FriendZone : 5 [Sekumpulan cewek lupa waktu]

1K 86 0
                                    


Happy Reading ♡
.
.
.
Bantu tandain kalo ada typo 💛

"Serius? Cowok modelan kayak lo belum dapet cewek?"

Dika mendengus kesal, ini murni bukan kesalahannya kenapa sampai sekarang belum juga mendapatkan pacar.

"Salah?" tanyanya.

"Ya gak salah si, cuma kan aneh aja."

Dia Arkana Rasyiva. Teman masa kecil Dika, cowok yang baru saja sampai di kota Bandung sejak pukul dua siang tadi.

"Lo juga lama di Madura gimana? Gue gak pernah liat lo post foto cewek lagi setelah putus sama si Wara, Were, ah pokoknya itu lah!"

Arkan terkekeh pelan, meminum sisa kopinya itu "Males gue, belum nemu yang cocok aja."

"Nah! Ya sama berarti, gue juga gitu."

Arkan menghembuskan napasnya pelan, mengambil ponselnya yang berada di saku celana. Sedangkan Dika memilih untuk membaca komik yang baru di belinya.

Sore hari  di temani dengan kopi hitam, Dika dan juga Arkan menikmati waktu sorenya itu di dalam kafe. Setelah hampir 6 tahun mereka tak pernah bertemu akibat Arkan pindah ke Madura mengkuti kedua orang tuanya.

"Betewe, cewek yang sempet lo kirim fotonya ke gue itu siapa?" tanya Arkan.

Dika menaikkan alisnya sebelah, mengingat-ngingat foto siapa yang ia kirim ke sahabatnya itu.

"Oh, dia Allisya," sahutnya.

"Demen lo sama dia?"

"Gak tahu, masih bingung aja."

"Aelah! Lo itu emang bodoh di segala hal ya, gak di mata pelajaran, gak di perasaan," ucap Arkan sembari terkekeh pelan.

Dika mengangkat bahunya acuh, karena memang ia mengakui kebodohannya itu. Demi bapaknya kongguan yang belum ketemu, ia akui jika ia sangat bodoh dalam kedua hal tersebut. Tapi, ia pun mengakui jika ia sangat pandai dalam persoalan game, anime ataupun futsal.

"Oke deh! Besok gue mulai masuk ke SMA Nusantara, mau gak mau lo kudu kenalin gue sama cewek lo itu."

Dika mengangguk setuju, memasukan kembali kominya itu ke dalam tas lalu menghabiskan kopinya yang tersisa dengan cepat.

"Gue balik deh, besok lo bareng aja sama gue berangkatnya," ucap Dika yang langsung di angguki oleh Arkan.

°°°°°

Allisya merebahkan tubuhnya di atas sofa, menatap ketiga sahabatnya yang masih bermain ludo di atas karpet dengan tv yang menyala serta sampah makanan yang sudah berserakan di mana-mana.

Sepulang dari Mall, Allisya dan ketiga sahabatnya memutuskan untuk mampir sebentar di rumah kecil yang mereka beli untuk di jadikan base camp. Rumah yang terletak tidak jauh dari kota Bandung.

Bosan.

Akhirnya Allisya memilih untuk membaca novel yang baru di belinya. Berbaring tengkurap dengan airphone yang terpasang di kedua telinganya itu.

Friendzone [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang