Tentang perempuan dan emosinya

2.7K 209 420
                                    

Sebagian besar orang mungkin setuju jika emosi bisa tergambar lewat alunan melodi yang didengarkan penikmatnya. Bagaimana daya tarik ritme sebuah lagu mempengaruhi suasana hati seseorang. Bahkan tidak jarang emosi seseorang tertransfer melalui lagu yang didengarkan. 

Earworm.

Adalah fenomena dimana suatu lagu selalu terngiang di kepala. Dan secara tidak langsung emosi yang diekspresikan lewat lagu itu juga dirasakan oleh orang lain.

Pagi ini, mungkin sudah keempat kalinya Chika memutar album Red Diary milik penyanyi Korea yang bahkan ia tidak tahu siapa, bagaimana arti liriknya, bahkan wajah penyanyinya pun ia tidak tahu. Tapi mendengarkan semua melodi itu seakan membawa mood Chika menjadi bahagia. Maka sejak Christy memasuki pintu kamarnya sampai saat ini, Chika masih betah mendengarkan lagu itu. 

Kepalanya terkulai ke bawah, menggantung di tempat tidur. Cahaya mentari di tengah gerimis dari balkon menimpa paras cantiknya, sama sekali tidak ia hiraukan.

“Parah keren banget foto-fotonya. Kenapa ga ngajak-ngajak sih Ca?”

Christy yang sedang memeriksa foto-foto Chika di laptop mengerucutkan bibirnya. Ia merasa dikhianati karena Vino hanya mengajak Chika jalan-jalan.

“I told you before, Ka Vino bawa motor Angel.”

“Tapi kan kamu bisa maksa Ka Vino naruh motornya disini terus bawa salah satu mobilmu untuk kesana. Aku ngerasa dikhianati. Diajak pulang tapi ga diajak main.” Masih dengan wajah cemberutnya Angel menjauhkan laptop Chika dan bersedekap dada. Apakah sekarang Ka Vino dan Chika menyimpan rahasia dari dirinya?

Chika akhirnya membuka mata yang sejak tadi terpejam, ia membalik posisi tidurnya agar bisa melihat wajah Christy dengan lebih leluasa.

“Ka Vino lagi menenangkan jiwanya”

“Masalahnya, jiwa Ka Vino akan lebih terguncang kalo sama kamu dibanding sama aku. Dia bahkan udah masukin aku ke daftar close friendnya di Instagram, ga adil kalo yang diajak cuma Caca, Angel engga”

Mendengar cerita Christy, tidak ada perasaan lain yang dirasakan Chika selain rasa iri. Vino bahkan tidak mengikuti instagram Chika sejak kejadian second account Caca ketauan. 

“Tapi Ka Vino ngasi aku pegang hpnya kemarin. Seharian.” 

“Pasti buat baca map.” 

Tidak taukah Vino bahwa Caca mengidap penyakit geographic dyslexia? Christy bahkan tidak berani mempercayakan Chika menentukan tujuan mereka. Vino memang sangat berani. 

“Engga buat itu aja kok”

Perdebatan itu akhirnya terhenti saat handphone Caca berdering. Senyuman di wajah Caca yang tiba-tiba mengembang membuat Christy dapat menebak siapa yang menghubungi sepupunya.

Pasti Ka Vino, yang kalau kata mereka adalah pria yang sedang terguncang jiwanya.

“Halo Ka Vinooo”

“Ka Vino Christy ngambek sama Ka Vino!” Christy sengaja mengeraskan suaranya agar terdengar oleh Vino.

“Ehehehe, iya ada Angel disini. Gimana Ka?”

Senyuman di wajah Chika dengan cepat berganti dengan kerutan kebingungan. Tanpa suara, gadis itu menuruni tangga rumahnya yang begitu besar, bahkan tidak sadar jika kaki mulusnya bersentuhan langsung dengan tanah yang basah karena gerimis.

Tak ada kata yang mampu keluar dari bibir Chika. Ia hanya mengamati pria yang tengah berdiri di depan pintu gerbang. Berapa lama Ka Vino berdiri disana sampai selepek itu?

“Kenapa ga dibukain pintunya?” Setengah emosi, Chika menghampiri pos security. Sementara penjaganya pagi itu terlihat sedikit gugup karena menerima amarah dari bos kecilnya.

To The Imperfect You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang