Ara turun dari mobil, kemudian di ikuti oleh Distra. Cowok itu berpamitan ke Ara ingin ke toilet karena kebelet. Ara mulai berjalan memasuki salah satu cafe yang memang sudah menjadi tempat Ara ngumpul dengan teman-teman SMP-Nya, walau dulu cafe ini masih terlihat biasa saja tapi sekarang cafe ini terasa berubah, banyak sekali berubah, mulai dari dekorasi cafe, halaman cafe yang semakin luas di bandingkan dulu hingga barista-barista cafe tersebut sudah di ganti.Ini karena Ara sudah jarang main ke cafe Secangkir. Tempat andalan teman-teman Ara untuk kumpul disini, bernostalgia masa SMP yang sangat lebay.
Ara mulai mencari wajah-wajah temannya yang pasti sudah banyak berubah. Mulai dari yang petakilan kayak anak habis main layangan sampai berubah menjadi seperti bidadari yang entah jatuh dari mana. Semuanya cantik-cantik. Ya, Ara mengakuinya.
Seperti yang di katakan Distra, teman-teman Ara membawa kekasih mereka. Dari tujuh teman Ara, semuanya pasti punya pacar. Apalah daya Ara yang sudah menjomblo selama 17 tahun dan lebih nyaman sendiri.
"Hai Asmara." Sapa Nadia, cewek yang mengajak Ara ke cafe ini. "Ayo duduk." Katanya sambil menunjuk tempat duduk di hadapan Nadia, ada dua tempat duduk yang kosong dan Ara duduk di salah satu kursi itu.
Nadia mengedarkan pandangannya ke arah lain, seperti mencari seseorang. "Datangnya sendiri, ya, Ra?" Tanya Nadia yang terdengar seperti ingin menjatuhkan.
Belum sempat Ara menjawab pertanyan Nadia, salah satu teman Ara yang tengah duduk sembari menggandeng mesra sang pacar, langsung menyahut tanpa di persilahkan. "Duh, jadi nggak enak, kita kan semua punya pacar masa kamu nggak. 'Kan nggak enak jadi nyamuk sendiri. Ups." Ujar Kesyah menjadi kompor di pertemuan mereka.
"Sorry nunggu." Terdengar suara Distra yang membuat teman-teman Ara menoleh, termasuk Ara.
Teman-teman Ara saling berbisik satu sama lain dengan cara terang-terangan. Mereka semua tidak tahu siapa yang datang, sampai akhirnya Nadia membuka suara. "Maaf. siapa, ya?" Tanya Nadia terdengar sangat sopan seperti ratu kerajaan yang kedatangan tamu.
"Saya Distra Anjana di panggil Distra, kekasihnya Asmara." Jelas Distra.
Semua yang mendengar itu langsung melotot, dan Ara bahkan ingin sekali menampar mulut Distra yang penuh dengan dusta. Ia heran kenapa Distra mengatakan seperti itu, padahal 'kan ia tidak masalah jikalau di cibir dengan teman sendiri. Jomblo itu manusiawi, kenapa harus di persulit seperti sekarang? Batin Ara yang melihat ekspresi teman-temannya masih dalam keadaan syok. Entah apa yang membuat mereka se-syok itu melihat kedatangan Distra.
"Oh, silahkan duduk." Nadia 'pun mempersilahkan Distra duduk di samping Ara yang masih kosong dan sekarang Distra sudah duduk dengan gagah di samping Ara. Terlihat sangat romantis, padahal mereka tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi antara Distra dan Ara.
Semuanya langsung menjadi insecure karena tahu pacar Ara terlihat lebih tampan dari pacar-pacar tidak jelas mereka. Jelas, Distra yang memiliki tinggi 183 CM, berkulit putih pucat, mulus, dan rambut hitam pekat yang menambah aura ketampanannya.
"Kami kira Ara datangnya kesini cuman sendiri, makanya pas Distra datang kami agak syok, dan setahu kami Ara juga masih menjomblo." Penjelasan dari Kesyah yang sepertinya meluruskan apa yang terjadi.
Distra cuman mengangguk-anggukan kepala. Ia sekarang tahu bagaimana situasi lingkungan Ara saat dulu berteman. Distra menyimpulkan bahwa Ara dahulu memiliki teman cewek-cewek bahkan cukup banyak, tapi sepertinya Ara sangat trauma berteman dengan orang-orang yang ada di hadapan Distra, mereka semua sok berkelas dan punya mulut yang sangat pedas, dan makanya Ara sekarang lebih memilih bergaul dengan sedikit teman asalkan setia. Seperti Distra contohnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
DISARA [COMPLETED]
Fiksi RemajaYANG NGGAK SUKA KEBUCINAN HARAP UNTUK TIDAK BACA! Distra menjadikan Ara pusat dunianya, dan Ara menjadikan Distra belahan jiwanya. Distra yang tak ingin melepaskan Ara, dan Ara yang tak ingin bergantung pada Distra. ini tentang Asmara Distra. -//- ...