For Readers yang berbudi dan beriman, mari kasih Vote sama Coment dulu ya...
.
.
Happy Reading
.
.
Enjoy ya
.
.
VOTEMENT kade, tong hilap. Oke👍
.
.Allisya menggerutu kesal, pagi-pagi seperti ini mood nya sudah turun. Hari ini adalah hari senin, dan sialnya ia telat. Gerbang yang menjulang tinggi di depannya itu sudah tertutup rapat.
Penampilannya pun sangat kacau, rambut yang masih di ikat asal, dasi yang masih terselampir di leher asal, lupa memakai sabuk, dan parahnya ia sampai memakai kaos kaki yang berbeda warna. Kanan memakai kaos kaki pink, dan kiri memakai kaos kaki hitam, benar-benar sangat kacau.
"Lo hari ini kacau banget, telat bangun?" Allisya membalikan badanya ke arah belakang, ia tersenyum tipis pada cowok itu.
"Iya" jawabnya sembari mengangguk kan kepalanya itu.
Cowok itu tersenyum ke arah Allisya. Sedangkan Allisya hanya menaikan alisnya sebelah.
"Ikut gue yuk!!" Allisya semakin di buat bingung. Please banget, hari ini dia sudah sangat kacau. Jangan membuatnya gila hanya gara-gara ia kebingungan.
"Sen! Gue udah pernah bilang, kalo ngomong jangan setengah-setengah. Gue bukan cenayang yang tau semuanya!!" Ucapnya pada cowok didepannya itu.
Dia Arsen, cowok yang baru di kenalnya kurang dari satu bulan ini. Cowok itu juga yang menjadi sebab berantem nya Dika dengannya.
Arsen terkekeh pelan, gadis di depannya itu sangat lucu jika sedang kesal.
"Lo mau masuk kan? Kalo mau masuk yaudah ayok ikut gue ke belakang sekolah. Nanti kita masuk lewat sana" Jelasnya.
Allisnya mengangguk paham "Tapi kan, nanti kena hukum gimana?" Tanyanya.
"Gak akan, yaudah yuk!" Ajaknya, Allisya hanya mengangguk mengiyakan lalu mengikuti cowok itu di belakangnya.
Sesampainya di belakang sekolah, Arsen langsung mengambil tangga kayu yang berada di dekatnya dan langsung memasangkannya di tembok yang menjulang tinggi di depan.
"Cepet naik!!" Ucap Arsen, Allisya menaikan alisnya sebelah. Gadis itu benar-benar semakin lama dalam berfikir.
"Sya!! Naik" Ucap Arsen lagi
"Oh, gue naik ke atas?" Tanyanya.
Arsen mendengus kesal, sejak kapan gadis di depannya itu berubah menjadi agak bego.
"Iya, Allisya" Sahutnya menahan kesal pada gadis di hadapannya itu.
Allisya mulai menginjakan kakinya di tangga pertama, kedua, ketiga dan keem...
"Jangan ngintip!!" Ucapnya pada Arsen yang berada di bawah.
"Iya" sahut Arsen.
Lalu Allisya langsung melanjutkan acara naik tangganya hingga sampai di atas. Gadis itu menghela nafas leganya saat sudah duduk di atas tembok itu.
Kini bagian Arsen yang menaiki tangga untuk menyusul Allisya yang sudah berada di atas.
Arsen menghembuskan nafasnya pelan saat ia sudah berada di atas dengan Lisya. Cowok itu tersenyum ke arah lisya dan di balas senyuman juga oleh gadis itu.
"Yuk turun" Ajaknya. Allisnya hanya mengangguk, lalu matanya mengarah kebawah.
"Duh... tinggi banget ini Sen, nanti kalo gue turun terus kepala gue kena, kejedot, geger otak, hilang ingatan gimana? Kan kasian ntar, gue gak bisa inget mantan-mantan gue lagi, meskipun pada kenyataan nya gue gak punya mantan!!" Cerocosnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone [END]
Novela Juvenil[Sedang Revisi] _____________________________ Di sini kita belajar jika mencintai tak mesti memiliki. "Dik ..." "Cha ..." "Mau sampe kapan?" "Jangan berharap sama gue ya, kasihan di sama lo nya."