d-day

3.1K 187 157
                                    

Lagu yang didengerin buat part ini

Westlife - better Man

Shane Filan - Beautiful in White

Taylor Swift - Lover

Taylor Swift - Breathe

Bella Thorne - Walk with Me

Akhirnya setelah melalui banyaknya prosesi adat yang benar-benar menguras tenaga dan emosi, tibalah mereka pada hari dimana akad pernikahan akan dilakukan. Selama 6 hari Shani dipingit, hanya berdiam diri di rumah dan menahan emosinya karena Vino yang begitu sibuk dan sulit dihubungi. Bahkan menjelang pernikahannya pun masih sempat-sempatnya Vino mendaki gunung yang membangkitkan kemarahan Shani hingga berhari-hari.

Ia tidak mengerti, lelaki memang kadang sangat kekanak-kanakan. Bisa-bisanya Vino camping di pantai bersama teman-temannya saat 5 hari lagi dia akan melangsungkan pernikahan. Maka ketika orang tua Vino memarahinya habis-habisan, Shani sangat mendukung.

"Cantik banget lohh Shan"

Dari arah belakang Veranda muncul dengan menggunakan seragam berwarna hijau tosca. Ia memang sengaja menghampiri Shani karena sudah selesai dirias oleh make up artist yang merias Shani dan teman-teman serta keluarganya.

Shani yang juga telah selesai dirias membalikkan badannya agar bisa memandang kakak seniornya di JKT yang sekarang menjadi teman baiknya.

"Ka Vee, deg-degan loo"

"Udah, rileks aja. Btw udah makan belum? Ada yang perlu dibawain?

"Engga Ka, Vinonya udah dateng?"

"Kata Keenan sih mereka baru mau berangkat tadi dari rumah Vino. Santai ya Shan..." gadis itu mengelus pundak Shani pelan.

Tidak berapa lama Veranda meninggalkannya kembali sendirian, yang hanya bisa menunggu sambil meredakan debaran jantungnya. Walaupun sudah pernah berakting menikah namun tetap saja rasanya masih begitu mendebarkan. Shani hanya bisa meremas jemarinya sembari menunggu waktu yang rasanya berputar sangat lambat.

"Shan, mempelai prianya sudah datang, ayo ke depan."

Sekali lagi Shani memejamkan mata berdoa, sebelum bangkit untuk menemui calon suaminya.

Sementara itu Vino sudah duduk gelisah bersimpuh menunggu calon istrinya. Tiba-tiba ruangan ber AC yang dingin itu terasa panas, jantungnya berdetak sangat cepat, lebih cepat dari saat melamar Shani kemarin.

Jantung Vino terasa seakan berhenti ketika matanya berpandangan dengan Shani yang baru saja mucul dan memasuki ruangan. Gadis itu memakai kebaya putih yang serasi dengan jas yang saat ini dia gunakan. Dengan rambut yang disanggul, gadis itu berjalan dengan sangat anggun menuju ke arahnya. Tatapan mata Shani yang memandangnya tanpa berkedip langsung menurunkan keberaniannya. Vino memilih mnunduk memandang lafal kabul yang tertempel di meja. Seketika otaknya blank, bahkan ia tiba-tiba lupa siapa nama ayah Shani secara tiba-tiba. Dirinya tidak pernah sepanik ini.

Vino melirik dengan ujung matanya saat Shani duduk di sebelahnya, wangi tubuh calon istrinya itu bahkan tercium sampai tempat Vino. Berkali-kali ia menghembuskan nafas keras, berusaha menghalau kegelisahannya, dan hal tersebut ternyata diperhatikan oleh penghulu.

"Namanya benar M. Vino Artha Errelyo ya?"

"Iya benar"

"Santai dong, santai, rileks. Ini diambilin tissue dulu pengantinnya"

Dari posisinya Shani hanya bisa menahan senyum mendengar Vino digoda dan ditertawakan oleh orang orang terdekatnya. Sedangkan Vino hanya bisa cengengesan dan benar-benar mengambil tissue yang diulurkan Mama Shani.

To The Imperfect You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang