Jangan lupa Vote sama Komen nya Kakak
Happy Reading....
Allisya melangkahkan kakinya menuju kantin, 3 jam sudah ia di hukum oleh Bu Jedun untuk terus berjemur di lapangan dengan tangan yang terus menghormat pada bendera.
Gadis itu langsung bergabung di meja yang sudah di tempati oleh 4 orang cowok dan 3 cewek.
Allisya langsung mengambil asal minuman yang berada di meja itu. Sedangkan orang-orang yang berada di meja yang sama hanya menatap Allisya dengan tatapan herannya.
"Kenapa lo?" Tanya Angga pada akhirnya.
"Haus, gerah, capek. Abis di hukum sama Bu Jedun di lapangan" Jawabnya dengan wajah yang masih berkeringat dan terlihat lelah.
"Penampilan lo aneh banget Sya, rambut berantakan, rok gak pake sabuk, ini juga apa? Kaos kaki ko beda-beda. Kanan pink, kiri hitam" Ujar Alleta sambil memperhatikan penampilan Allisya yang kacau.
"Gak perduli gue, capek banget" Keluhnya, lalu ia langsung mengambil alih makanan yang berada di hadapan Dika tanpa tahu malu.
"Ko bisa telat" Tanya Dika
"Bisa"
"Kenapa? Gak biasanya" Tanyanya lagi
"Bukan urusan lo" Jawab Allisya ketus.
Dika hanya menghembuskan nafasnya pelan. Gadis di depannya itu termasuk kedalam spesies mana?
Lagi marahan tapi malah ngambil makanannya, di tanya baik-baik malah di jawab ketus, mau berdamai tapi malah menghindar.
"Allisya kenapa ko bisa telat?" Tanya Elina
"Ini tuh gara-gara kak Dimas yang kalo belajar suka gak tau waktu. Masa belajar dari jam setengah 8 sampe jam 12 malem, di tambah tadi si Arsen sialan. Katanya kalo lewat belakang gak akan kena hukum, eh tau-taunya lewat depan ataupun belakang juga sama aja" Jawabnya dengan raut wajah menahan kesal.
"Ko bisa sama Arsen?" Tanya Arkan
"Ya bisalah!! Kan satu sekolah"
"Maksudnya kenapa bisa barengan sama Arsen?" Kali ini Bagas yang bertanya.
"Ya soalnya dia juga sama telat!!" Jawabnya kesal.
Sedangkan teman-teman yang berada di meja yang sama dengan gadis itu hanya menggelengkan kepala pelan. Gadis itu benar-benar manusia yang sangat langka.
"Sya!! Maen kabur aja lo. Nih gue udah beliin lo susu kotak UHT rasa coklat sama roti" Ujar seseorang dari belakang Allisya.
Allisya membalikan badanya untuk melihat seseorang itu. Ia tersenyum lalu mengambil alih Susu UHT dan juga roti dari tangan cowok itu.
"Ko roti kenapa gak donat?" Tanyanya.
Cowok itu menghembuskan nafasnya pelan, gadis di depannya itu benar-benar sangat membuatnya geregetan.
"Disini mana ada donat Sya" Jawabnya dengan suara menahan kesal.
"Ya lo pesen di luar lah, orang kaya kan lo?" Ujar Allisya.
"Lo di kasih hati minta jantung" Jawabnya kesal, lalu melengos pergi dari hadapan gadis itu.
Namun sebelum pergi, cowok itu sedikit melirik ke arah Dika dengan menampilkan sedikit senyum simpulnya.
Dika mendengus kesal, lagi-lagi cowok itu berhasil mendapatkan perhatian dari Allisya.
"Gue duluan ya, mau kencan sama Pak Mifta di kantor" Ucap Allisya sambil berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone [END]
Teen Fiction[Sedang Revisi] _____________________________ Di sini kita belajar jika mencintai tak mesti memiliki. "Dik ..." "Cha ..." "Mau sampe kapan?" "Jangan berharap sama gue ya, kasihan di sama lo nya."