Dari sejak Ara meninggalkan Distra dan Syira di kelas ia belum juga kembali ke kelas padahal sekarang sudah pukul setengah 12 siang. Distra akhirnya memutuskan untuk bolos sebelum waktunya shalat jum'at berjamaah untuk mencari Ara yang entah sejak tadi hilang, tidak ada yang tahu dimana gadis itu sekarang berada, bahkan, Bobon pun tak melihat Ara di kantin.Distra mengelilingi sekolah, semuanya ia telusuri tapi tak ada satu pun tanda-tanda dimana Ara berada. Setiap ia melihat siswa yang berkeliaran di sekolah pasti akan ia tanyai dimana gadis itu berada. "Liat Ara nggak?" Tanya Distra tapi cuman mendapatkan gelengan.
"Ara dimana sih? Bisa aja bikin aku panik." Katanya sambil mengusap wajahnya.
Distra menatap toilet cewek yang berada di sampingnya, ia langsung kepikiran soal Ara yang sering menghilang tiba-tiba kalau sedang menstruasi dan bocor. Ia langsung masuk ke dalam toilet tanpa sadar itu adalah toilet cewek namanya Girls Area, saat masuk semua siswi yang di dalam langsung teriak histeris melihat Distra yang sudah berada disana. "COWOK MESUM LO!" Kata salah satu cewek yang sepertinya itu adalah adik kelasnya, tanpa memandang siapa orang di hadapannya, cewek itu langsung memukuli Distra secara bersamaan.
Cowok itu tak menyangka kalau pukulan cewek ternyata sakit juga, Distra langsung di usir dengan cewek-cewek itu secara paksa tanpa mendengarkan tujuan Distra kenapa sekarang ia berada disini—girls area. Distra berantakan, bajunya lecek, dasinya sudah tak berbentuk lagi, rambutnya sudah kemana-mana karena di jambak oleh cewek-cewek petarung itu. Distra tak bisa membayangkan kalau saja cewek-cewek itu di putuskan sama pacarnya, mungkin si pacar bisa mati di tempat karena cuman di jambak.
Tapi setelah Distra pikir-pikir Ara sepertinya tak ada di dalam, tidak ada tanda-tanda dirinya jika ia ada di dalam sana.
Distra kembali mengingat-ingat dimana saja toilet cewek di sekolahnya, dan yang di kepalanya adalah toilet yang berada di belakang sekolah, toilet paling sepi karena disana fasilitisanya kurang lengkap, kurang cermin maksudnya, makanya siswi-siswi SMA Gemilang sangat jarang untuk kesana.
Bukannya pergi ke toilet di belakang sekolah, ia malah berjalan menuju kelas Syira. Entah apa yang di pikirkannya sampai-sampai langkah kakinya membawa dia kedepan kelas adik kelasnya, sontak saja kelas itu langsung ribut, semuanya berseru kaget melihat kakak kelas mereka ada di depan pintu dengan wajah cemas serta gelisah.
"Anjir, ngapain kak Distra ke kelas kita?"
"Waduuhh, ada apa nihhh."
"Dia bukan nyariin Gue kan??"
Seperti itulah cewek-cewek ketika melihat wajah tampan Distra, apalagi Distra di kenal sebagai anggota basket yang cukup famous.
"Panggilin Asyira dong." Ujar Distra pada salah satu cowok kutu buku yang hendak masuk kedalam kelas.
Sekilas cowok itu hanya mengangguk dan segera berjalan ke meja Syira. Gadis itu sedang sibuk berkutat dengan buku matematika di hadapannya, dan saat itu Syira mengenakan kacamata. Sejak kapan tuh anak pake kacamata? Tanya Distra pada dirinya sendiri.
"Kak Distra?"
Ada sedikit malu yang ia rasakan sekarang, pasalnya sangat aneh meminta pembalut ke Syira, apalagi sekarang teman-teman banyak menguping dengan terang-terangan. Akhhh bodo amatlah, yang penting Ara-ku ketolong sekarang, malunya belakangan. Distra berdehem lalu memperbaiki kera bajunya yang sedikit lusuh.
"Kamu punya pembalut nggak?"
Semua mata tertuju ke arah Distra, begitu juga dengan Syira yang langsung membulatkan matanya luas-luas. "Pe-pembalut?? Untuk apa?" Tanya Syira tak habis pikir, gadis cantik berwajah bidadari itu pipinya terlihat merah padam dan urat malunya serasa ingin putus.
KAMU SEDANG MEMBACA
DISARA [COMPLETED]
Teen FictionYANG NGGAK SUKA KEBUCINAN HARAP UNTUK TIDAK BACA! Distra menjadikan Ara pusat dunianya, dan Ara menjadikan Distra belahan jiwanya. Distra yang tak ingin melepaskan Ara, dan Ara yang tak ingin bergantung pada Distra. ini tentang Asmara Distra. -//- ...