aku pasti kembali

3.7K 188 119
                                    

Jika seseorang dengan random bertanya pada Shani kapan momen terbaik dalam hidup gadis itu, Shani mungkin membutuhkan banyak waktu untuk menjawabnya. Apakah itu saat Vino pertama kali menyatakan cintanya saat SMA? Atau saat ulang tahunnya yang dirayakan Vino di BMD? Tidak lupa juga saat akhirnya Vino menerimanya kembali, itu merupakan salah satu momen terbaik bagi Shani. Atau saat Vino melamarnya? Saat pernikahannya? Atau mungkin hari ini saat Shani sudah menyerahkan dirinya pada Vino? Entahlah, semua momen bersama lelaki yang saat ini sudah menjadi suaminya ini terasa begitu membekas.

"Nih udah jadi"

Vino datang dari arah dalam membawa dua buah mug besar yang digunakannya untuk memasak indomie. Entah karena memang mereka belum makan malam, atau karena olahraga malam tadi yang menyebabkan mereka kelaparan namun enggan beranjak dari kamar. Vino dengan ide cemerlangnya memasak mie instan menggunakan heater yang tersedia di kamar hotel dan membaginya menjadi dua ke dalam mug.

"Wahhh, kita ada di belahan dunia mana makannya indomie yaaa" gadis itu menaikkan selimut yang menutupi tubuh polosnya. Satu tangannya memegang gagang mug, dan tangan yang lain menyendok mie yang terlihat masih sangat panas. Di sebelahnya Vino melakukan hal yang sama, mencari kehangatan pada secangkir indomie di tengah dinginnya angin laut yang menembus kulit mereka.

"Kenikmatan dunia bisa dinikmati dimana aja sih Shan"

Shani mengikuti arah pandangan Vino yang jauh memandang lautan lepas di depan mereka. Sehabis menambah 2 ronde permainannya bersama Shani, Vino menggotong tubuh istrinya untuk berbaring di gazebo yang terletak di sebelah kolam renang dan menikmati langit malam yang dipenuhi bintang.

Alih alih mengamati bintang seperti yang Vino sampaikan tadi, Shani memilih memuaskan dirinya memandang wajah sang suami. Seminggu lagi Vino akan berangkat ke US untuk mengurus course dan segala keperluannya. Dan sepertinya Shani tidak siap untuk ditinggal Vino secepat ini. Seminggu lagi... Masih lama kan ya? Aku masih bisa puas-puasin sama kamu kan ya By?

"Bengong ajaa" ciuman lembut pada pipinya menyadarkan Shani dari lamunannya. Sang suami sudah bergabung bersamanya di dalam selimut, meraih tubuh Shani agar masuk ke dalam pelukannya.

"Kenapa?"

Shani hanya menggeleng, namun semakin membenamkan wajahnya ke dada Vino. Ia akan sangat merindukan kehangatan ini...

"Olio udah makan belum ya Mas?"

"Hahhaa, udah kayaknya sayang. Olio udah aku titipin sama anak-anak. Akhirnya nerima Olio nih"

Shani awalnya memang sedikit keberatan karena kucing yang ikut tinggal di apartemen Shani bersama Vino adalah Olio. Wajah Olio seperti tidak pernah bersahabat, jangankan pada dirinya, pada Vino sekalipun.

"Iya kan harus sayang sama kesayangan suami. Tapi aku juga mau pelihara kucing Mas"

"Mau kucing apa?"

"Mau kucing Munchkin Maasss, boleh yaaa? Nanti biar Olio ada temennya. Aku sempet pos kan di IG, tiba-tiba ada yang nawarin di DM kalo mau bakal dikasi katanya."

"Enak banget tinggal bilang pengen langsung ada yang kasi"

Memang enak menjadi seorang Shani, atau mungkin artis-artis lain yang ketika bilang ingin apapun langsung dikirimkan ke alamatnya. Padahal harga kucing itu tidak murah.

"Hahaaha, makanya ayo ikut endorse. Banyak lo By yang nanyain kamu buat endorse pakaian mereka."

"Gamau ah ga minat." Tangan Vino sekarang mulai bermain-main di perut rata sang istri. Namun masih ada sesuatu yang mengganggu pikirannya.

Shani yang diperlakukan seperti itu langsung mulai naik ke tubuh Vino dan mencium suaminya.

"Tunggu Beb, itu apa si Munchen--"

To The Imperfect You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang