35

929 72 3
                                    


Kenyataannya sekarang kami nggak pernah berkontakan seperti dahulu.

Setelah kejadian 7 tahun lalu Distra tidak menemukan semua sosial media yang Ara miliki, bahkan Disya pun yang bertukar pesan dengan Kahi tidak diberikan nomor ponselnya atas perintah Ara karena perempuan itu benar-benar ingin melupakan Distra. Sekali, 5 tahun yang lalu Kahi memberitahukan kondisi Ara kalau perempuan itu sering merindukan Distra tetapi hari berikutnya Kahi tidak pernah lagi ingin memberitahukan informasi tentang Ara, bahkan sekarang Distra tidak tahu dimana Ara sekarang bekerja di usia 25 tahunnya.

Setiap minggu? Setiap hari? Entahlah, yang di pikiran Distra hanyalah sosok perempuan yang selalu ia lindungi di masa lampau.

"Pak CEO itu seharusnya kerja ngantor kenapa malah bengong nggak jelas." Suara berasal dari pintu, membuat Distra menoleh sembari memasang mimik syok akibat kedatangan tamu tak di undangnya.

"Apaan Pak CEO," ketus Distra. Mood-nya sedang buruk kalau habis memikirkan perempuan yang di rindukannya selama tujuh tahun ini.

Baskara tertawa terbahak-bahak, sikapnya sekarang masih belum berubah seperti masa sekolah. "Besok pas pesta pernikahan Gue, perempuan yang Lo rindu-rinduin selama ini bakal datang, jadi besok persiapin diri Lo dengan baik-baik," Jelas Baskara yang masih dalam posisi bersandar pada dinding sembari melipat kedua tangannya di dada.

"Dia datang di pernikahan Lo?"

"Iya, Gue kirimin dia undangan."

"Tau dari mana kantornya?"

Baskara langsung tersenyum meledek. "Nggak penting Gue tau dari mana, yang penting itu sekarang adalah Lo harus siap menerima semua kenyataan kalau suatu saat ada yang nggak sesuai dengan ekspetasi Lo tentang status Ara."

"Status?"

"Yoi, bisa aja kan dia udah pacaran, atau tunangan, atau bahkan nikah. Di umur dua puluh lima tahun kan sudah mestinya perempuan ngebet nikah."

Tak pernah terlintas dipikiran Distra kalau suatu saat Ara akan menikah dengan orang lain.

Distra mengusap wajahnya dengan gusar. "Bikin nambah beban pikiran aja. Pulang deh, Lo kan besok bakal nikah bisa-bisanya datang ke kantor Gue cuman buat ngomong kayak gini." Kata Pria itu sembari mengalihkan pandangannya dengan computer di hadapannya.

"Bisa-bisanya Lo usir gue padahal ini informasi penting,"

"Bukan penting nggak pentingnya, kan bisa lewat telfon."

Pria yang sedang bersandar pada dinding memutuskan untuk duduk di Sofa. Ia memejamkan matanya seperti tengah memikirkan sesuatu.

Distra merobek kertas HVS yang sudah di buat menjadi seperti bola salju kemudian melempari Baskara. "Di suruh pulang malah pergi duduk."

"Dirumah lagi banyak keluarga Gue, berisik banget malah emak-emak lagi yang ceritanya paling banyak,"

"Wajarlah kan Lo mau nikah."

"Setengah jam gue disini. Baru gue pulang." Mohon Baskara yang akhirnya di setujui oleh Distra. Ia juga sedang sibuk dengan urusan kantornya dan bukan waktu yang tepat untuk memikirkan Ara, memikirkan Baskara, dan memikirkan hari esok jika merek sampai bertemu lagi.

Ngomong-ngomong soal pekerjaan Distra, pria itu bekerja di salah satu anak perusahaan milik keluarganya. Awalnya Mamam-nya Distra menolak kalau Distra harus bekerja di kantor yang tak terlalu besar sedangkan Distra sudah memiliki skill untuk melanjutkan perusahaan kontraktor milik keluarganya, tetapi ini kemauan Distra sendiri, ada saatnya ia harus merasa di bawah dan perlahan naik ke tingkat paling atas seperti Papap-nya rasakan selama ini.

"Woi Dis," panggil Baskara.

"Hmmm,"

"Kira-kira nanti gue bisa jadi ayah yang baik nggak ya?"

Distra tersedak. "Mana gue tau, Lo aja pas masih sekolah bandelnya minta ampun untung tahun terakhir Lo mau belajar."

"Kalau nanti Lo ketemu sama calon istri Gue jangan sampai bocorin masa-masa Gue ngebucin sama si Nayara. Awas aja kalau sampai!"

Pria dengan setelan jas berwarna hitam, lengkap dengan dasi, hanya tergelak tawa di singga sana miliknya. "Padahal dua tahun lalu Lo sama si Raihana sempat putus kan? Kok sekarang malah nikah aja." Sahut Distra seusai tawanya terhenti.

"Tahu kan kata pepatah yang mengatakan Jodoh nggak bakal kemana, tapi..."

"Tapi?"

"Tapi kata pepatah itu nggak berlaku di Lo!"

Puluhan kertas HVS berbentuk bola salju melayang tepat sasaran di wajah Baskara. Siapa coba yang lagi galau tiba-tiba di ledekin, sama sahabat sendiri pula.

"Awas aja muka Gue sampai lecek karena ulah Lo, Gue nggak bakal izinin Lo masuk di gedung pernikahan Gue."

"Iya deh yang besok bakal jadi kepala keluarga." Baskara cuman menanggapi dengan tertawa.

Tiba-tiba saja terbesit di pikiran Distra tentang sosok calon istri Baskara, maklum lah, sejak Baskara dan Raihana pacaran, Baskara tak pernah sama sekali menceritakan sosok perempuan yang di dekatinya selama ini itu seperti apa. "Si Hana sekarang kerja apa?"

"Sekarang sih kerja di Bank tapi Gue mau kalau nanti kita udah punya anak, Hana nggak usah kerja lagi. Cukup gue yang nyari nafkah dan dia ngurus anak."

"Lah? Kenapa memang kalau si Hana kerja sambil urus anak? Kan nggak apa-apa,"

Baskara menggelengkan kepalanya, tak setuju apa yang Distra katakan barusan. "Bunda sama Ayah Gue dua-duanya kerja, mereka sibuk banget sampai nggak bisa ngurus gue dan alhasil pas masa-masa sekolah dulu gue jadi anak paling bandel di sekolah karena di rumah Gue jarang dapat nasihat dari kedua orang tua Gue makanya sekarang Gue nggak mau sampai kejadian dulu terulang lagi sama anak Gue."

"Tapi kalau Hana tetap kekeuh pengen kerja gimana?"

"Nah kembali lagi, kalau misalkan dia kekeuh pengen tetap kerja dan ngejar cita-citanya, Gue sebagai suaminya bakal tetap dukung dia lah."

Distra memberikan oplos dengan menepuk tangannya kencang-kencang dan menjabat tangan Baskara dengan bersemangat. "Fiks, kalau nanti Gue bakal nikah kayaknya gue harus berguru di Lo deh."

"Calon istrinya aja belum tentu udah sold out atau nggak, sok-sok-an pengen berguru di Gue."

"Sekali ya Lo ledekin Gue ... Gue panggil security di luar biar usir Lo sekarang."

Dan berlanjutlah percakapan mereka hingga saat tiba Baskara di usir oleh Distra menggunakan security di kantornya.

Bapak CEO

4 april 2021

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

4 april 2021

DISARA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang