:)

2.6K 210 414
                                        

Banyak hal yang Shani ingin tahu di dunia.

Seperti bagaimana dealer-dealer mobil di sepanjang jalan sudirman bisa meletakkan mobilnya di lantai dua gedung mereka.

Seberapa banyak bentuk simetris yang ada di gedung Bawaslu.

Sesering apa helipad di The Plaza digunakan.

Shani ingin tahu

Sesehat apa orang-orang yang tengah bersepeda di bawah terik matahari sore.

Seenak apa soto di kantin West Mall GI.

Berapa kalori yang dibutuhkan untuk menempuh jembatan busway terpanjang yang ada di semanggi.

Dulu Shani dan Vino sering memperbincangkan hal-hal tidak penting yang selalu mereka jumpai di jalan. Vino memang tidak tau semua, tapi dia selalu mempunyai jawaban yang kadang membuat Shani berpikir: "Iya juga ya"

Jika sekarang ada dia, mungkin semua pertanyaan Shani itu akan terjawab. Walau belum tentu bisa memberikan jawaban benar, tapi biasanya Shani pun tidak bisa menyalahkan jawabannya.

Namun jika memang Vino ada disini, ada satu hal yang paling ingin Shani tau saat ini:

Seperti apa perasaan Vino padanya.

"Bu, pulang ke apartemen atau ke rumah?"

Untungnya Pak Karta menyela lamunan Shani, sehingga pikirannya akan Vino tidak berlanjut.

"Pulang ke rumah aja Pak"

"Baik Bu"

Setelah Mama Vino berkunjung, Shani sempat mengobrol dengan Bi Inah. Dengan polos dan lugunya wanita itu meminta Shani untuk lebih sering pulang ke rumah.

"Olio kasian nungguin di depan pintu kamar Bu, kayaknya nyariin Ibu"

Kucing kesayangan suaminya. Kucing yang beratnya bahkan mengalahkan barbel milik Vino. Sepertinya menjadi satu-satunya makhluk hidup yang tidak bersyukur disayang oleh Shani.

Karena ucapan Bi Inah, Shani menyempatkan walau hanya sehari, atau dua hari untuk pulang ke BSD.

Jam di tangannya menunjukkan pukul 5 sore. Beruntung syutingnya hari ini selesai tepat waktu sehingga ia bisa beristirahat lebih awal.

Ketika Shani membuka pintu depan, dan masuk ke ruang tengah, pandangannya langsung tertuju pada sebuah koper hitam yang ia tau pasti siapa pemiliknya.

Tanda tanda kehadiran seseorang semakin terlihat ketika Shani mencoba mencari keberadaan Bi Inah, dan menemukan sampah bungkus mie instan yang belum dibersihkan.

Jantungnya berdebar sangat kencang begitu kakinya menapaki satu demi satu tangga menuju ke lantai dua. Dan saat ia memberanikan diri membuka pintu kamar, Shani mendapati sosok Vino yang tengah berbaring di tempat tidur mereka.

Ia tidak tau perasaan apa ini. Mendapati Vino yang tidur telungkup dengan pakaian lengkap bahkan sepatu yang masih melekat di kaki. Sepertinya Vino ketiduran karena lelah menempuh penerbangan selama 24 jam.

Shani meletakkan tasnya di lantai, masih bingung harus bagaimana. Apakah berpindah ke kamar sebelah, atau tetap di kamar mereka. Ia memberanikan diri duduk di pinggir tempat tidur dengan hati-hati. Pandangannya masih lekat memandang wajah damai Vino yang tidak ia jumpai selama hampir 3 bulan, secara langsung atau melalui panggilan video.

"Kayaknya capek banget" tanpa disadari, ia mulai bermonolog sendiri. Melihat nyenyaknya Vino tidur, akhirnya Shani bangkit dan melepaskan sepatu Vino, serta mengangkat kaki yang semula menggantung di tempat tidur menjadi sepenuhnya menyentuh ranjang, khawatir Vino tidak nyaman karena sepertinya tidur lelaki itu sangat lelap.

To The Imperfect You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang