Untuk Dika
Dari IchaDika ....
Apa kabar?
Ribuan kali aku meminta kepada Tuhan
Ribuan kali aku berharap kepada Tuhan
Dan Ribuan kali pula aku di sadarkan oleh keadaan.Dika ....
Cinta ini masih sama
Rasa ini masih sama
Tidak kah bisa kau melihat ini semua?
Tidak kah bisa kau merasakan ini semua?
Sungguh sangat menyakitkan.Ingat kah kamu?
Di Lab Fisika setelah selesai praktik, kamu pernah berkata ....
Cinta itu hadir karena terbiasa, cinta itu ada karena nyaman, tak memandang siapa dia dari mana dia. Karena sesungguhnya cinta itu fitrah, tidak bisa di paksa untuk siapa dan harus seperti apa. Terkadang setiap orang mempunyai caranya sendiri untuk mengungkapkan rasa cinta itu sendiri. Ada yang diam-diam ada juga yang berterus terang.
Dika ....
Ingat kah kamu dengan buku bersampul biru yang pernah aku tunjukkan?
Kini buku itu telah usang, sebab .... tak ada lagi cerita di dalamnya yang mengharuskan aku membukanya.
Buku itu kini sudah terabadikan di sebuah kenangan kelam. Sebuah kenangan antara aku dan kamu.
Cerita antara kita sudah berhasil aku abadikan melalui sederetan kata di dalam sebuah cerita yang berjudul FRIENDZONE. Jika boleh berandaian, ingin sekali rasanya kau membaca cerita usang itu. Cerita yang aku tulis sejak kita masih bersama.
Dik, kini jarak antara aku dan juga kamu sudah semakin jauh ....
Tuhan benar-benar mengutukku, menjauhkan kamu dari hidupku selama-lamanya.
Tunggu aku Dik,
Tunggu aku di pintu surga ....
°°°°°
Cerita klasik, yang aku tulis ketika sedang sibuk-sibuknya ujian sekolah kelas dua belas satu tahun lalu.
Cerita yang terinspirasi dari cerita cinta aku sendiri.
Semoga suka dan semoga mendapatkan feel nya. Karena aku ini bukan penulis handal dengan karya yang sangat mengagumkan.
Terima kasih yang sudah membaca sampai akhir :)
Ini pesan dari aku untuk Dika, Eh__ maksudnya dari Icha untuk Dika.
Jangan lupa Vote ya, terima kasih 🙏
Sama manis
Dera ♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone [END]
Teen Fiction[Sedang Revisi] _____________________________ Di sini kita belajar jika mencintai tak mesti memiliki. "Dik ..." "Cha ..." "Mau sampe kapan?" "Jangan berharap sama gue ya, kasihan di sama lo nya."