Vote dulu yuk sebelum baca biar ga lupa hehe. Eh Coment juga ya
.
.
Happy Reading
.
.
Enjoy ya!
.
.Saptu pagi adalah hari teristimewa buat Allisya, karena apa? Karena ia bisa bermalas-malasan di kamarnya itu.
Namun mungkin untuk saptu dan minggu sekarang ia tak bisa untuk bermalas-malasan, ayahnya menyuruh ia dan juga Shasha adiknya untuk membereskan rumah karena katanya mbok Sur sedang izin untuk merawat cucunya yang sedang sakit.
Terlihat kini gadis itu sudah sibuk membersihkan rumahnya dengan Shasha sang adik.
"Sha kamu udah belum nyuci bajunya?" Tanya Allisya pada Shasha yang sedang beristirahat di dapur sembari meminum segelas air putih.
"Udah" Jawab Shasha
"Sekarang yang belum apa lagi? Gue mau pergi nih" Ucap Allisya
"Nyuci baju udah, nyuci piring udah, nyapu, ngepel udah, nyiram bunga udah, masak udah, kayaknya udah semua deh ka"
"Ok, gue mau mandi terus cabut" Ucapnya sembari berlalu pergi menuju kamarnya
"Ntar malem tong hilap belajar sama kak Dimas" Ucap Shasha
"Iya!" Teriaknya
♡♡♡
Di sebuah kamar yang bernuasa putih abu itu terlihat ada seorang cowok yang masih asik di atas kasurnya, sebenarnya cowok itu sudah bangun dari pagi hanya saja ia terlalu malas untuk beranjak dari atas kasurnya dan memulai harinya itu.
Ting...!
Notifikasi ponsel miliknya mengharuskan ia untuk bangun dari rebahannya itu untuk mengambil ponselnya yang berada di meja belajar.
Dika berjalan gontai menuju arah meja belajar miliknya.
Arsen
Gimana? Terima?
Dika membaca pesan itu dengan gigi yang di gertakan dan tangan yang menggenggam erat ponsel miliknya.
Gue terima tantangan lo
Ok, minggu depan sebelum UN
Read
Dika menggeram kesal, lalu ia langsung melangkahkan kakinya menuju kamar mandi untuk melakukan ritualnya di pagi hari.
Rencananya hari ini ia akan berkumpul dengan ketiga sahabatnya untuk membicarakan masalahnya itu.
♡♡♡
"Gue berantem sama Dika" Ucap Allisya sembari melempar bola basket asal ke ring.
Kini gadis itu dan ketiga sahabatnya sedang berada di rumah pohon yang biasa ia dan Dika kunjungi, Dulu. Ntah, sekarang cowok itu masih ingat atau tidak mengenai rumah pohon yang cowok itu buat dengan Allisya.
"WHAT!! Kenapa?" Tanya Alleta yang sedang duduk lesahan di pinggir lapangan basket mini itu.
"Ceritanya panjang"Jawab Allisya sembari berjalan ke arah ketiga sahabatnya itu, lalu ia duduk di depan ketiga sahabatnya.
"Iya, awalnya itu kenapa? Ko bisa berantem?" Tanya Alleta lagi
"Berantemnya parah?" Tanya Edrea
Allisya menghembuskan nafasnya kasar, ia tak tahu apakah ini termasuk berantem parah atau tidak. Pasalnya ia sama sekali belum pernah berantem dengan cowok itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone [END]
Teen Fiction[Sedang Revisi] _____________________________ Di sini kita belajar jika mencintai tak mesti memiliki. "Dik ..." "Cha ..." "Mau sampe kapan?" "Jangan berharap sama gue ya, kasihan di sama lo nya."