Kata Dika

987 44 0
                                    

Dia Allisya, gadis ku...

Tapi, apakah pantas aku menyebutnya dengan sebutan 'Gadisku. Padahal di antara kita tak pernah terjalin hubungan apapun, kita hanya sebatas sahabat yang tak lagi dekat, karena ada sebuah jarak tak kasat mata yang terus membentang di antara kita.

Jika kalian membenciku, karena aku yang selalu menyakiti Allisya, silakan saja, tak apa. Itu hak kalian untuk membenci aku, karena pada dasarnya memang benar, aku adalah seseorang yang sangat hobby menyakiti hatinya.

Dia itu mempunyai kepribadian ganda. Kadang jadi sosok dewasa, kadang jadi sosok bocah polos yang sangat amat suka dengan donat. Dia baik, perhatian, siapapun yang dekat dengannya pasti akan beruntung, mempunyai sosok sebaik dia, seperhatian dia.

Memang benar, ketika cewek dan juga cowok bersahabat pasti akan ada salah satu dari mereka yang jatuh cinta terlebih dahulu, jika kalian mengira cewek akan jatih cinta pada sahabat cowoknya lebih dahulu itu salah. Karena pada dasarnya, cowok lah yang sering merasakan jatuh cinta terlebih dahulu kepada sahabat ceweknya, begitu pun aku.

Aku jatuh cinta sama Allisya, namun aku tak bisa memilikinya. Memang, Tuhan kita sama, agama kita sama, perasaan kita sama, namun ada suatu hal yang membuat aku lebih memilih untuk menolak perasaan itu.

Aku takut mengecewakannya, aku takut menyakitinya, karena aku tau siapa aku dan Allisya. Bukan Allisya yang beruntung mendapatkan aku, tapi aku yang beruntung mendapatkan Allisya. Kerulusan hatinya yang selalu membuat aku kagum pada sosoknya, dan juga sifat nya yang humoris selalu membawa aku kedalam kebahagiaan.

Kini semuanya sudah berubah, aku benar-benar akan di pisahkan dengannya. Aku benci pada diriku sendiri, aku benci pada keluargaku sendiri. Kenapa? Kenapa aku tak bisa menjaga dia? Kenapa aku yang sellau menjadi alasan dia menangis? Kenapa bukan aku yang menjadi alasan dia tersenyum?

Aku benci sama keluargaku, mereka yang selalu membuatku terus memberi jarak tak kasat mata sama Allisya, beribu ancaman terus terlontar untuku. Dulu, mama yang menjadi korban dari keegoisan mereka, sekarang aku.

Aku tak berani untuk mendekati Allisya lagi ketika aku tahu, aku akan di jodohkan dengan wanita pilihan keluargaku, karena aku takut. Aku takut membuatnya semakin merasakan sakit. Karena aku dia menyukaiku, begitupun aku menyukainya, tapi kita memang tak bisa bersama.

Ketika hari itu tiba, aku benar-benar sangat berat untuk meninggalkan Allisya, aku tak sanggup melihat Allisya menangis, meraung tak henti karenaku. Aku merasa bersalah telah menyakitinya, aku merasa kalo aku ini adalah laki-laki pecundang yang tak bisa mengakui perasaan nya sendiri.

Namun, dari situ aku paham. Ternyata Tuhan lebih sayang kepadaku, Tuhan sudah mempunyai rencana untukku, dan Tuhan telah mempercepat waktuku untuk bertemu dengan Mama. Aku cukup bahagia bisa bertemu lagi dengan Mama, bahagia :)

Untukmu, Allisya. Aku tak akan pergi jauh, aku akan selalu ada untukmu, kapanpun kamu membutuh kan ku, aku siap. Aku ada di atas langit, bergabung dengan banyak nya bintang. Dan, semoga kita bisa bertemu lagi di sini, aku tunggu kamu di depan pintu surga, akan aku persiapkan surga untuk mu Allisya, gadisku....

Dari, Radika Arya Adlino
Untuk, Allisya Putri Berlian

💋

Friendzone [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang