5

1.1K 111 6
                                    


Sudah jam istirahat. Ara dan Distra sama-sama pergi ke kantin, sekarang Ara lagi mengantri makanan sedangkan Distra cuman duduk bersantai sembari di temani Bobon yang sedang asik memakan bakso sekaligus bihun. Kata Bobon, makan bihun bisa bikin dia glowing walaupun nggak pakai skincare sekalipun.

Setelah Ara paling depan, ia cuman memesan dua mie kuah. Satu punya Ara dan satu Punya Distra, Ara lalu mengambil dua mangkuk mie kuah beserta kecap, jeruk nipis, sambel yang juara pedasnya beserta nampan sebagai wadah biar Ara tidak kelelahan untuk pulang balik ke stan mie kuah Mang Ujang.

Sampai di meja kantin, Ara sudah di sambut dengan minuman dark cokelat kesukaannya sedangkan Distra lebih menyukai lemon tea. Dua-dua minuman tersebut merupakan dari salah satu stan yang sama. Yaitu, stan milik Abah dan Ibu. Suami istri yang sama-sama menjual dengan suka cita, dua-duanya adalah manusia yang sangat baik, dan mungkin itu yang membuat stannya juga selalu laku dari yang lain.

Selain menjual dark cokelat dan lemon tea, Ibu dan Abah juga menjual ayam geprek yang pedasnya juara. Ara termasuk orang yang mencintai ayam gepreknya ibu dan abah, tapi baru kali ini ia lebih memilih makan mie. Kata Ara, ia kenyang, lagi tidak ingin makan nasi.

"Makasih Ara-nya aku." Kata Distra setelah itu mengambil mangkuknya diatas nampan.

Cowok itu mulai meracik, jeruk nipis satu setengah iris ia peras ke dalam mangkuk mie kuahnya, setengah sendok makan kecap manis dan setetes sambel juara Mang Ujang, sedangkan Ara, satu sendok sambel juara, satu iris jeruk nipis kemudian ia peras dan masukan ke dalam mangkuk, dan tanpa memakai kecap.

Ara yang suka makanan pedas dan Distra yang suka semua makanan kecuali pedas. Padahal saat kelas 1 SMP semester 2 Ara mengalami usus buntu dan harus segera di operasi, itu karena ia sering makan makanan pedas, tapi setelah operasi, ia kemudian kembali memakan pedas yang bahkan dua kali pedasnya.

"Asmara, kalau bisa sambelnya di kurangin. Mau kamu di operasi lagi?" Tanya Distra yang tidak di perdulikan Ara. "Mau ususmu di potong lagi sampai habis?" Sekali lagi dan tidak di perdulikan Aranya.

"Nggak usah pura-pura budek. Tuhan nanti marah dan copot telinga kamu."

Ara cuman menghela nafas dengan gusar, lalu menatap Distra dengan lekat-lekat. "Orang kalau udah usus buntu nggak akan usus buntu lagi Distra. Nggak usah pura-pura bego Dis, tuhan nanti marah dan tuhan ngambil otak hangus kamu." Kalimat terpanjang yang di katakan hari ini dan beberapa kalimatnya barusan ia copy paste dari dari perkataan Distra beberapa menit yang lalu.

Distra cuman tersenyum kecil, kemudian mengusap rambut Ara secara kasar sampai-sampai rambut gadis itu berantakan karena ulah Distra. "Lucu banget sih sahabatku, pengen cepet-cepet nikahin deh."

Ara langsung menunjukkan mimik jijiknya sedangkan Bobon yang ternyata hadir di antara mereka hanya merasa dirinya seperti hewan kecil berterbangan yang sering mengisap darah seseorang. Ya, nyamuk. Hewan mungil tapi bisa mematikan.

Dan seketika suasana menjadi hening di meja yang di duduki oleh Distra, Ara, dan Bobon. Semuanya sibuki dengan makan-makannya, termasuk Ara yang sangat lahap makan mie kuahnya bahkan sekarang sudah hampir habis, tinggal kuahnya yang berwarna merah akibat sambel, sedangkan Distra masih ter golong banyak bahkan mie-Nya tidak berkurang sama sekali.

Setelah makan Ara berdiri dari tempat duduknya dan mengambil mangkuk untuk mengembalikan ke meja Mang Ujang. Sebenarnya, Mang Ujang yang akan ambil sendiri mangkuknya di meja-meja kantin tapi Ara tidak ingin memberatkan pekerjaan paruh baya tersebut. Mang Ujang cuman sendiri menjual, cuman sendiri memasak, dan cuman sendiri mencuci mangkuk dan piring anak-anak SMA gemilang, semuanya sudah terasa berat di mata Ara, dan gadis itu tidak ingin memberatkannya lagi.

DISARA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang