Happy reading
.
.
Enjoy ya:)
.
.Suasana kantin hari ini terlihat sangat ramai, pengap, panas, gerah itulah yang di rasakan oleh siswa/i yang berada di kantin, namun demi perutnya yang sangat lapar mereka rela untuk berdesak-desakan demi sebuah makanan.
"Gimana lo udah ngomong sama si Lisya?" Tanya Arkan pada dika yang sedang duduk di sampingnya sembari memakan mie goreng nya itu.
"Belom" Jawabnya sembari menggelengkan kepala.
"Lebih cepat lebih baik Dik" Ucap Bagas
"Iya tau"
"Terus mau kapan?" Tanya Bagas
"Pulsek paling" Jawabnya
"Gue tunggu kabar baik nya" Ucap Arkan sembari menepuk pundak Dika pelan
****
"Lo mau makan apa Sya?" Tanya Alleta
"Gue mau cilok aja kaya nya" Jawabnya dengan mata yang masih fokus pada layar ponselnya.
"Lo Lin?" Tanya Alleta pada Elina yang masih fokus pada game cacingnya
"Samain aja deh sama Lisya" Jawabnya
"Kalo lo Ed?" Tanya Alleta pada Edrea yang masih sibuk telponan dengan Gio__pacarnya
"Gue samain aja dah, biar ga ribet" Jawabnya lalu kembali fokus pada obrolannya dengan Gio.
"Hmm Ok, yuk beli" Ajak Alleta, Allisya yang mendengar ajakan sahabatnya itu langsung mendongakan kepalannya untuk menatap Alleta
"Lah bukannya lo mau mesenin buat kita" Ucapnya
"Hello!! Seorang Alleta mau mesenin buat kalian in your dream" Jawab Alleta dengan nada sedikit__Alay.
"Terus tadi lo nanya kita mau pesen apa itu maksudnya apa?" Tanya Elina
"Ya gue mau poling aja kalian mau makan apa? Biar samaan" Ucap Aleta
"Lisya__Ntar pulsek jadi kan?" Tanya Arsen tiba-tiba paga gadis itu yang kini sedang duduk dengan ketiga sahabatnya di kantin.
"Oh iya Sen jadi" jawabnya dengan anggukan
"Mau gue jemput ke rumah apa gimana?" Tanyanya lagi
"Terserah aja si"
"Ya udah gue jemput aja ya, lo tinggal sherlock" Ucapnya dengan senyuman
"Hmm Ok"
"Gue duluan" Ucapnya lalu pergi meninggalkan meja gadis itu.
Allisya memalingkan pandangannya ke arah ketigak sahabtnya yang kini sedang menatapnya diam, ia mengeryitkan dahinya sejenak untuk berfikir namun sayang otaknya ini tak akan berfungsi jika dalam keadaan lapar.
"Woyy ayok katanya mau pada makan tapi malah bengong" Ucapnya agak keras, dan membuat ketigak sahabatnya itu sadar
"Ehh iya yuk" Ucap Elina
Lalu mereka sama-sama berjalan menuju arah mang Asep untuk membeli ciloknya itu.
Cilok mang Asep memang terkenal oleh warga SMA Nusantara, hingga jika mereka ingin memakan cilok mang Asep harus rela ngantri dan bersabar.
Allisya memilih menyibukan dirimya kembali pada ponselnya itu sembari menunggu antrian cilok mang Asep, sesekali ia bergerutu kesal dengan mulut yang terus komat kamat tak jelas.
Alleta yang melihat sahabatnya itupun hanya bisa diam dengan segala kekepoan nya, namun semua pertanyaan yang sudah tersusun rapih di otaknya harus di simpan terlebih dahulu, ia lebih memilih menannyakannya saat sedang memakan cilok saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone [END]
Ficção Adolescente[Sedang Revisi] _____________________________ Di sini kita belajar jika mencintai tak mesti memiliki. "Dik ..." "Cha ..." "Mau sampe kapan?" "Jangan berharap sama gue ya, kasihan di sama lo nya."