Chapter 9

1K 60 1
                                        

Happy reading....
.
.
Jangan lupa pencet tombol bintangnya ya .....
.
.

Hari demi hari sudah terlewati, kini Allisnya sudah di sibukan dengan Ujian Sekolah. Tidak hanya Allisya, Dika dan sahabat-sahabatnya pun sama.

Masalah tentang Arkan, kini cowok itu sudah sekolah dimana gadis itu sekolah yaitu SMA Nusantara.

Kini Allisya terlihat sibuk dengan buku-bukunya di meja belajar, sedari tadi ia hanya membulak-balikan bukunya tanpa mengerti isi dalam buku itu.

Ya kini Allisya sedang mencoba belajar Fisika, sebenarnya ia paling tidak suka dengan pelajaran itu dan juga teman-temannya seperti Matematika dan Kimia.

"Ko gue malah nambah puyeng ya bacanya, bukannya nambah ngerti malah nambah bego" Gumamnya sembari menyenderkan punggungnya di senderan kursi meja belajarnya itu.

Gadis itu hanya bisa menghembuskan nafasnya kasar, sudah hampir 2 jam ia belajar namun hasilnya tetap sama tidak ada perubahan sama sakali pada dirinya.

Akhirnya Allisya memilih untuk membuat coklat panas kesukaan nya untuk menemaninya belajar, berharap setelah ini ia akan mengerti sedikit tentang materi Fisika itu, seperti pengukuran Jangka Sorong, Gerak Lurus Tak Beraturan, GLB, dan lain-lain.

"Ko di depan kaya ada suara orang ngobrol, siapa? Ayah. Tapi sama siapa?" Tanyanya pada diri sendiri saat menuruni tangga dan tak sengaja mendengar suara seperti orang yang sedang mengobrol di ruang tamu.

Akhirnya gadis itu kini berjalan menuju ruang tamu untuk melihat siapa yang datang kerumahnya.

"Ko suaranya kaya cewek ya" gumamnya.

Setelah sampai di ruang tamu, gadis itu dapat melihat ada ayahnya dan juga seorang wanita yang sedang asik mengobrol dengan ayahnya. Tanpa wanita dan ayahnya tau Allisya berjalan mendekati Abraham untuk menanyakan siapa wanita itu.

"Yah..." panggilnya

"Eh ada kamu Sya, Oh iya kebetulan kenalin ini Tante Maya" ucap Abraham memperkenalkan perempuan yang berada di hadapannya itu

"Allisya tante" ucapnya memperkenalkan diri sembari menyalami perempuan itu.

Perempuan yang di perkirakan seumuran dengan ayahnya.

"Hai Allisya, kamu cantik. Eh katanya kamu abis jatoh ya dari motor? Mana yang sakit? Udah ke dokter?" ucapnya

"Makasih tan. Iya tau Tan, Lisya jatoh kecebur ke selokan, tapi gak pa-pa ko udah di obatin kan cuma lecet doang?" Jealsnya, Tante Maya hanya tersenyum manis kearah Allisya "Nge, Tan. Tante calon mama batu Lisya?" Tanyanya.  Namun tak ada jawaban dari mulut wanita itu, yang diketahui bernama Maya namun hanya ada seulas senyum yang ia pertunjukan.

"Lisya apa-apaan si kamu"

"Apa si Yah, Lisya ngomong sama tante Maya bukan sama ayah. Bener kan tante, kalo tante itu calon mamah Lisya" tanyanya lagi dan hanya mendapat balasan seulas senyum dari wanita itu

"Itu tandanya iya ya tan, kalo gitu Lisya mau ke kamar lagi dah ayah tante"

Setelah mengucapkan itu, Allisya langsung berlari menuju arah dapur untuk membuat secangkir coklat panas. Ia merasa senang hari ini, bagaimana tidak ketika ia tahu bahwa ayahnya akan menikah lagi dan itu artinya ia akan mempunyai mama baru.

Setelah coklat panas nya jadi, Allisya langsung pergi ke kamarnya lagi dan kembali membaca buku eitss tapi bukan buku pelajaran melainkan Novel Romance yang baru saja ia pinjam pada teman sekelasnya yang kebetulan juga menyukai acara membaca Novel.

Friendzone [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang