Best Thing I Never Had

2.1K 212 360
                                    

Chika

US telah memasuki musim semi, namun dari jendela kamarku masih terlihat salju turun di pagi ini. Aku mengeratkan ikatan winter coat yang kukenakan, dengan sabar menunggu kedatangan Christy.

"Oke udah, dia udah berangkat baru aja" Christy dengan tergesa masuk ke kamar dan langsung membaringkan tubuhnya. Rutinitasnya selama 3 hari ini, yaitu mengawasi jika Ka Vino sudah berangkat, sehingga aku aman untuk tidak bertemu dia di tangga, atau saat menunggu Bus.

"Yaudah aku berangkat ya Angel, semangat kuliahnya"

"Have a good day Ca" ucapnya, yang hanya aku balas dengan senyuman.

Perkenalkan, aku Chika, biasa dipanggil Caca oleh keluargaku, namun untuk sekarang sepertinya aku lebih nyaman untuk dipanggil Chika. Aku, si gadis bodoh yang menyukai pria beristri :), mungkin orang-orang akan lebih mengenalku dengan sebutan itu. Aku tidak keberatan sebenarnya, karena memang kenyataannya aku menyukai suami orang. Label yang sepertinya akan terus melekat sekuat apapun aku mencoba meluruskan, nyatanya dari pandangan orang-orang aku memang seperti itu. Dan mungkin dari sikapku, aku layak untuk dinilai seperti itu.

Saat ini aku sengaja menjaga langkah kakiku agar tidak terlalu cepat sampai di buss station. Bus menuju Harvard datang setiap 7 menit sekali, maka jeda waktu berangkatku harus 7 menit agar tidak bertemu seseorang yang sepertinya sangat terganggu dengan keberadaanku di dekatnya.

Selama 8 bulan ini, kehidupanku berubah. Dari yang mencoba menjalani hari hari tanpa sebuah ekspektasi, perlahan semua itu berubah sejak pertama kali aku bertemu dengan Ka Vino. Aku benar-benar merasa ada yang peduli padaku. Kalimat tanya yang dia lontarkan selalu menyiratkan perhatian, bukan kalimat basa-basi yang sering aku dapatkan di rumah.

Katakan aku tidak tau diri, tapi aku merasa diperhatikan oleh Ka Vino setiap kali dia menanyakan bagaimana nilaiku -maka aku akan langsung terpacu untuk belajar agar Ka Vino bangga, bagaimana kabar Papa dan Tante -setelahnya aku mencoba menghubungi mereka setelah mungkin berbulan-bulan tidak bertegur sapa. Ka Vino sering menanyakan pertanyaan yang setelah aku pikir-pikir, tidak pernah terlintas di pikiranku. Seperti "Caca cita-citanya apa" "Apa keinginan terbesar kamu?" "subject yang paling Caca suka di kelas apa?" pertanyaan pertanyaan kecil yang awalnya aku kira hanya basa basi, tapi ternyata Ka Vino selalu ingat jawabannya. Sesederhana pertanyaan "Caca lagi pengen makan apa?" dan beberapa harinya Ka Vino menyodorkan kotak bekal yang berisi steak daging sapi, salah satu makanan kesukaanku.

Dia mungkin hanya menganggapku sebagai seorang adik, tapi aku dengan lancangnya menaruh hati padanya. Tanpa harap memiliki, hanya memohon untuk bisa selalu dekat. Apa permintaan itu terlalu mustahil untuk diwujudkan Ka Vino, dan dikabulkan Tuhan?

I stood by your side, I didn't walk away. You pushed me away

Angel

Ca, nanti aku ke kampus pusat. Makan siang bareng ya

Bukannya lega, setelah membaca pesan yang dikirimkan Angel aku merasa semakin bersalah karena membebani banyak orang karena perasaanku yang egois ini.

Angel harus rela berkendara kurang lebih 20 menit dari TH Chan, ke kampusku di Cambridge hanya untuk menemani makan siang. Seakan tidak mau membiarkanku sendirian karena setiap sepi menemani, aku selalu menangis mengingat Ka Vino.

Aku tidak suka perasaan seperti ini. Perasaan dikasihani, dan membebani orang. Terakhir kali aku mencoba mengabaikan perasaan itu dan mencoba bergantung pada orang, orang itu akhirnya pergi. Aku takut Angel pun akan lelah dengan aku yang selalu menangis, aku yang selalu bersedih. Aku gamau...

Saat aku baru saja selesai mengikuti kelas pagi dan bersiap untuk menuju kafetaria, Tuhan sepertinya ingin menguji ku dengan memunculkan sosok Ka Vino yang sedang berjalan melewati fakultasku. Dari tangga teratas aku memperhatikan sosok laki-laki yang berjalan cepat dan kepala menunduk (kebiasaan Ka Vino banget) dengan tangan yang dimasukkan ke dalam saku jaketnya.

To The Imperfect You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang