29

617 61 2
                                    


Tiba acara ulang tahun Syira yang terletak di rumah Syira, tepatnya di belakang rumah Syira yang sudah di hiasi berbagai macam pernak pernik, cantik sekali! Warna-warna yang di padukan juga sangat indah yaitu terdiri dari warna pastel karena rumah Syira yang lumayan besar jadi tamu yang di undang lumayan banyak, mulai dari keluarga kerabat, teman kelas, teman bimbelnya Syira, beberapa anak paskibra yang ternyata juga di undang di acara ini, dan Syira juga mengundang beberapa teman nadia. Teman kakaknya.

Distra, Ara, dan Baskara sudah tiba di kediaman Syira tepat waktu, yaitu jam 7 malam.

Karena temanya serba warna pastel jadi Distra memilih untuk mengenakan kemeja biru muda yang tidak di kancing lalu padukan dengan kaos putih. Sedangkan Baskara yang tidak memiliki warna baju yang cerah-cerah akhirnya ia memutuskan untuk menggunakan jaket hitam dan celana hitam seperti biasa alhasil Baskara bisa menjadi pusat perhatian. Cewek-cewek yang melihat Baskara langsung mencuri pandang, mau itu secara terang-terangan atau cuman mengagum menikmati ketampanan Baskara.

Kalau untuk Ara, gadis itu memakai pakaian yang cukup sederhana yaitu memakai dress selutut berwarna ungu kesukaannya. Itu adalah baju pemberian dari Kahi sebelum ia kembali ke Yogyakarta.

Sebenarnya Ara tidak ingin datang ke acara ulang tahun yang sangat membuat kepalanya pusing, terlalu bising, terlalu ramai, dan terlalu bahagia. Acara ini terlalu bahagia sedangkan mood Ara tidak sebagus mereka semua. Satu alasan yang membuat Ara tak ingin datang ke acara ini yaitu ia akan bertemu Nadia dan Keisyah di sini. AH SANGAT MENYEBALKAN! Serunya dalam batin.

Sekarang Ara bersama Baskara, sedangkan Distra, ah, cowok itu pasti pergi menghampiri pacarnya yang sangat bahagia karena umurnya sudah menginjak 16 tahun.

"Gini amat nasibku." Gumam Ara namun Baskara masih bisa mendengarnya dengan jelas.

Cowok itu menoleh. "Lo ngomong sendiri?" Ara langsung menganggukan kepalanya.

"Emangnya nasib Lo kenapa?"

"Saat aku suka sama kamu kita jauuhh banget bahkan kayak orang nggak kenal sama sekali, eh saat aku udah nggak punya perasaan sama kamu lagi kita bisa jadi deket banget kayak sekarang." Celoteh Ara, baru kali ini Baskara mendengar curhatan cewek galak di sebelahnya yang sedang asik melempar makanan ikan ke dalam kolam.

Si cowok bandel itu terkekeh, ia baru sadar selama ini ada yang mencintainya selama itu tanpa di ketahuinya. "Yaudah suka lagi aja." Ara berdiri dari tempatnya lalu menatap cowok itu dengan sinis. Sorot matanya sama-sama tajam dengan Baskara.

"Aku orangnya malas mukul di tempat ramai, tapi kalau kamu mau, hayuk atuh ku tinju sampi badan biru-biru kayak krisna."

Kembali Baskara tertawa keras sampai-sampai kembali mencuri perhatian beberapa tamu undangan. Ada yang menatap Baskara dengan bingung, ada yang sambil senyum-senyum nggak jelas, ada juga yang menatap Baskara dengan tatapan iri. Kalau iri kebanyakan cowok-cowok, mungkin iri melihat Baskara yang terlalu memukau dari yang lain.

"Ambil minum yuk." Ajak cowok dengan pakaian serba hitam-hitam tapi menggoda.

"Pergi sendiri aja, ikan-ikannya masih lapar. Mungkin nggak pernah di suapin sama yang punya rumah."

"Terserah Lo, mood jelek tapi suka banget ngelawak, mending tiap-tiap hari mood Lo jelek biar orang-orang pada terhibur."

Kembali Ara menatapnya dengan tatapan tak suka. "Pergi nggak sekarang???" Usir Ara dengan nada tegas membuat cowok itu merinding disko.

"Dasar nenek lampir." Umpat Baskara lalu pergi.

Sekarang Ara cuman sendiri duduk di tepi kolam, ya walaupun sebenarnya ada beberapa ikan Koi yang cantik-cantik menemaninya, tapi itu belum cukup, ia butuh teman tapi bukan modelan Baskara yang sukanya usil, tapi ia butuh Distra yang selalu ada disisinya walaupun usil juga sih. "Baskara usilnya nggak main-main, kalau Distra masih bisa di toleransi."

DISARA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang