24

564 51 0
                                    


Hari ini Ara dan Distra berangkat bersama-sama menuju tempat bimbel dan soal Syira, ia tidak nebeng di mobil Distra padahal sebenarnya Syira sangat ingin tetapi Nadia datang dan berniat ingin mengantarnya ke tempat bimbel. Oh iya, Nadia tidak sendiri, ia bersama pacarnya saat itu.

Ara mengeraskan volume. Gadis itu menyambungkan playlist Spotify-nya ke mobil Distra jadi mereka bisa mendengar musik bersama-sama. Lagu yang sedang ia dengarkan pada saat itu adalah Aku Bukan Untukmu-Rossa. Hati gadis itu sedang mendung sejak tadi, entah apa yang di pikirannya saat ini tapi hatinya memang benar-benar galau tak karuan.

Cowok disebelahnya sempat menoleh beberapa kali walau hanya sebentar karena ia harus fokus kedepan namun cowok itu sudah menyimpulkan kalau ada yang tidak beres dengan sahabatnya.

Karena Ara bukan tipe cewek yang sering mencurahkan hatinya kepada teman jadinya Distra susah untuk berkomunikasi kalau sahabatnya sedang kenapa-kenapa.

"Lagunya bisa di ganti nggak?" Tanya Distra hanya untuk basa-basi.

Ara menggeleng. "Aku suka lagu ini." Balasnya dengan tatapan masih mengarah ke jalanan yang penuh dengan laju kendaraan.

"Baru kali ini kamu suka lagu galau. Kamu emang beneran galau atau kenapa??"

Sekali lagi Ara menggeleng. "Nggak kenapa-kenapa. Cuman seneng aja denger lagu ini."

"Terkadang lagu bisa mencerminkan suasana hati, kalau kamu happy pasti kamu bakal denger lagu-lagunya Hindia, kalau kamu galau pasti denger lagunya—

"Lagunya Rossa," lanjut Ara memutar badannya mengarah ke Distra.

Distra mengangguk-angguk mengerti lalu memilih diam. Tak ada yang perlu dibicarakan lagi kalau Ara-nya terlalu tertutup soal hati. Ara belum mengalihkan pandangannya ke arah lain, ia masih memandang Distra dengan pikiran kosong, seperti jika ia memandang foto sang bunda yang telah tiada.

"Distra?"

Distra menoleh sedikit, "Ya?"

"Kalau di liat-liat Ira orangnya baik, ya?"

"Sangat baik malah, tapi kadang aku mikir, kalau sekarang itu aku sudah mulai meresponnya karena aku suka dia atau cuman aku tidak ingin mengabaikan dia." Jawab Distra dengan senyum tipisnya. Mungkin sedang membayangkan wajah Syira.

Mobil Distra sampai tepat di depan tempat bimbel. Ara segera turun tanpa menunggu Distra, cewek itu beralasan ingin pergi ke toilet dan pada saat Distra turun dari mobil ia tidak sengaja melihat Syira baru saja sampai dengan mobil sedan milik kakaknya. Segera Distra menghampiri Syira.

"Kak Distra baru sampai juga?" Tanya Syira.

"Iya."

"Kak Ara mana?"

"Lagi ke toilet, katanya sih kebelet."

"Yaudah kak, ayo masuk takutnya tentor sudah datang lebih dulu dari kita."

Terdengar jelas bahwa Syira adalah gadis yang sangat rajin dan on time, makanya Distra semakin berpikir kalau Syira memang gadis yang baik walaupun Distra sebenarnya tidak suka dengan gadis manja dan kekanak-kanakan.

Percakapan mereka berakhir saat Syira memutuskan untuk masuk ke kelas duluan yang berada di lantai 2 sedangkan kelas Distra berada di lantai 3.

Sesampainya di kelas, Distra melihat Ara sudah duduk di tempat biasanya dan menyimpankan Distra di sebelahnya biar tidak ada siswa yang duduk disana. Sistem bimbel ini memang begitu, siapa cepat dia dapat. "Kok di toilet cepet banget, Ra?" Tanya Distra sembari meletakan tas ransel berwarna hitamnya.

DISARA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang