Aku pergi jauh berlari dari masa lalu, aku tetaplah aku, namun akan menjadi aku yang lebih baik
🥀🥀🥀
5 Tahun sudah waktu berlalu, selama bertahan di kota ini perjalanan hidup ku tidak lah mudah, begitu banyak rintangan dan kesulitan hidup yang sudah aku lalui, tanpa terasa aku mampu melewati masa-masa sulitnya untuk bertahan hidup tanpa keluarga. Tapi Allah pertemukan aku dengan orang-orang yang baik, yang selalu ada untuk ku, yang selalu memberikan dukungan. Pernah terpikir untuk menyerah dan mengakhiri hidup ini namun Allah menguatkan ku, Allah berikan jalan kemudahan agar aku bisa bertahan hidup melewati lika-liku kehidupan ini. Allah selalu ada di setiap aku membutuhkan Nya, Allah bimbing aku dengan sabar, karena keluarga baruku lah yang membuat aku bisa bertahan sampai saat ini.
"Sayang jangan lari-lari, Nak."
"Ayo Bunda!"
"Iya sayang, dah kita berangkat."
"Bekal hari ini apa Bun?" tanyanya sambil menatapku.
"Nasi goreng telur ceplok."
Aku melangkah menuju motorku, dan tidak lupa untuk mengunci pintu rumah.
"Ayo sayang kita berangkat."
"Go!" ucapnya bersemangat, aku tersenyum melihat nya bersemangat pergi sekolah.
Kiara Alifa, Putri kesayangan ku, sumber semangat dan kebahagiaan ku, kini usianya sudah memasuki yang ke lima tahun, sudah lima tahun juga ia menemani hari-hariku, dan pastinya berjuang sendiri untuk dia. Kiara anak yang ceria, selalu ingin tau dan banyak bicara, aku akan memberikan pendidikan sebaik mungkin untuk nya, aku akan menjadi seorang ibu sekaligus seorang ayah untuknya. Aku begitu sangat menyayangi nya, semenjak ia hadir dalam kehidupan ku, hari-hari ku semakin berwarna dan bahagia.
Seperti biasa, jam setengah delapan kami berdua sudah pergi meninggalkan rumah, sebelum pergi bekerja, aku menitipkan dia terlebih dahulu di rumah anak-anak, di sana ia bisa belajar, berteman dan bermain dengan banyak anak-anak seusianya.
Cukup sepuluh menit saja, aku sudah sampai pada tujuan pertama ku.
"Ayo sayang turun."
"Angkat," ucapnya manja
"Ih manja anak Bunda." ucapku langsung menurunkan nya dari motorku.
Kami berdua langsung masuk ke dalam rumah anak-anak itu, aku selalu mengantar Kiara sampai ke dalam.
"Assalamu'alaikum Kiara."
"Wa'alaikumussalam Bu guru."
"Saya titip Ara ya Bu, cubit kalau Ara nya nakal," ucapku
"Hehe ... iya."
"Ara gak nakal kan Bu?" tanyaku.
"Iya Alhamdulillah Ara anak yang baik, dan dia salah satu murid yang sangat ceria."
"Alhamdulillah saya senang mendengarnya. Ara berteman dengan baik ya, dengerin apa kata Bu Guru!"
"Siap Lady boos." Aku terkekeh mendengar ucapan nya
"Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumussalam."
Setelah tugasku selesai, aku kembali melanjutkan perjalanan ku menuju tempat kerja yang tidak begitu jauh dari sekolah Kiara.
Sesampainya di sana, aku langsung masuk ke dalam kafe itu, ku lihat para pelayan sudah sibuk membersihkan meja sebelum membukanya.
"Selamat pagi Bu Manager."
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdirku "menjadi ibu muda" (SUDAH TERBIT)
Teen Fiction📌Sudah terbit jika ingin memesannya bisa langsung hubungi saya Karin seorang ibu muda, ia hamil disaat umur 18 tahun karena suatu kejadian yang membuatnya hamil di usia muda. Ia hamil bukan karena pergaulan bebas namun ada suatu kejadian yang membu...