Epilog

1.9K 61 12
                                    

Di lembar terakhir ini akhirnya aku paham, tak semua yang kita inginkan bisa tercapai, tak semua yang kita harapkan akan terwujud. Pada bab terakhir ini, aku ingin mengatakan bahwa aku cukup bahagia dengan kehidupanku yang sekarang. Kehidupan yang memang sangat aku impi-impikan sejak dulu, meski tak bersama dengan orang yang sama. Hari ini adalah hari sakral bagiku, hari ini aku akan melepas tanggung jawab ayah terhadapku. Dan, seorang pria yang berada disampingku ini cukup membuat aku terpesona dengan ketampanannya.

Beberapa jam yang lalu, dia telah mengucapkan beberapa deretan kata yang sangat indah. Aku tersenyum kala mendengarnya dan juga merasa gerogi.

"Saya terima nikah dan kawinnya Allisya Putri Berlian Binti Abraham Subagus, dengan maskawin tersebut dibayar tunai!"

Ya Tuhan! Secepat inikah aku menjalani hidup? Secepat inikah aku merasakan kebahagiaan lagi?

Aku benar-benar tak percaya dengan takdirmu. Dulu, aku selalu berharap pada harapan kosong, sekarang aku mempunyai tujuan hidup. Dulu, aku selalu berandaian namun, kau tak pernah mengijinkan aku untuk mencapai andai itu.

Kini aku tak lagi berucap "Semoga dia jodohku" Karena sekarang aku telah mendapatkan seseorang yang lebih baik darinya, kini aku tak lagi berucap "Aku sayang Dika, aku cinta Dika" karena sekarang kau telah mengirimkan cinta yang sesungguhnya.

Dan, kini aku tak lagi bisa mendengar "Cha, Nyontek dong! Cha, jangan marah! Cha, gue beliin donat! Cha, gue baru aja ditolak! Cha, jangan tinggalin gue!" Mengingat hal itu, hati aku kembali merasakan sakit lagi, mengenang seseorang yang sangat amat disayang memang sangat menyakitkan, perjuangan ku selama ini tak ada hasil sedikitpun, jangankan untuk mendapatkan raga nya, mendapatkan hati dan juga perhatiaanya pun sudah tak bisa.

2 Tahun aku mengenal dia, bercanda, bergurau, bahkan saling melengkapi satu sama lain. Aku kira, dia memang jodohku, ternyata dia sudah terlebih dahulu berjodoh dengan kematian. Tepat pada tahun ini adalah tahuh ke 4 dia meninggalkan aku disini, setiap hari aku tak pernah absen untuk mengunjungi rumahnya saat ini, setiap hari aku tak pernah absen untuk mendoakannya dari sini.

Dan kini, kehidupan pun berangsur berubah. Aku sudah terbiasa akan tidak adanya dia, dan aku kini sudah kembali bahagia, dengan seseorang disampingku kini. Seseorang yang selalu ada ketika aku butuh, yang selalu ada ketika aku rapuh, terimakasih banyak untuk kamu yang sudah bersabar menunggu ku.

Kini, tak ada lagi soal matematika yang kamu berikan untukku melainkan sebuah kecupan manis di bibirku. Kini, kamu tak lagi berbicara "Hafalkan rumusnya! Belajar!" Melainkan "Istirahat yang cukup, Jangan sakit lagi, aku khawatir" Sungguh manis :)

Dimas Ardana Putra Guru les aku yang sangat galak, kini sudah resmi menjadi imamku. Kini, Dimas tak lagi berkata "Lebih baik gue gak punya murid kayak lo" Melainkan "Jadilah istri yang baik" .

Kini Dimas Ardana Putra akhirnya meminta untuk "Jangan pergi"

Aku bahagia, sungguh :)

Dan juga, soal sahabat-sahabatku. Mereka sudah memutuskan untuk hidup dengan seseorang yang mereka cari selama ini, kini Alleta tak lagi mengatakan "Arkan, Letta suka! Arkan, kapan mau jadi pacar Letta?, Arkan, jangan marah!, Arkan, semoga Arkan jadi jodoh Letta" Melainkan "Mas Arkan, Yugi bangun nih! Mas Arkan, ambilin popok Yugi!, Mas Arkan, Gantiin Yugi popok, Letta mau mandi dulu!" Kini Arkan dan juga Alleta sudah bersama dengan ikatan yang lebih jelas, sebuah ikatan halal, dan juga sudah di hadaihi satu anak laki-laki yang sangat tampan, namanya Yugi Sanggara Rasyiva.

Bagas, kini cowok itu sudah sibuk mundar mandir kesana kemari, cowok itu sudah berhasil dengan karier nya itu, sebagai CEO besar diperusahaan yang bergerak di bidang Coklat, oh! Jangan lupakan dengan sosok wanita yang selalu menemaninya sedari nol, dia Ellina Asyaqila Diandra. Wanita yang sudah dari dulu bersama Bagas, kini mereka sudah bahagia dengan keluarga kecilmya, dengan anak-anaknya.

Angga, si cowok tengil yang sangat suka menganggu Edrea, si cowok yang tak pernah lelah mengejar cintanya, kini ia sudah berhasil menjadi seorang pilot. Hebat! Aku salut dengannya. Dan juga, jangan lupakan seorang wanita cantik, tinggi juga putih yang setia menggandeng lengannya, seorang wanita yang berprofesi sebagai bidan, dia Poppy Yuria, tunangan Anggara Jaasir Addi Tonda.

Dan, si cantik Edrea kini sudah bahagia dengan pilihannya. Yang mungkin memang sudah menjadi jodohnya, ternyata ia memang sudah berjodoh dengan Gino, mantannya dulu. Selucu itu memang, tapi sudah jalannya. Dulu, waktu aku masih mengasingkan diri, katanya Angga dan juga Edrea sudah resmi tunangan, namun nyatanya ditikung disepertiga malam, ck, ck, ck, tikungan semakin tajam.

Dan inilah, akhir ceritaku :)










































Friendzone [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang