💗Selamat membaca💗
•
•Kutengok jam mengarah pukul tujuh kurang delapan menit. Yes, aku nggak dibully lagi. Aku turun hendak menghampiri Alvaro. "Mau ke mana, Neng?" tanya Bik Nani dari belakangku.
Aku menoleh. "Eh, mau usg, Bik." Bik Nani tersenyum.
"Yasudah, hati-hati ya." Aku mengangguk lalu pamit padanya.
Kulihat alvaro sudah duduk di dalam mobil sambil memainkan ponselnya. Mobil bergegas meninggalkan pekarangan rumah besar milik Alvaro. Perlahan keluar dari gang dan berada kembali di jalan raya yang biasanya macet. Ku ingat pertama kali di saat aku periksa kandungan. Kupinta Alvaro untuk menuju klinik itu saja, berharap bertemu dokter cantik itu yang mau mengatakan bahwa dia mau mendengar semua keluh kesahku juga menggratiskanku jika aku kontrol di sana.
Tidak terlalu ramai. Hanya ada empat ibu-ibu di mana yang satunya aku ingat sekali saat waktu itu aku datang ke sini dia juga. Dia yang duduk di sampingku. Dia tersenyum, aku juga. Kupilih tempat duduk dekat kaca sambil menunggu panggilan dari suster untuk masuk ke ruangannya.
"Kenapa lo pilih tempat ini? Nggak rumah sakit aja?" tanyanya lalu aku menggeleng.
"Di sini aja, Al," jawabku lalu dia merogoh ponselnya untuk memainkannya.
"Nanti mau ikut masuk?" tanyaku lalu dia menoleh.
"Di dalam ngapain?" tanyanya.
"Periksa," jawabku. Dia tampak berpikir tak lama dari itu dia mengangguk samar.
Suster memanggil namaku untuk menyuruhku masuk keruangan usg. "Saya duluan dek," kata ibu yang duduk di sampingku dulu begitu. Aku mengangguk lalu memintanya untuk hati-hati dijalan.
Benar. Ini dokter yang waktu itu. Dia tersenyum sumringah kemudian melirik kearah Alvaro. "Hai Clarissa," sapa Dr. Nani padaku.
"Hai Dok," sapaku balik kemudian mendudukan bokongku rapih.
"Bagaimana kabarmu cantik?"
"Seperti yang dokter lihat. Dokter sendiri gimana?" tanyaku.
"Alhamdulillah, baik juga." Aku tersenyum simpul.
"Gimana masih suka mual?" tanyanya.
"Hm ... masih dok, tapi lebih sering malam." Dia tersenyum.
"Oke, kita periksa dulu yuk," ajaknya lalu aku mengikutinya untuk merebahkan tubuhku di ranjang tepat seperti pertama kali aku datang ke sini.
Dr. Nani menaruhkan seperti gel di perutku kemudian ia usap ke seluruh bagian perutku. Setelah selesai, Dr. Nani menyuruhku untuk turun dengan sebelumnya dibantu membersihkan gel yang menempel di perutku.
"Jadi ini suami kamu, Clar?" tanya dokter itu sambil menulis catatan di kertas kecil.
"Hm ... iya, Dok." Pasti Dr. Nani menyangka bahwa Alvaro lah yang berbuat hal bejat padaku. Padahal tidak begitu.
"Nama kamu siapa?" Alvaro tidak menjawab jadi aku yang jawab.
"Alvaro, Dok." Dr. Nani itu tersenyum lagi.
"Begini, Al. Ada beberapa pesan yang harus kamu ketahui tentang Clarissa yang sedang hamil muda seperti ini. Tubuhnya memang belum terlalu siap, jadi tolong kamu jaga dia jangan sampai kecapekan karena itu berisiko pada janin di rahim Clarissa. Soal mual-mual itu biasa untuk seseorang yang sedang hamil. Jadi kamu jangan bingung ya. Karena Clarissa ini hamil muda, lebih baik untuk periksa setiap bulan, supaya saya tau perubahan dan perkembangan bayinya, ya. Trus, pola makan Clarissa yang harus dijaga. Perbanyak makan sayuran juga buah-buahan supaya sibayi sehat. Jangan terlalu sering makan junk food ya, Clar. Pesan saya, jaga Clarissa sebaik mungkin," tutur Dr. Nani panjang lebar tanpa jawaban suara dari Alvaro melainkan hanya anggukan kecil itupun ragu-ragu.
![](https://img.wattpad.com/cover/219210002-288-k723781.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
HAPPY STORY [SUDAH TERBIT]
RomanceNovel Happy Story sudah bisa dipesan! Ikutan juga Pre-order keduanya pada tanggal 18 Januari 2022. Semua berubah ketika aku dinyatakan : hamil. Kenyataan pahit itu harus kuterima walau sakit yang mendalam. Namun, semua kembali berubah ketika dia, m...