waiting for a baby

2.1K 198 185
                                    

Mereka pulang dalam keadaan yang sama-sama sibuk dengan pikiran masing-masing. Walau Vino hanya terdiam sembari mengelus puncak kepala Shani, gadis itu tau bahwa otaknya juga tengah berpikir. Dan entah kenapa Shani tiba-tiba takut menerka isi pikiran Vino. He won't give up that easy right?

"Mas, mikirin apa?" Shani akhirnya memberanikan diri menatap wajah sang suami. Sementara Vino langsung menundukkan kepala menatap istrinya yang tengah bersandar di dadanya. Di tengah banyaknya pikiran yang sedang berkecamuk, ia masih sempat-sempatnya melemparkan senyuman menenangkan dan mencium kening Shani.

"Lagi mikirin baby Keira sama Kenzo. Lucu banget ya By. Apalagi waktu nyaman banget tidur di gendonganmu. Itu bener-bener bikin aku terharu sih"

"Mas udah ga sabar ya?"

"Aku sabar ko nungguinnya. Aku cuma mau bilang, kalo apa yang kamu lakuin beberapa bulan ini untuk hamil, semua itu ga harus kamu lakuin sendirian sekarang. Aku ngerasa bersalah banget sering ngambek karena kita harus puasa. Aku juga ngerasa kekanak-kanakan banget ga bisa ngontrol diriku, padahal kamu juga pasti ga pengen kaya gini. Aku sering buangin sisa teh hijau ke bak cuci piring karena udah ga kuat sama pahitnya. Aku juga tadi curi-curi minum latte di Caffe Story. Maafin aku By"

"Ihhhhhh! Giliran mellow mellow gini baru kamu ngaku yaaaa!" Shani dengan tenaga ekstra yang entah ia peroleh dari mana mencubit perut Vino dengan amat keras, saking kerasnya sampe Vino tidak bisa menahan teriakan dan air matanya

"AWW SHAN SAKIIT"

"Biarin! Bayangin gimana sakit hati aku diboongin sama kamu!"

"Yaampun Yang, aku buang tehnya dikit ko, ampas-ampasnya doang abisnya pahit banget. Terus minum kopinya juga ga banyak, seteguk doang paling. Kalo ga gitu aku muka bantal yang"

"Tau dah! Emang cuma aku yang pengen punya anak. Kamunya engga"

Shani buru-buru menjauh dari jangkauan tangan Vino. Ia kesal setengah mati. Bisa-bisanya saat program telah berjalan hampir satu bulan ia baru tau kecurangan-kecurangan yang Vino lakukan.

"Byyy"

"Jangan sentuh aku"

Shani segera menurunkan hand rest mobil yang akhirnya memisahkan Shani dan Vino. Dan sampai mobil yang dikendarai Pak Karta memasuki halaman rumah, Shani masih mendiamkan Vino.

Ia memilih mengurung diri di kamar. Menguncinya, hingga Vino tidak bisa masuk. Vino pun memilih memberikan waktu untuk Shani setelah ketukan ke 9 tidak juga Shani bersedia membukakan pintu.

"Maaf Pak, makan malam sudah siap tapi Ibu belum turun-turun juga"

Bi Inah yang sudah menunggu selama hampir satu jam akhirnya memberanikan diri mendekati Bapak yang sedang merakit hot toys di ruang tengah.

"Makanannya masih anget Bi? Kalo udah dingin minta tolong diangetin lagi ya, biar saya yang panggil Ibu ke atas"

Hufft, ayo Vin pasti bisa...

Tok tok tok

"Sayang, makan malamnya udah disiapin Bibi. makan dulu yuk By"

"Aku ga makan malam"

Vino sangat terkejut mendengar suara Shani sangat dekat dengannya. Ia mencoba mengintip lewat celah bawah pintu dan melihat siluet seseorang bersandar disana.

"Makan dulu yang. Kan harus minum vitaminnya."

"Tolong jelasin ke aku buat apa aku terus-terusan minum vitamin ini kalo ternyata aku cuma berjuang sendirian? Kalo ternyata cuma aku yang ngarepin hamil. Bodoh ya aku, ngira kalo kamu juga punya keinginan yang sama"

To The Imperfect You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang