FriendZone : 4 [Kode Allisya]

1.1K 95 5
                                    


Happy Reading♡
.
.
.
Tandai jika ada typo, kadang nih mata suka gak teliti
.
.
.

"Tidak kah cukup, yang engkau lihat, pertemanan ini sungguh berat."

Tik!

Dika mematikkan radionya yang berada di kamar, cowok itu baru saja selesai dengan acara mandinya. Selepas mengatarkan pesanan Allisya tadi dan juga sedikit meladeni kedua sahabatnya, akhirnya tepat pada jam sebelas malam ia bisa beristirahat dan menikmati malam harinya itu dengan tenang.

Merebahkan tubuhnya ke atas kasur, menyalakan handphone dan mulai melogin akun game online nya itu.

Memilih untuk bermain game sebelum ia tertidur, padahal seingatnya ia masih mempunyai satu tugas pelajaran Kimia untuk besok. Namun, apa gunanya Allisya jika tidak di manfaatkan?

Icha

Besok gue nyontek Kimia

Read

Dika menautkan alisnya bingung, melihat ke arah jam di ponselnya. Jam sudah menunjukkan pukul 23:38, tumben cewek itu belun tidur?

Oke,

Tidur Cha.

Lo sendiri belum tidur

Baru sampe, tidur!

Iya

Read

Setelah selesai dengan misi nya untuk meminta contekan, Dika memilih untuk bersiap tidur. Mengistirahatkan tubuh serta otaknya setelah seharian ini ia beraktifitas penuh.

°°°°°

"Yah, nanti Allisya pulang telat ya."

Abraham menaikkan alisnya sebelah, menatap ke arah Allisya dengan tatapan bertanyanya.

"Mau kemana dulu, Sya?" tanyanya.

Allisya meminum habis susu nya itu, mengelap mulutnya menggunakan tisu.

"Mau beli buku dulu, sama Alleta sama Elina juga kok," jelasnya.

Abraham mengangguk pelan, ia sama sekali tak pernah untuk mengekang anak gadis nya itu. Hanya saja ia terlalu khawatir jika Allisya pulang malam atau sering main di waktu malam.

Pria paruh baya itu khawatir dengan pergaulan anak jaman sekarang, apalagi di tambah dengan anak tetangganya yang sudah masuk kedalam pergaulan bebas dan berakhir hamil di luar nikah. Padahal umurnya masih setara dengan Allisya.

"Hati-hati," ucapnya.

Allisya mengangguk pelan, mengacungkan jempolnya ke atas.

"Bertemu saja tidak pernah, lalu apa yang mesti di kenang dari kisah virtual?"

Allisya menolehkan kepalanya ke belekang, menaikkan alisnya sebelah. Ia kepo, dengan siapa adiknya itu berbincang? Apalagi tadi ia sempat mendengar kata-kata yang ia yakin seyakin-yakinnya itu adalah kata-kata bucin seperti apa yang sering di ucapkan Angga buat Edrea.

Friendzone [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang