggalkan Ara

"Bunda!" Teriak Ara sambil menangis karena perilaku Karin.

Semenjak kehadiran pria itu, hari-hari Karin kembali menjadi murung, persis seperti waktu setelah kejadian di masa lalu itu, Karin sering melamun, sering marah-marah dan bahkan banyak diam, Ara yang merasakan perubahan sang Bunda jadi khawatir, tidak biasnya Bundanya seperti itu, Karin selalu terlihat ceria di depan Ara namun, sekarang ia seperti orang yang tidak bersemangat hidup. Setiap bertemu Rayan di Kafe, ia selalu teringat kejadian itu, membuatnya tertekan dengan kejadian masa lalu.

Takdirku "menjadi ibu muda" (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang