Happy reading
.
.
Enjoy ya:)
.
.
Jangan lupa buat Vote sama comenr makasih:)
.
.Allisya melangkahkan kakiknya memasuki rumah yang ia tempati selama 17 tahun ini.
Gadis itu memasuki rumahnya dengan kaki yang ia hentak-hentakan ke lantai.
"Sya sini dulu" Ucap Abraham saat melihat gadis itu melewatinya di ruang tamu, namun sayang gadis itu tak berhenti sama sekali, ia terus berjalan menuju arah kamarnya dengan raut muka yang seperti menahan amarah.
"Kenapa sama ka Lisya yah" Tanya Shasha yang baru saja datang dari arah dapur dengan membawa dua gelas minuman
"Gak tahu tuh" Jawab Abraham "Jadi kamu ngajar mulai besok?" Tanya Abraham pada seorang pria di hadapannya
"Iya Om" Abraham mengangguk lalu menyeruput kopi nya itu
"Ka Dimas ngajarnya mulai dari jam berapa?" Tanya Shasha
"Kayaknya jam setengah delapan maleman" Jawabnya
"Ohh Ok, nanti Shasha kasih tau sama ka Lisya" Dimas mengangguk setuju, lalu ia mulai meminum kopi susu yang berada di meja depannya.
"Kalo gitu saya permisi Om, masih ada tugas kampus yang mesti dikerjain" Pamitnya saat kopi susunya itu sudah ia habiskan.
"Oh iya, makasih ya udah mau dateng" Ucap Abraham
"Sama-sama, saya permisi Assalamualaikum" Ucapnya sambil berdiri dan bersiap keluar dari kediaman pria paruh baya itu.
"Waalaikumsalam" Jawab Abraham dan Shasha bersamaan lalu mereka ikut keluar untuk mengantar tamunya keluar.
Dimas langsung memasuki mobil sedannya dan langsung melajukannya di jalanan kota Bandung pada malam hari ini.
♡♡♡
"Kenapa si lo?" Tanya Arkan pada Dika yang duduk di depannya itu dengan tatapan yang terus tertuju pada secangkir kopi hitam tanpa gula.
Bagas dan juga Angga yang berada sama yaitu disebuah kedai kopi pinggir jalan di daerah bandung itu hanya diam dan memakan makanannya masing-masing.
"Gue di tantang tanding balap" Ucapnya tanpa melihat kearah ketiga shabatnya itu
"Sama siapa?" Tanya Arkan "Arsen" Jawabnya.
"Gue saranin lo gak usah terima tantangan itu deh Dik, soalnya kalo si Allisya tahu dia bakal tambah marah sama lo" Usul Bagas yang di angguki oleh kedua sahabatnha itu.
"Iya Dik, kali ini urang setuju sama pendapatnya si Bagas. Bisa jadi si Arsen teh cuma ngajebak lo doang biar asup kana permainan na" Ucap Angga (iya Dik, kali ini gue setuju sama pendapatnya si Bagas, Bisa jadi si Arsen tuh cuma ngejebak lo doang biar lo masuk ke dalam permainnya).
Dika hanya menghembuskan nafasnya kasar, ia sangat bingung apakab ia akan menerima tawaran itu atau menolaknya.
"Gue bisa aja nolak tawaran itu cuma, masalahnya Allisya yang jadi bahan taruhannya" Ucapnya
Arkan, Bagas dan juga Angga hanya diam. Mereka sama bingung nya dengan Dika yang tak tahu harus berbuat apa.
Jika di tolak Allisya yang akan jadi korban tetapi jika di terima Allisya akan lebih kecewa pada Dika, meskipun apa yang cowok itu lakuin adalah untuk kebaikan gadis itu sendiri. Apalagi sekarang di tambah dengan masalah Dika yang akan bertunangan dua minggu lagi, tepatnya setelah cowok itu selesai UN.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone [END]
Teen Fiction[Sedang Revisi] _____________________________ Di sini kita belajar jika mencintai tak mesti memiliki. "Dik ..." "Cha ..." "Mau sampe kapan?" "Jangan berharap sama gue ya, kasihan di sama lo nya."