MIM 10

47.2K 2.2K 3
                                    

Weekend ini aku gunakan waktu untuk bersih-bersih rumah bersama Kak Atika, bersih-bersih rumah dan juga halaman rumah. Tanpa terasa sudah  satu bulan lebih lamanya aku berada di kota ini, rasanya masih tak percaya, tiba-tiba takdir membawaku untuk ke sini, takdir mempertemukan ku dengan orang-orang yang baik. Perlahan aku mulai merasa dekat denganNya, aku rasa hidayah sudah menghampiri ku lewat Kak Atika dan juga Kak Nazwa, mereka berdua lah yang sering memberi ku nasehat, masukan dan hal-hal yang baik, lewat mereka lah aku banyak belajar lebih dalam tentang agama. Tidak tada keraguan untuk menanyakan tentang agama islam pada mereka berdua, karena Kak Nazwa dan Kak Atika adalah seorang wanita Alumni pondok pesantren yang berbeda dan sama-sama pernah menjadi Ustadzah.

Sebenarnya aku iri pada mereka. Aku iri pada mereka yang bisa Istiqomah dalam kebaikan di zaman yang seperti ini. Sungguh mereka berdua luar biasa, sungguh aku iri pada mereka ya Allah Ampunilah kekhilafan yang ku lakukan. Ampuni kesalahan yang aku perbuat. Istiqomahkan diri ini agar tetap berada di jalanMu. Jalan yang menuju jannahMu. Aku tau Ini semua kehendak Allah, ini semua takdir Allah yang sudah Allah tetapkan untukku, yang aku bisa aku lakukan adalah menerima setiap takdir yang Allah berikan untukku, berusaha ikhlas dan sabar menjalaninya.

"Kamar kamu sudah bersih?"

"Sudah Kak, huh Karin Capek Kak."

"Istirahat aja ibu hamil gak boleh terlalu capek, kamu harus baik-baik jaga kandungan kamu."

"Iya Kak."

"Yaudah kamu istirahat aja ya, lagian sudah selesai kok bersih-bersih nya, Kakak mandi duluan."

"Iya Kak" jawabku yang masih setia bersandar di kursi.

Semenjak Kak Atika tau bahwa aku sedang hamil, ia begitu sangat perhatian padaku, aku merasa dia itu seperti kakak ku sendiri, yang dengan baik memperhatikan adiknya.

"Jangan bersedih ... Karin! Aku harus kuat. Aku pasti bisa melalui semua ini. Karena Allah selalu ada untukku. Allah selalu bersamaku."

Aku merasa bosan duduk di ruang tamu, dan aku memutuskan untuk keluar, duduk bersantai di kursi teras rumah.

"Kak Karin," panggil anak-anak

"Hei ... mau ke mana?" tanyaku

"Main kak."

"Hati-hati!"

"Iya Kak," ucap mereka serempak

Di samping rumah kami tidak ada rumah orang atau tetangga, rumah ini hanya sendirian di area sini, rumah warga ada di dalam sana, tidak begitu jauh tapi yang pasti rumah kami ini tidak punya tetangga, sehingga membuatku tidak khawatir dan tidak akan ada orang yang berkata ini itu tentangku jika mereka tau aku sedang hamil muda.

Tinggal beberapa hari lagi umurku akan bertambah satu tahun, masih gak nyangka di umurku 19 tahun aku sudah menjadi Ibu, aku hanya bisa berharap dan berusaha untuk menjadi seorang ibu yang baik nantinya, aku akan berbenah diri untuk menjadi lebih baik lagi.

******

Sore ini Kak Atika mengajakku pergi ke taman, hanya duduk santai sambil menikmati es kelapa dan batagor yang tadi kami pesan, angin yang cukup kencang membuat ku larut dalam lamunan.

"Ngelamun mulu, mikirin apa sih?"

"Gak ada apa-apa kok kak ... suasana enak banget ya Kak."

"Iya ... kakak sering ke sini sendirian, tapi baru kali ini aja ada waktu dan kepikiran buat ngajak kamu ke sini, kamu suka?"

"Suka Kak, lagian bosan juga kalau hari libur cuma di rumah gak jalan-jalan nanti ajak ke tempat lain ya Kak."

"Siap, nanti kakak ajak kamu ke tempat lain, di makan batagornya."

"Iya Kak."

"Assalamu'alaikum Kak Atika."

"Wa'alaikumussalam. Eh Yusuf."

"Apa kabar Kak?"

"Alhamdulillah baik. Kok gak pernah ke rumah kakak lagi?"

"Maaf Kak, banyak tugas kuliah jadi gak bisa ke rumah Kakak."

"Duduk sini, kamu sendiri?"

"Iya sendirian aja."

"Gimana kuliah kamu lancar?"

"Alhamdulillah lancar Kak, sebentar lagi sidang skripsi."

"Wah ... gak lama lagi di wisuda dong?"

"Iya Kak. Dia siapa Kak?" tanya pria itu sambil menatapku, dan akupun menatapnya, tanpa sengaja mata kami bertemu saling menatap namun tidak lama aku langsung mengalihkan pandangan ku.

"Dia Karin, teman kakak tinggal di rumah, Karin dia Yusuf adik sepupu kakak."

"Sekarang ada teman nih tinggal di sana?" tanyanya

"Iya dia lah yang nemenin kakak," jawab Kak Atika

"Oh gitu."

"Masih kerja di Kafe Suf?" tanya Kak Atika.

"Masih Kak, dari sana lah uang untuk bayar kuliah jadi, gak minta lagi sama Emak."

"Alhamdulillah kalau begitu."

"Yusuf pamit pulang ya Kak, ada hal yang harus di kerjakan lagi."

"Iya hati-hati ya Suf, jangan ngebut bawa motornya."

"Iya Kak, Assalamualaikum."

"Wa'alaikumussalam," jawab kami berdua

"Dia ganteng gak Rin?"

Uhuk...uhuk...

Mendengar kata itu membuatku tersedak.

"Kalau minum itu pelan-pelan kan jadi keselek."

Aku terkekeh pelan. "Iya Kak."

"Dia itu pria yang paling ganteng loh Rin di kampung, gak hanya ganteng, dia juga pria yang baik-baik, pekerja keras dan rajin, kadang dia ke rumah kakak, tapi sebulanan lebih ini dia tidak pernah lagi datang dan ternyata dia sibuk kuliah, cuma dia keluarga yang kakak punya di sini."

"Dia tinggal di mana Kak?"

"Dekat kampus yang ada di depan sana. Oh iya ada yang ingin kamu makan lagi?"

"Gak Kak sudah kenyang."

"Alhamdulillah kalau sudah kenyang."

"Makasih atas segalanya ya Kak, Karin sangat ... sangat bersyukur bertemu dengan seorang wanita sebaik Kakak, entah Karin rasa ini sudah rencana Allah yang mengatur pertemuan kita, Karin sangat bahagia bisa bertemu Kakak, Kak ... Karin mohon jangan lelah memberikan nasehat untuk Karin jangan lelah untuk mengingatkan Karin dalam hal apa pun, Karin ... Kari. sayang Kakak," ucap ku langsung memeluknya

"Ya Allah ... Karin kakak jadi terharu, kakak juga senang bisa bertemu kamu, kakak jadi ada teman di rumah, teman bercerita, teman makan dan lainya, kakak juga bersyukur Allah mempertemukan kakak dengan kamu. Kakak janji kakak akan selalu ada di samping kamu, kakak akan selalu ada untuk kamu dalam hal apapun, kakak akan menjaga kamu, kakak juga sayang kamu," ucap Kak Atika yang mampu membuat ku ikut terharu mendengarnya

Takdirku "menjadi ibu muda" (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang