Chapter 39

1.4K 53 0
                                        


Happy reading....





Kamar, sepulang dari pemakaman Dika.

Selamat jalan Dika :( tak ada kata perpisahan yang terbaik selain itu. Gue gak tahu harus gimana setelah ini, semuanya akan berbeda, jauh....

Lo hebat, dalam sekejap lo bisa membuat gue merasa kehilangan, amat sangat kehilangan.

Untuk Dika, terimasih atas waktu yang telah di berikan, terimaksih atas semuanya.

Yang tenang ya disana, sampaikan salam gue buat Tante Mama...

Gue sayang lo ♡

*****

Sejak kepergian Dika 1 tahun lalu semuanya menjadi berubah, Allisya menjadi sosok yang dingin dan tak tersentuh, gadis itu bahkan memilih melanjutkan pendidikannya di luar negeri, tepatnya di kediaman ibu nya saat ini London. Meninggalkan Abraham, Shasha yang sudah naik ke kelas 11, Tante Maya yang sudah menjadi ibu sambungnya, Dimas yang baru saja lulus dari S2 nya, teman-temannya yang sudah sibuk dengan dunia nya masing-masing, bahkan katanya Angga sudah berhasil melamar Edrea. Serta, ia meninggalkan beribu kenangan kebersamaan nya dengan Dika.

Allisya tetap akan menjadi Allisya yang dulu, ia tak akan pernah berubah, hanya saja hati nya itu sudah sangat beku. Entah kenapa, perasaan nya terhadap Dika yang sudah meninggalkannya untuk selama-lamanya itu masih tersimpan rapi di dalam hatinya, tidak mudah untuk menghilangkan rasa itu. Setiap malam ia selalu memimpikan Dika, memimpikan seseorang yang amat sangat di sayangnya.

"Sya...pulang ya, gue kangen"

Suara itu, suara dari sosok yang selama ini menemani Allisya, ketika sedih, rapuh, jatuh, bahkan ia rela menjadi pendengar setia Allisya, mendengarkan setiap keluh kesah Allisya. Serta kesabarannya menghadapi sikap Allisya yang sudah tak seperti dulu lagi.

"Emang lo gak kangen sama Ayah? Shasha? Tante Maya? Temen-temen lo? Mereka kangen sama lo tahu Sya, pulang ya...sebentar aja"

Allisya diam, dia tak menanggapi ucapan lawan bicara di telfon nya itu, tatapannya kosong mengarah kedepan, kehilangan seseorang yang amat di sayangnya membuatnya seperti ini.

"Katanya mau cepet-cepet di lamar? Atau lo ngode gue buat nyusul kesana ya?"

Allisya menghembuskan napasnya pelan, matanya ia pejamkan sejenak sebelum menjawab.

"Gue pulang minggu depan, Masbro siapin aja acara lamarannya disana, nanti gue pulang kesana sama Mama" Sahutnya.

Dimas, seseorang di balik telfon itu tersenyum lalu mengangguk, meski ia tahu Allisya tak akan melihatnya.

"Iya, gue kabarin bokap lo ya...cepet pulang, Donat"

Allisya tersenyum, kehilangan sosok cinta pertamanya memang sangat menyakitkan, tetapi kini Tuhan sudah memberikan sosok pengganti itu, sosok yang sangat mengerti kondisinya saat ini.

Allisya beranjak dari duduknya lalu keluar kamar untuk mencari sang Mama.

"Mom!! Aku minggu depan mau pulang, Dimas mau ngelamar aku, Mama ikut ya" Ucapnya pada sang Ibu yang sedang asik memasak di dapur.

"Yes sure!" Jawab sang Mama sembari memeluk anaknya yang tumbuh dengan cepat, bahkan sebentar lagi putrinya itu akan menjadi nyonya di keluarga barunya.

Kini kesedihan itu sudah hampir sirna, karena sebentar lagi kebahagiaan akan menjemputnya.

Ada yang bilang kalau setelah hujan akan tiba pelangi, tetapi apa ada yang mau memastikan kalau pelangi akan tiba setelah hujan?

Kisah Dika dan Allisya memang tak ada kesan romantis, atau mengandung hal-hal yang mampu membuat sang pembaca merasa terbawa suasana, atau jingkrak-jingkrak tak karuan karena membaca gombalan dari si cowok dan hal-hal romantis lainnya.

Kisah Dika dan Allisya di muat dalam alur yang sangat datar, tak ada konflik yang terlalu waw dan tak ada pula kesan romantis di dalamnya, kalian tak akan pernah menemukan itu semua. Disini hanya sebatas menceritakan kehidupan si gadis bernama Allisya, yang dalam hidupnya itu harus berharap pada seseorang yang tak akan pernah bisa di miliki, baik hati maupun raga.

Tetapi, dari semua itu kita belajar. Bahwa cintai lah sewajarnya agar kita tak akan pernah merasakan sakit yang berlebih.

Dan satu hal, jangan terlarut-larut dalam kesedihan, karena sesungguhnya kebahagiaan sudah menyongsong di masa depan.

****

The End
.
.
.
Allhamdulilah Ya Allah
Akhirnya sekian lama aku menulis cerita ini, akhirnya detik ini menit ini jam ini hari ini minggu ini bulan ini tahun ini. Cerita ini sudah selesai...

Makasih buat kalian yang udah mau baca cerita aku, makasih buat kamu yang udah suport aku....

Ini cerita pertama aku, cerita yang mungkin belum ada apa-apa nya jika di bandingin sama cerita-cerita yang lainnya.

Tapi dengan ini, aku bangga pada diriku sendiri, akhirnya dengan usaha aku sendiri, bisa menyelesaikan satu cerita ini.

Cerita yang ringan, dan tidak terlalu menantang, tetapi mengingat pengorbanan waktu yang terus aku luangkan, aku merasa bangga pada diri sendiri.

Semoga ini awal dari semuanya...
Aamiin...
.
.
.
Makasih buat kalian yang udah suport aku, terus, terus, terus...makasih...

Pas aku down, pas aku lagi insecure, pas aku mau Un Pub ini cerita kalian yang selalu ngingetin aku untuk terus percaya diri, dan terus belajar agar menjadi sosok yang aku impikan.
.
.
.
Sekian dari aku...

Jangan lupa buat vote dan komen

Salam

DERA DONAT 🖤

Friendzone [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang