Part 13

4.2K 337 3
                                    

"Tidak mungkin," lirih Felya.

Jantungnya terasa berdenyut lebih cepat, seperti diremas oleh sesuatu. Nafasnya juga sudah tak teratur. Kilas balik masa lalu memasuki pikirannya. Tangannya yang lentik, mencengkram kuat rambutnya sebagai bahan pelampiasan rasa sakitnya. Mengapa ini bisa terjadi? Mengapa juga dia datang kembali? Felya mengenal dia, seorang yang kini menerornya dengan dua kata.

Suara isakan terdengar begitu memilukan. Felya kini memeluk lututnya dan menyembunyikan wajahnya di lutut. Semuanya terjadi begitu cepat. Kalau Felya tak mengindahkan rasa penasarannya, maka ini semua tak terjadi. Lilly juga yang terus berada di sisi Felya, berusaha mengelus tangan Felya dengan bulu lembutnya, tetapi tetap saja tak membawa perubahan. Felya sekarang sudah tak bisa mengendalikan tubuhnya lagi, rasa trauma nya membuat Felya ingin mati sekarang.

"TIDAK, INI TIDAK MUNGKIN," Felya berteriak dengan kerasnya. Wajahnya sudah merah padam dengan penuh air mata. Isakannya semakin menguat tatkala rasa sakitnya semakin menjalar, Felya tak ingin mengingat itu, beda dengan pikirannya yang ingin mengingatnya.

Puluhan burung berterbangan dari pohon yang rindang ketika merasakan aura yang semakin menguat. Tak lama, terdengar suara hentakan kaki, beberapa Warrior datang dengan wajah tegangnya. Melihat Felya yang meringkuk ketakutan, membuat mereka ingin mendekati Felya. Ketika berjalan mendekatinya, tiba-tiba tubuh dari beberapa Warrior itu terpental jauh hingga menghantam pohon. Felya memasang sebuah barrier yang kuat karena merasa hidupnya terancam.

Para warrior semakin cemas, salah satu pemimpin mereka mulai memindlink Lucas. Dia, Darren berusaha mencari jalan keluar atas masalah ini. Ia tak ingin Luna-nya terjadi sesuatu yang berbahaya, hanya Felya lah yang mampu menghadapi kekejaman Lucas. "Apa yang terjadi saat ini pada Luna?"

Salah satu Warrior lain maju. "Seperinya ada yang ingin mencelakai Luna, Lihat ..." warrior itu menunjuk kearah panah yang berada disekitar Felya. "Disitu ada panah."

Darren terbelalak melihat itu. Astaga! Kenapa ia bisa secerboh ini meninggalkan Felya sendiri. Hukuman apalagi yang akan menjemputnya. Kejadian kemarin saja Darren harus dihukum cambuk sebanyak seribu kali karena kelalaiannya yang dapat membahayakan Felya.

Keadaan semakin memcekam. Beberapa Warrior berusaha berbicara kepada Felya yang tak mengindahkannya. Mereka juga memakai segala kekuatannya agar bisa menghancurkan barrier itu. Jika tidak, maka energi Felya akan terkuras habis, hingga menyebabkan ia tak sadarkan diri atau yang lebih parahnya lagi energi yang akan tinggal sedikit itu akan menyerang tubuh Felya hingga meninggal.

Tiba-tiba, tubuh seluruh Warrior jatuh, mereka tampak seperti kesakitan memegang dada. Diwaktu yang sama, Lucas datang dengan wajah yang penuh kemarahan. Ia berlari menuju Barrier dan memakai kekuatanya untuk menghancurkan Barrier itu.

"Felya." Lucas mendekap tubuh Felya. Ia semakin mengeratkan pelukannya saat Felya tak ada reaksi apapun. Seperti, jiwa nya tak ada dalam fisik Felya.

"Felya, ada apa? Katakan padaku." Felya sama sekali tak menjawab. Tetapi, tubuhnya yang tadi hanya diam dan menegang kini mulai gemetar, jantungnya juga berdegup kecang, hingga Lucas dapat merasakannya karena tubuh mereka yang begitu menempel.

"Tidak, Lucas bawa aku pergi ... aku takut." Tanganya mencengkeram jas Lucas, ia semakin meyusupkan wajahnya ke dada Lucas.

"Siapa yang kau takutkan?" Tanya Lucas. Salah tangannya mengepal dan tangan yang lain mengelus rambut Felya. Siapa yang berani mengnacam Felya? Apakah dia ingin mencari mati? Akhh, aku harus menghancurkan siapapun itu, pikir Lucas.

"Dia ingin membunuhku, dia ingin hidupku. Dia ...." ketakuan Felya semakin menjadi, terbukti Felya berusaha melepaskan pelukan antar Lucas membuat siapapun yang melihaynya meringis kasihan.

IMMORTAL QING #1FANTASI (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang