Part 3

6.4K 518 4
                                    

Suasana pesta yang semulanya tenang, mulai riuh dengan bisikan - bisikan yang memasuki telinga Felya. Felya hanya diam menatap keseluruh penjuru ruangan. Banyak para wanita yang memakai baju dengan menunjukkan lekukan tubuhnya, dan hanya beberapa wanita saja yang menggunakan baju yang sopan.

Apakah mereka putri bangsawan? Mengapa mereka memakai baju yang tak sopan? Felya melihat pada seorang wanita yang sedang memarahi seorang Omega gara-gara minumannya tumpah dibajunya. Jelas-jelas yang bersalah wanita itu, yang jalan tak melihat ke depan. Lagian juga noda yang terdapat pada gaun itu hanya sedikt, setitik mungkin.

"Apakah kau menyalahkan Omega itu, padahal kau sendiri yang bersalah?" Felya melangkahkan kakinya mendekati tempat kejadian, tatapan matanya menatap wanita itu dengan tajam dan mengintimidasi.

Wanita yang tadinya memarahi Omega itu langsung terdiam dan membalikkan tubuhnya untuk melihat siapa yang baru saja menegurnya. "Memangnya siapa anda? Ini urusan saya. Jadi anda lebih baik diam saja, tak usah mencampuri urusan saya."

Felya tertawa renyah. "Saya tidak ada maksud mencampuri urusan anda, tetapi apa anda tidak merasa malu memarahi seorang Omega. Padahal semua orang disini melihat sendiri, bahwa anda yang salah."

"Harusnya, sebagai Putri Bangsawan anda mempunyai etika dan tata krama, walaupun kedudukan Omega lebih rendah dari pada anda. Tetapi umur dia jauh lebih tua dari anda, saya melihat ini menjadi tak yakin bahwa anda benar - benar putri bangsawan."

Mendengar perkataan Felya, wanita itu merasa dipermalukan. Baru kali ini di seumur hidupnya ia dipermalukan oleh seorang yang bukan siapa -siapa. Wanita itu merasa geram dan menatap tajam Omega yang sedang menundukkan wajahnya, tanpa berbasa - basi ia menghampiri Felya lalu membisikkan, "kau akan lihat pembalasanku nanti, atas rasa maluku hari ini." Setelah itu ia pergi berlalu.

Felya menyunggingkan senyumnya, "akan kutunggu," gumam Felya sambil melihat kepergian wanita itu.

Setelah wanita itu pergi, Felya menghampiri omega tua itu, "apakah bibi tak apa-apa?" tanya Felya, dengan nada hormat kepada wanita tua itu.

Wanita paruh baya itu tersenyum tak enak. "Saya tak apa-apa nona dan terima kasih telah menolong saya," ucap pelayan itu dan kepalanya masih menunduk hormat.

Felya mengangguk dan sedikit tersenyum. "Tak masalah, sepertinya keluarga saya sedang mencari saya. Saya pergi dulu bibi," pamitnya lalu pergi meninggalkan wanita paruh baya itu sendiri.

"Semoga hidupmu selalu bahagia. Anak baik," ucap wanita itu lalu pergi untuk melayani beberapa tamu yang berdatangan.

·········

Disisi lain, Lucas tengah menatap kemeriahan pesta yang diadakannya. Wangi vanila memasuki indera penciumannya, matanya menutup untuk memperjelas wangi itu. Wangi yang baginya sudah menjadi candu dalam hidupnya.

"Alpha," panggil Alex yang membelakangi Lucas.

"Hmm."

"Seluruh keluarga yang Alpha undang telah datang semua."

Lucas hanya mengangguk, tetapi matanya menelisik keseluruhan ruangan aula pesta itu untuk mencari miliknya.

"Baiklah Alpha, saya permisi."

Setelah kepergian Beta nya, Lucas turun dari tangga, suara sepatu dan lantai menjadi pengiring perjalanannya. Semula pesta yang riuh mulai senyap dan sepi akan suara tersebut. Bahkan musik yang tadinya berdentuman seketika mati untuk menghormati kedatangan Lucas, King Alpha. Seluruh mata menatap King Alpha tersebut dengan penuh hormat, dan juga beberapa wanita yang cukup berani menatap Lucas dengan tatapan menggoda.

Setelah sampai menuruni tangga, Lucas berjalan menuju panggung untuk memberikan beberapa kalimat penyambutan.

Tak membutuhkan waktu lama untuk memberikan kalimat pembuka, Lucas mulai mencari Matenya, tujuan utama diadakan pesta ini. Dengan mengandalkan indera penciuman yang tajam ia menelusuri seluruh ruang. Ketemu. Lucas menatap seorang gadis yang sedang minum di pojok ruangan, tempat untuk seseorang yang ingin beristirahat dan dia merasa tak menikmati pesta.

IMMORTAL QING #1FANTASI (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang