Selamat membaca HAPPY STORY!
Sejak saat itu. Hari sabtu menjadi hari termenyakitkan bagiku. Di mana aku harus mengikhlaskan segalanya karena tenagaku tidak sebanding dengan tenaganya. Air mataku tumpah secara sia hanya karena dia. Kelemahan itu masih sangat kuingat jelas di dalam memori otakku dengan sangat amat detail. Aku, jiwaku, duniaku, hancur lebur bagai debu. Tak dapat kembali menyatu sempurna melainkan selanjutnya harus kutempuh perjalanan hidup yang amat begitu berat.
Kusandarkan tubuh di balik pintu kamarku. Memukul-mukul dadaku juga kepalaku. Rasa sakit itu tidak sebanding dengan rasa yang baru saja kulewati. Tangisan ini seakan bahagia melihat aku tersungkur lemah. Bulan dan bintang juga tidak hadir untukku malam itu. Mereka seakan menolak untuk bertemuku lagi. Langit gelap nan mendung ini seperti ingin menjauh dari makhluk kotor sepertiku. Keluargaku enggan menanyakan perihal apa yang terjadi padaku. Hidupku hampa. Tak ada lagi sinar yang meyakinkanku bahwa masa depan itu indah.
Berkali-kali aku berdoa untuk Tuhan cepat mengambil nyawaku. Tak apa secara paksa. Aku tak perduli. Karena yang aku mau, aku mati. Itu saja. Ku yakin semua enggan menerima keadaan ini. Tapi kenyataannya, Tuhan tidak sependapat dengan keinginanku. Hati kecilku berkata, masih ada yang mau menerima kenyataan hidupku. Kutanya siapa. Ia jawab, diriku sendiri.
"Lepasin aku, Raff!" teriakku sekuat tenaga.
"Diam lo!" jawabnya sambil terus membekap tubuhku.
Ia mempererat pelukannya kemudian menciumi leherku dengan kasar. Wajahnya seperti singa yang siap memangsaku. Kemudian, ia melumat bibirku, lalu menggigitnya dengan gusar. Ia terus melumat bibirku tanpa henti, seperti orang yang sedang kelaparan. Memperdalam lumatannya dan tidak memberi celah untukku mengambil nafas.
"U-udah, Raff! Ud- Hmmpphh." Ia kembali melumat bibirku.
Perlahan tangannya membuka ke lima kancing baju sekolahku. Lalu membukanya dengan sangat kasar. Dan sekarang tubuhku hanya berbalut tanktop dan bra saja.
Mulutku seakan tidak bisa bekerja semestinya. Aku ketakutan. Tubuhku gemetar hebar. Ia kembali melumat bibirku, dan perlahan tangannya meremas payudaraku. Kudorong tubuhnya ke belakang, namun tidak ada hasil apapun. Tenaganya sangat kuat. Dan sekarang yang aku lakukan adalah,
Pasrah.
Ia menjauh dariku. Aku bersyukur. Lalu, betapa terkejutnya, di saat aku melihat dia membuka celananya tepat di depanku. Ia mendorong tubuhku sampai aku terjatuh di kasurnya.
Ia memegangi kedua tanganku di saat aku berusaha mengelak.
"Lep-pa-sin a-ku!" teriakku sambil berusaha mendorong tubuhnya.
Tak ada jawaban dari mulutnya. Kemudian, ia tersenyum ke arahku. Senyuman yang menyeramkan!
Kemudian..
"Ahhh.. Ahh.. S-sak-itt Rr-aff.."
"Pe-lan pe-lan.."
"Akhh.."
Kudengar dia mendesah beberapa kali tepat di samping telingaku. Embusan napasnya berhasil membuat bulu kudukku berdiri. Kudengar dia mengerang seakan sangat menikmati permainan itu.
Terlepas sudah semua yang sudah kujaga rapih-rapih sejak dulu.
Mahkotaku, harga diriku, dan hidupku, berhasil ia renggut dengan cara pemaksaan!
Aku menitikkan air mata di saat melihat kejadian yang tidak pernah aku pikirkan akan terjadi. Tubuhku lemas tak berdaya.
Setelah puas, ia kembali memakai bajunya, lalu meninggalkan aku dengan kondisi yang mengenaskan.
Air mataku tumpah. Tak kuasa aku menahannya. Yang ada dipikiranku sekarang adalah aku ingin mati. Dengan tubuh yang gemetar, kuambil baju seragamku kemudian kupasang kembali sesuai tempatnya. Rambutku acak-acakan. Wajahku pucat pasi. Tubuhku lemas. Dan bibirku membengkak.
Kudekati diriku pada kaca yang menempel di dinding kamar apartemennya. Kulihat banyak tanda kemerahan yang sengaja ia buat dibagian leher dan dadaku. Banyak bercak-bercak darah yang keluar dari kulitku akibat gigitan kasar darinya.
Aku tersenyum kecut, kuperhatikan lagi wajahku yang seperti sampah. Mataku, hidungku merah membengkak. Kuraih tas sekolahku, kemudian bergegas pergi meninggalkan tempat kotor itu.
Rasa takut melanda pada ragaku. Aku takut orang tuaku tahu soal ini. Bukan hanya orang tua, aku juga takut kalau semua yang hidup di muka bumi ini tahu soal aku yang sudah kotor.
Kulihati orang-orang di sekitarku yang memandangku dengan tatapan jijik, ada juga yang memberikan tatapan iba. Kubiarkan dan tak menggubrisnya. Yang aku mau sekarang adalah aku tertabrak truk atau mobil di saat aku sedang menyebrang kemudian aku mati, supaya aku tidak tahu lagi bagaimana kelanjutan dari hidupku.
•
•
Terima kasih teman-teman yang sudah berkenan membaca cerita HS💛Untuk info update, spoiler dan lainnya bisa cek di instagramku ( tavia.radiskaaa) 😇
IG : happystoryofc
24 Maret 2020

KAMU SEDANG MEMBACA
HAPPY STORY [SUDAH TERBIT]
Roman d'amourNovel Happy Story sudah bisa dipesan! Ikutan juga Pre-order keduanya pada tanggal 18 Januari 2022. Semua berubah ketika aku dinyatakan : hamil. Kenyataan pahit itu harus kuterima walau sakit yang mendalam. Namun, semua kembali berubah ketika dia, m...