MIM 36

33.6K 1.8K 33
                                    

Jika dia memang yang terbaik untukku, dekatkanlah, dan satukanlah kami dalam ikatan halal, namun jika bukan, maka lapangkanlah jiwa ini agar bisa menerima ketentuan-Mu.

♥️♥️♥️♥️♥️

Kehadiran Bang Wildan di rumah ini menjadi salah satu kebahagiaan ku, aku bisa melepas rindu yang sudah lama terpendam, akhirnya Allah pertemukan kami kembali dengan saling memaafkan dan kembali membaik seperti dahulu. Malam tadi aku dan Bang Wildan baru tidur jam satu malam, saking asiknya ngobrol sampai lupa waktu tidur, saling bertukar cerita dan bercanda gurau, sudah lama kami tidak ngobrol seperti itu.

"Hari ini Abang mau ke mana?"

"Kayanya di rumah aja, sudah tiga hari Abang keluyuran mencari kamu Rin. Ara tinggal sama Om ya."

"Oke deh Om."

"Bagus. Ini masak apa Rin?"

"Ini namanya ayam masak lemak, Karin jadi bisa masak karena Kak Atika yang ngajarin."

"Haha ... syukur ada yang ngajarin, dulukan kamu itu hanya bisa makan tapi sekarang siapa sangka bisa masak juga, sudah cocok lah jadi istri."

"Abang sendiri masih jomblo, kenapa gak nikah?"

"Lagi proses, doain semoga lancar."

"Calonnya sudah ada?"

"Iya."

"Wah ... namanya siapa Bang?"

"Anissa, Adik kelas waktu di pondok, dan teman sekantor."

"Maa Syaa Allah ... kalau sudah jodoh gak kemana-mana ya Bang, gak sabar mau lihat Abang nikah, kalau gitu Abang yang duluan Nikah baru Karin."

"Eh jangan gitu, Abang gak masalah kalau kamu mau duluan, duluan aja, Abang masih lama Rin, tiga bulan lagi, nungguin dia menyelesaikan S2 nyam"

"Hem ... Karin pun tidak tau apa mungkin dalam waktu dekat ini menikah? Sudah ah bahas itu sekarang kita makan. Ara makan yang banyak."

"Om Wildan suapin Ara dong."

"Dasar manja," ucapku

"Sini Om suapin."

"Makasih Om."

Aku senang melihat Ara kembali ceria, kembali membaik, mungkin besok dia sudah bisa kembali bersekolah, setelah lima hari izin tidak masuk sekolah.

******

Aku baru saja sampai di kedai. Ku lihat ada mobil Kak Arini yang terparkir.

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam. Karin? bagaimana kabar kamu Rin? Ara sudah sekolah?"

"Alhamdulillah baik Kak. Ara tinggal di rumah bersama Om nya Kak."

"Om? Siapa Rin?" tanya Kak Arini.

"Sama abang Karin Kak, Alhamdulillah Karin dan Abang sudah baikan."

"Alhamdulillah Kakak senang mendengarnya. Ibu gimana?"

"Ibu gak ikut, Karin rasa ibu masih marah, mungkin nanti kalau Karin sudah siap Karin pulang."

"Sebaiknya kamu cepat-cepat menjelaskan yang sebenarnya Rin, lima tahun bukan waktu yang singkat, kamu harus yakin dan percaya, ibu akan memaafkan kamu dan menerima kamu lagi. Kamu harus segera menemui beliau agar hati kamu tenang dan tidak ada beban pikiran lagi."

"Baik Kak In Syaa Allah secepatnya Karin menemui ibu. Makasih Kak."

"Sama-sama. Eh gimana kedai ini? Perlu karyawan lagi gak? Kata Vera semakin hari semakin banyak orang yang ke kedai kita."

"Iya Kak, kita perlu dua orang karyawan lagi yang bantu membuatkan kopi dan melayani."

"Baiklah nanti kakak cari karyawan baru. Alhamdulillah ya Rin sebulan sudah kedai ini buka banyak yang menyukai kopi di sini."

"Alhamdulillah ... Karin sangat bersyukur Allah lancarkan rezeki kita Kak."

"Ini berkat kerja keras kamu Rin, Rezeki dari Allah melalui kamu yang mengurus kedai ini dengan baik dan berkat bantuan kamu yang hebat membuat kopi banyak yang menyukainya, terimakasih ya Rin."

"Ini juga berkat Kak Arini yang sudah mau membuka kedai ini dan mempercayakan Karin untuk mengelolanya."

"Semoga usaha kita ini semakin maju."

"Aamiin."

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam," jawab kami berdua

"Kakak ke dalam dulu Rin," ucap Kak Arini.

"Iya Kak," jawabku

"Ara sudah sekolah?"

"Belum, dia ada di rumah. Mau apa?"

"Ketemu Ara."

"Ara tidak ada di sini. Hem ... Abang saya ingin ketemu kamu."

"Abang kamu? kenapa dia ingin bertemu saya?"

"Mungkin dia ingin menghajar kamu, karena sudah merusak adiknya."

"Yang benar kamu?" tanyanya. Rasanya aku ingin tertawa melihat ekspresi wajah ketakutannya

"Takut?"

Ia menggelengkan kepalanya. "E-enggak."

"Bohong, temui saja dia, dia ada di rumah. Saya sibuk sebaiknya kamu pergi. Besok terakhir Abang saya di sini, sebelum dia pulang temui dia."

"In Syaa Allah. Saya pamit, Assalamualaikum."

"Wa'alaikumussalam."

Kira-kira mau apa Bang Wildan ketemu Rayyan?

Besok lagi yaaa, untuk hari ini saja yang update nya Dua part.

Takdirku "menjadi ibu muda" (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang