KOH-44

223 13 0
                                    

Irina melangkah laju menuju ke tadika Ayden. Dari jauh dia dah boleh nampak Ayden. Tapi, seseorang yang baru datang membuatkan Irina kerut dahi lalu semakin melajukan langkah.

"Ayden!"

Ayden menoleh lalu dia berlari laju menuju ke arah Irina. Kaki Irina dipeluk.

"Mummy.."

Irina menarik Ayden ke belakangnya. Seseorang yang dilihatnya tadi datang mendekat dengannya. Orang itu senyum manis. Irina melihat dia tajam. Wajah orang itu yang lebam dan bengkak menimbulkan persoalan di fikiran Irina.

"Hai, Irina. We meet again."

Irina tidak membalas sapaan itu.
"What are you doing here, Mr Nowil?"

"Oh, I just come here to see my friend. He works here. Then suddenly I saw Ayden."

Irina pandang Nowil ragu-ragu. Sangat mencurigakan.

"Okey then. We need to go now."

Irina berpaling pergi tetapi Nowil sempat memegang tangan Irina. Irina pantas menepis. Nowil hanya senyum.

"Oh, I'm sorry but can we talk? Maybe eat somewhere together?"

"No. I need to rush."

"Please. Just this time, Irina."

"No means no. Saya tak rasa kita rapat sangat untuk makan sama-sama."

"Why? You afraid your husband will be angry?"

Irina mencebik. Tanya-tanya pula.

"Oh ya, that's correct. I will be angry if she eats with a random guy."

"Daddy!"

Ayden senyum. Zarrif mendukung Ayden lalu ciuman diberi pada pipinya. Ayden memeluk leher Zarrif erat. Zarrif datang mendekat lalu bahu Irina dipeluk. Dia melihat Nowil dengan pandangan tajam.

"You are her husband? Haha I'm sorry if you're angry at me,Mr."

"Wait, he is-"

"Yea, I'm her husband. We need to go now. I need to take my son home. He's tired."

Percakapan Irina dipotong. Zarrif menjatuhkan tangan dari bahu Irina ke pinggang Irina. Irina kaku. Nowil hanya senyum senget melihat perlakuan Zarrif.

"Okey then. It is nice to meet you again, Irina. Let's have a nice talk after this. And, nice to meet you too, Mr. I hope you two will live happily 'till your last breath."

Zarrif senyum senget juga.
"Ah ya. Of course."

Irina ditarik rapat mendekatinya lalu bibirnya mendarat di pipi Irina. Irina gigit bibir.

"I love my wife. Of course I will make her happy always. And...protect her."

Zarrif berpaling. Mereka melangkah pergi meninggalkan Nowil. Nowil menggenggam buku lima. Irina dan Zarrif dilihat dengan pandangan membunuh.

"It's okey. I have two days more. Just wait."

Nowil mendengus kasar lalu berlalu pergi. Irina menoleh sedikit ke belakang lalu dia berhenti melangkah. Tangan Zarrif ditolak dari terus-terusan memeluk pinggangnya. Suka ambil kesempatan.

"He's gone. Don't need to hug me anymore."

Irina berpeluk tubuh. Zarrif hanya angkat bahu. Dia senyum senget.

"Okey okey."

"Give Ayden to me."

"Biar la. Dia dah tidur ni. Jom la balik sekali."

Key Of HappinessWhere stories live. Discover now