WARNING!!!
HARAP TEKAN IKON BINTANG DULU, KASIH VOTMEN SEBELUM KALIAN LUPA...
POKONYA SAYA GAK MAU TAHU, KALIAN HARUS VOTMEN....
.
.
.
Untuk Vote sama komen sama sekali gak di pungut biaya, alias gratissssssss.
Jadi, tunggu apa lagi? Cepet kasih VOTMEN pada cerita saya ini.
.
.
.
Happy reading
.
.
.
Enjoy, ya...
.
.Allisya mengendarai motornya dengan kecepatan rendah, sepulang dari Caffe tadi ia ingin menyempatkan diri untuk pergi rumah pohonnya itu.
Ia kesana hanya mencari ketenangan dengan menikmati semilir angin dan juga pemandangan danau yang selalu memanjakan matanya. Beruntungnya lagi, ia sempat membeli 20 tusuk sosis bakar Mang Asep, satu martabak telor, 10 tusuk pentol, dan juga beberapa cemilan lainnya.
Allisya memarkirkan motornya itu di dekata pohon besar yang menjadi tempat rumah pohonnya itu, lalu ia langsung duduk di pinggir lapangan basket mini dan menghadap ke arah danau.
Ia mulai memakan makananya itu di mulai dari sosis bakar favoritnya. Semilir anginpun terus menerpa wajahnya dan menerbangkan rambut panjangnya itu.
Satu per satu makanan itu habis, langitpun sudah akan berubah menjadi gelap. Namun gadis itu masih tetap duduk di pinggir lapangan bola basket mini itu.
"Icha!!" Gadis membalikan badanya menghadap belakang, lagi-lagi cowok itu. Gadis itu mendengus kesal lalu berdiri dan menatap mata cowok itu malas.
"Cha.. gue mau jelasin, kalau sebenernya Arsen itu....."
"Gue mau pulang, ada jadwal belajar sama kak Dimas" Ucapnya memotong perkataan Dika.
"Tap...."
"Gue duluan" Lalu gadis itu langsung pergi meninggalkan Dika sendirian di rumah pohon.
Dika menghembuskan nafasnya pelan. Gadis itu benar-benar sedang menguji kesabarannya.
♡♡♡♡
Allisya berbaring di atas kasurnya dengan posisi tengkurap, setelah pulang dari rumah pohon gadis itu langsung membuka laptopnya berniat untuk melanjutkan menonton film Chaines nya itu.
Tak lupa dengan berbagai macam cemilan di sampingnya. Ponsel yang berada di sampingnya terus bergetar menandakan ada notif pesan yang masuk. Namun gadis itu lebih memilih untuk mengabaikannya dan fokus pada film yang di tontonnya itu.
Dering ponsel miliknya itu membuat ia mendengus kesal, lagi dan lagi acara menonton nya itu harus terganggu.
Allisya melihat ke layar ponselnya tertera nama Dika. Ia menghembuskan nafasnya pelan, dengan terpaksa gadis itu mengangkat telfon nya itu.
Hallo
Hallo Cha!
Akhirnya lo angkat jugaHm
Gue mau jelasin semuanya, gue harap lo mau dengerin penjelasan gue. Cha! Arsen itu bukan cowok baik-baik, dia itu ada maksud tertentu sama lo. Dia itu cuma manfaatin lo doang, gue harap lo mau jauhin dia ya
Dik
Iya
Mati aja lo
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone [END]
Teen Fiction[Sedang Revisi] _____________________________ Di sini kita belajar jika mencintai tak mesti memiliki. "Dik ..." "Cha ..." "Mau sampe kapan?" "Jangan berharap sama gue ya, kasihan di sama lo nya."