MIM 27

38.6K 2K 25
                                    

Dua minggu sudah waktu berlalu, dua minggu sudah Karin tidak bekerja, dan dua minggu sudah Karin seperti itu. Hari demi hari ada sedikit perubahan pada Karin, Arini, Fatma, mereka berdua yang selalu memberikan nasehat dan semangat untuknya, perlahan Karin sudah mulai terbuka dengan orang-orang yang berada di rumah Fatma, hanya saja, ia masih tidak banyak bicara, masih suka diam, dan merenung, memang membutuhkan waktu yang lama untuk Karin bisa kembali seperti dahulu.

"Kakak dulu punya masa lalu yang pahit juga Rin, kakak juga pernah hampir stress gara-gara masalah itu namun, kakak mencoba untuk kuat dan tidak terlalu mengingatnya, semua orang pasti punya masa lalu yang buruk, dan semua orang juga punya masa depan yang indah. Karin jangan terlalu banyak mengenang masa lalu karena ia adalah sesuatu yang sangat jauh dari kita, meskipun kita tidak menjauhinya, tapi waktu terus berjalan maju, bukan mundur, apa pun yang membuat kamu sedih tinggalkan dan lupakan."

"Iya Kak, Karin akan berusaha untuk bangkit lagi, makasih ya Kak."

"Dan kalau bisa, jangan terlalu membenci dia ya, karena itu memang tidak baik. Ada sebuah hadits Rasulullah SAW yang bunyinya seperti ini Cintailah orang yang kamu cintai sekadarnya, bisa jadi orang yang sekarang kamu cintai suatu hari nanti harus kamu benci. Dan bencilah orang yang kamu benci sekadarnya, bisa jadi di satu hari nanti dia menjadi orang yang harus kamu cintai. Memang wajar untuk membenci mereka yang pernah menyakiti hati kita. Namun Rin, memaafkan mereka adalah pilihan yang terbaik. Kebencian itu juga membuang waktu kita saja, dimana kita selalu mengisi sela-sela lamunan dengan memikirkan dia dan terkadang kita sampai lupa untuk memperhatikan orang orang yang kita cintai karena terlalu sering memikirkan tentang orang yang kita benci. Jadi belajar untuk memaafkan orang, Memaafkan kesalahan orang lain memang  terasa berat kalau tidak datang dari hati, kita merasa berat untuk melupakan kesalahan yang pernah ia buat. Mungkin kita bisa saja memaafkan orang tersebut, tapi sayangnya maaf hanya dari kata-kata saja tapi dari hati belum tentu kita memaafkannya, ya karena itu tadi, memaafkan seseorang bukan dari hati, masih ada secuil rasa kesal, benci, bahkan rasa dendam, ketika kamu mulai memaafkan dia, In Syaa Allah Allah akan membuat kamu melupakan kesalahan orang itu. Agar hatimu tenang, mulailah memaafkan dan menyadari bahwa terkadang seseorang bisa saja melakukan kesalahan bahkan kita pun seperti itu," ucap Arini yang di simak baik-baik oleh Karin

"Kak Arini ... makasih atas nasehatnya, makasih Kak ... Karin akan belajar untuk memaafkannya Kak, perkataan Kakak ada benarnya juga."

"Bismillah kamu harus bisa demi kebaikan kamu, agar hati kamu juga tenang Dek."

"Aamiin Kak, makasih Kak Arini," ucap Karin sambil memeluk Arini

"Karin mau gak kerja sama Kakak? Kakak pernah ada niatan untuk membuka kedai kopi gitu tapi masalahnya kakak kurang mengerti begituan, jadi Kakak mau, kita bersama-sama membuka kedai kopi, kamu yang urus semuanya, Kakak yang modalin nya, gimana? Pokonya karena kamu ahli nya kakak serahkan pada kamu, gimana?" tanya Arini

"Beneran nih Kak?"

"Iya bener, mau gak? Kamu kan ahli dalam hal itu, kamu sudah ada pengalaman mengelola Kafe."

"Mungkin ini jawaban atas doa-doa Karin dulu, Karin mau Kak."

"Alhamdulillah, nanti Kakak cari tempat yang strategis, dan secepatnya kita akan membuka kedai itu, makasih ya."

"Karin yang seharusnya berterima kasih pada Kakak, sudah memberikan pekerjaan untuk Karin."

"Sama-sama, Bismillah semoga dilancarkan."

"Aamiin Kak."

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam."

"Kak Nazwa, Kak Atika?"

"Karin ... Ya Allah bagaimana keadaan kamu sekarang? Kakak kaget mendengar hal ini Karin," ucap Nazwa langsung memeluk Karin

"Alhamdulillah perlahan mulai membaik Kak. Kak Arini, ini kakak-kakak Karin, ini Kak Atika, Kak Nazwa."

"Salam kenal," ucap Arini

"Salam kenal juga Kak," ucap Atika

"Eh jangan manggil Kakak, sepertinya kita seumuran," ucap Arini

"Umur berapa?"

"29."

"Nah kan sama."

"Eh iya ya hehe ... kami sangat berterima kasih pada kamu dan keluarga sudah merawat Karin," ucap Atika

"Iya, sudah menjadi kewajiban kita menolong sesama," ucap Arini

"Tante ... Assam nakal," adu Ara.

"Enggak Bun, Azzam gak nakal!"

"Eh Ara?"

"Tante Atika, Tante Nazwa."

"Hai sayang," ucap Nazwa

"Azzam jangan suka ganggu Ara!" ucap Arini

"Enggak kok Bun."

"Ini Azzam anak aku."

"Hai Azzam," ucap Atika

"Ih gantengnya Azzam, pasti Ayahnya ganteng juga," ucap Nazwa

"Aisyah mana Tan?" tanya Ara

"Di rumah sayang. Ara bahagia gak Bunda sudah mulai membaik?" tanya Nazwa

"Bahagia banget, Ara gak mau Bunda seperti kemarin."

"Ara jaga Bunda baik-baik ya."

"Ara sayang Bunda," ucap Ara memeluk Karin, Karin terharu, ia tidak menyangka gara-garanya banyak orang yang merasa sedih dan ia repotkan, ia akan berusaha agar bisa kembali bangkit lagi.

"Rin dia selalu menanyakan keberadaan kamu" ucap Atika membuat Karin terkejut mendengarnya.

Yang belum baca ceritanya Arini yuk baca, mengisahkan  kehidupan Arini, yang berjudul "ARINI"

Takdirku "menjadi ibu muda" (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang