Chapter 47 : Konflik

149 12 1
                                        

"Kau mau kemana sih?" heran Argus.





Saat ini, Argus dan Martis malah berkelana disekitar salah satu taman di Lod yang ada air mancur mistisnya.





Argus mengira kalau alasan Martis datang kemari itu mau minta permohonan di air mancur itu. Ia heran, kenapa masih ada aja hero yang percaya dengan mitos begituan.






"Mau sampai kapan kita bakal disini, hah!?" kesal Argus. Udah hampir setengah jam mereka disitu.





"Aku sedang menunggu orang yang aku cintai. Kau peka sedikit lah!"




"Siapa sih yang kau tunggu? Mana ada jaman sekarang hero wanita datang kemari untuk berdoa."




"Aku tidak tau namanya.." jawab Martis pelan.




"Wajahnya? Kau ingat wajahnya seperti apa?" tanya Argus lagi.





"Tidak! Aku tidak ingat wajahnya! Dia memakai jubah dan aku tidak bisa melihat rupanya seperti apa!" marah Martis.




"Dasar bodoh, bagaimana kau bisa menyimpulkan kalau itu seorang wanita!? Bagaimana kalau itu cuma nenek-nenek. Soalnya jarang banget Hero wanita kemari, asal kau tau saja."





"Aku yakin dia seorang wanita!" tegas Martis.



"Dari mana? Kau bahkan tidak melihat wajahnya, bagaimana bisa kau yakin?" sindir Argus.







"Aku lihat tangannya! Tangannya putih dan dipenuhi tato aneh."




"Ha, jangan-jangan itu hero laki-laki lagi. Disini mana ada cewek bertato."




"Aku yakin dia wanita. Dia memakai jubah hitam, warna kukunya hitam, dan ada sedikit tato bunga dibagian dalam tangannya." jelas Martis.



"Siapa coba hero seperti itu? Kau pun aneh suka sama hero yang nggak jelas rupanya bagaimana. Coba kupikir dulu hero yang mirip seperti gambaranmu itu.."





"Ha, aku tau." kata Argus langsung.





"Apa? Siapa?" tanya Martis sakin keponya.





"Aku akan memberitahumu setelah kita kerumah lamaku."




"Hei, apa-apaan kau ini. Curang!"




"Ayolah, mencari wanitamu itu sebentar. Aku cuma memastikan Kaja dan Rafaela pergi saja, setelah itu kita cari wanita mu itu. Deal?" tawar Argus.







...










"Sayang, suapin!" pinta Kadita.





Semua hero yang berada di sekitar kafe pun ikutan menyaksikan kemesraan mereka berdua, saking tidak menyangkanya.



"Makan sendiri dong." Lance jadi risih diliatin seperti ini. Mereka terlalu terang-terangan melihat mereka berdua makan.



Dia terpaksa mengikuti kemauan Kadita yang ingin makan diluar cafe, katanya biar nggak pengap. Eh ini malah super pengap.




"Udah makannya? Jangan lama-lama, aku masih ada banyak kerjaan." kata Lance.




"Jahat ih. Luangkan sedikit waktumu untukku, apa kamu keberatan?" Kadita pun menampilkan puppy eyes nya, Lance pun akhirnya ngalah.




MLBB StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang