Filosofi Kaktus

3.3K 179 79
                                    

Cuaca ekstrem yang melanda Jakarta dan sekitarnya mulai membuat warga kota Metropolitan merasa tidak nyaman. Waktu tempuh perjalanan menjadi dua kali lebih lama dengan banyaknya daerah yang masih tergenang banjir. Dan hal itu biasanya akan membuat mood Shani Indira menurun karena gadis itu sangat selektif dalam mengatur waktunya yang memang tidak banyak.

Natalia dan Rachel sudah siap menerima keluhan gadis itu, terlebih gadis itu baru saja mengantarkan kekasihnya ke stasiun untuk kembali ke Bandung. Based on the previous experience, mood Shani akan menjadi sangat gloomy jika sudah berpisah dengan Vino. Namun ternyata praduga mereka salah.

Shani terlihat anteng-anteng saja saat mobil mereka terjebak di jalanan selama hampir 30 menit. Senyum pun tidak pernah hilang dari wajah cantiknya.

"Shan, did anything happen today?"

Shani tersadar dari lamunannya dan mendapati Natalia tengah memandang penuh rasa khawatir. Gadis itu hanya tersenyum. Moodnya benar-benar sangat bagus hari ini, bahkan Shani merasa semenyebalkan apapun clientnya nanti tidak akan bisa mengubah moodnya secara drastis.

"Enggak Kak, cuacanya bagus ya."

Natalia menaikkan sebelah alisnya. Fix telah terjadi sesuatu yang dirinya tidak tahu. Natalia melongokkan wajahnya ke jendela mobil. Mendung yang masih sangat pekat dan genangan setinggi betis yang harus mereka terobos adalah pemandangan yang saat ini mereka jumpai dalam perjalanan ke Kemang Village. Dan cuaca seperti ini yang bos nya bilang bagus?

"Kamu udah baikan sama Mas Vino ya Shan?" Rachel ikut menimpali dari kursi belakang. Dan ternyata tebakan Rachel tepat, Shani menganggukkan kepalanya kelewat semangat.

"Iya Hel, thank you ya kemarin. And guess what? Vino ngelamar aku dong!"

Dan dapat ditebak kelanjutannya. Kehebohan terjadi karena kejutan kecil yang disampaikan Shani. Rachel mungkin dapat berbangga diri karena inisiatifnya kemarin membawa kebahagian yang teramat sangat pada sang bos.

Begitu juga Pak Karta tidak absen mengucapkan selamat pada gadis yang sudah dia lindungi seperti anaknya sendiri sejak gadis itu keluar dari JKT48.

"Selamat ya Bu."

"Haha makasi banyak Pak Karta, dan mungkin Bapak nanti bakal punya temen berburu kopi di Jakarta. Vino akhirnya mau pindah ke Jakarta. OMG seneng banget dah akuu"

Dan memang Shani benar-benar tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya. Sepanjang sesi pemotretan, gadis itu sangat bersemangat, walau harus melakukan sesi pemotretan outdoor yang mana adalah hal yang paling membuat Shani tidak nyaman. Bahkan saat makan siang semua kru mendapat berkah berupa traktiran makan siang dari gadis yang memang terkenal sangat baik itu.

Mungkin hanya dua orang yang tidak begitu bahagia mendengar berita ini. Pemilik Production House tempat Shani bernaung memperhatikan salah satu talent nya yang begitu memberikan banyak keuntungan selama dua tahun terakhir ini. Pundi pundi keuntungan yang PH nya raup tidak dapat dipungkiri setengahnya berasal dari kesuksesan Shani yang juga mampu mengangkat artis-artis lainnya. Dan berita yang disampaikan Natalia tadi pada dirinya tentu bukan berita yang menyenangkan bagi kelangsungan PHnya. Karir Shani sedang memuncak, gimmick dengan lawan mainnya juga tengah santer berhembus yang tentu sangat menguntungkan.

"Shan, can we talk when you have time?"

Shani yang masih tertawa-tawa dengan beberapa staf dan sahabatnya mengiyakan permintaan dari Raymond Bahmadi. Gadis itu mengikuti langkah pria 30 tahunan itu yang membawa Shani ke ruangan pribadinya. Shani sedikit menduga bahwa yang dibicarakan oleh Raymond adalah hal yang penting, melihat pria itu terdiam begitu lama, seperti menyusun kata-kata yang akan diungkapkan.

To The Imperfect You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang