"Tinggg."Bunyi bel sekolah terdengar begitu nyaring dan mampu mengagetkan telinga yang mendengar. Walau 'pun kaget murid-murid sangat bahagia mendengar bel tersebut, tanda ia akan pulang segera kerumah dan melakukan aktivitas istirahat. Contonya seperti rebahan atau meng-istirahat-kan otak.
Ara dan Distra segera membereskan buku-buku cetak dan tulis, segera mereka memasukan buku-buku tersebut kedalam tas. Bukan cuman Ara dan Distra yang melakukan hal tersebut, semua siswa-siswi juga buru-buru karena tidak sabar untuk menikmati tempat tidur mereka masing-masing.
Setelah membereskan semuanya, Ara dan Distra sama-sama berjalan keluar gerbang, saat berjalan Ara dan Distra tidak sengaja bertemu Baskara, cowok yang di kenal nakal satu sekolah, punya perkumpulan abal-abal dan dia termasuk orang penting dalam perkumpulannya. Baskara dulu adalah teman kelas Ara dan Distra sampai kelas 2 SMA tetapi saat ingin naik ke kelas 3 SMA, Baskara di pindahkan ke kelas yang semua murid-muridnya tidak ada yang benar. Semua nakal, semua memiliki pergaulan yang sangat bebas termasuk Baskara si cowok nakal yang rajinnya melanggar peraturan sekolah.
Baskara dan Distra tidak cukup dekat saat satu kelas, Baskara yang nakal dan Distra yang baik dari segala sisi, walaupun suka tawuran sana-sini, ada yang pernah menyimpan hati pada Baskara tapi ia memutuskan untuk mengakhiri perasaannya karena tahu Baskara ternyata punya kekasih yang sangat cantik tapi tidak sekolah di SMA Gemilang.
Asmara Resta, cewek yang pernah memendam perasaannya untuk Baskara. Perempuan yang menjadi baik Distra Anjana, si sahabat tidak tahu kalau sebenarnya Ara pernah menyukai Baskara tapi tidak pernah menceritakan kepada siapa-siapa termasuk Distra.
Buat apa di cerita kalau perasaanku sudah pupus sejak tahu dia punya kekasih?
Ara meyakinkan dirinya sendiri untuk tidak menyukai Baskara tapi sangat sulit apalagi Ara menyukai Baskara sejak SMP sampai sekarang. Mungkin. Tapi Ara juga sudah berusaha untuk tidak mencintai cowok bandel itu walau beberapa kali masih sempat meliriknya saja. Cuman melirik tapi tidak pakai rasa. Tidak apa-apa 'kan?
Distra melemparkan senyumnya ke Baskara dan Baskara membalas senyuman itu. Masih tetap ramah dengan teman-Nya dulu, walau tidak begitu kenal. Bahkan Baskara menatap Asmara dan memberikannya senyum sebagai sapaan dan Asmara tidak merespon apa-apa seperti dulu. Selalu terlihat dingin di depan semua orang bahkan tujuh puluh lima persen anak SMA Gemilang tahu kalau Ara cewek paling jarang senyum dan ketika berada di sebelah Ara orang-orang akan merasa segan dengannya. Bukan takut tapi segan.
Melewati Baskara, mereka sampai di bawah pohon beringin letak si Vespa Butut di letak 'kan oleh Distra biar tidak kepanasan, katanya. Distra memakaikan Ara helm seperti biasa setelah itu menaiki motor butut. Butut-butut begini mahal juga lho.
"Ara?" Panggil Distra di balik helm berwarna biru langitnya.
Ara mendongak ke depan "Apa."
"Aku mau pergi nongkrong sama teman-teman vespa. Bilang-in, ya, sama Mamam,"
"Aku nggak di ajak?" Canda Ara yang langsung membuat Distra terkejut. Biasanya Ara tidak mau pergi bahkan tidak akan pergi ke tongkrongan yang kebanyakan anak-anaknya merokok.
"Memangnya kamu mau ikut?"
Ara tertawa lepas "Nggak lah!" Serunya teriak kemudian memukul helm Distra.
"Ku turunin disini biar jadi gembel kamu!" Balas Distra yang membuat mereka sama-sama tertawa lepas di atas vespa.
Kadang hal-hal sederhana seperti ini mampu membuat senyum Ara muncul walau tidak akan bertahan lama. Semua kembali sama-sama diam, Ara menikmati kendaraan yang saling lambung-melambung dan Distra yang memilih fokus dan senyum-senyum sendiri di balik helm-Nya. Tidak, Distra tidak gila tapi begitu lah responnya kalau membuat Ara tertawa. Hal langkah makanya ia seperti sangat berbahagia.
![](https://img.wattpad.com/cover/216330283-288-k733184.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DISARA [COMPLETED]
Roman pour AdolescentsYANG NGGAK SUKA KEBUCINAN HARAP UNTUK TIDAK BACA! Distra menjadikan Ara pusat dunianya, dan Ara menjadikan Distra belahan jiwanya. Distra yang tak ingin melepaskan Ara, dan Ara yang tak ingin bergantung pada Distra. ini tentang Asmara Distra. -//- ...