Part 9

4.6K 359 3
                                    

"Enzy, apa yang kau lakukan disini?" Tanya Felya terkejut, pasalnya ia baru saja keluar dari perpustakaan dan menemukan Enzy yang sudah berdiri tegak di sisi pintu. Kejadian ini seperti kemarin, apakah tadi Enzy memanggil nya lalu ia tak mendengar? Iya mungkin, biasa nya Felya ketika sudah membaca buku maka dunia sudah milik sendiri.

"Alpha memerintahkan ku untuk meriksa keadaan Luna, seperti nya dia mengkhawatirkan sesuatu," jawab Enzy.

"Hah, untuk apa? Sedari tadi aku diam di kamar dan tak mungkin terjadi sesuatu terhadapku,"

"Justru karena hal itu, Alpha mengkhawatirkan Luna disebabkan Luna tak keluar dari kamar. Aku tadi sedikit mendengar pembicaraan Alpha pada Beta, katanya...ia takut kalau Luna marah padanya." Enzy memelankan suara, agar tak ada seorang pun yang mendengar kecuali Felya. Enzy tadi sebelum pergi dari ruangan Lucas ia masih sempat mendengar pembicaraan antara Lucas dengan Alex dan sekarang ia justru mengungkapkan seluruh pembicaraan agar Felya mengerti, tentang kekhawatiran Lucas.

"Marah padaku?" Pikiran Felya langsung melesak pada kejadian malam tadi. Dimana Felya merasa sangat malu untuk bertemu Lucas, ia berusaha untuk melupakan kejadian itu dengan menyibukan diri, tak berakhir sia-sia Felya melupakan. Tetapi sekarang justru Enzy datang dan tanpa sadar membuat Felya kembali mengingat kejadian itu.

Flasback

"TIDAAAK," teriak Felya yang menggema di seluruh ruangan mampu membuat seorang Lucas terkejut mendengarnya. Niat mau menggoda Felya justru ia sendiri yang kena akibat nya.

"Ada apa dengan mu? Apakah kau tak ingin menikah denganku?" ucap Lucas wajah nya sudah terlihat amat menyeramkam, bahkan Felya tanpa sengaja melihat warna bola mata Lucas berubah menjadi gold, tetapi sayang dia tak menyadari perubahan Lucas.

Tanpa sadar Felya mengangguk dengan wajah polosnya. Lucas menggeram tak suka, melihat orang yang amat dicintai nya kini tak ingin menikah dengannya membuat amarahnya terpancing.

Amarah Lucas telah terpancing, menciptakan tekanan dan aura yang begitu kuat. Beberapa barang yang berada diatas meja berjatuhan, membuat suara yang begitu keras. Felya melihat suasana kamarnya yang perlahan hancur. Tak lama ia baru menyadari kebodohan yang baru saja dilakukannya. Berani-berani nya menolak keinginan Lucas yang begitu besar. Felya merutuk dalam hati, kenapa ia harus terlihat jujur, jika ingin mengulang waktu maka Felya akan memberikan sebuah alasan yang kuat dan tidak membuat Lucas marah seperti saat ini.

"...maksudku bukan seperti yang ada di pikiranmu. Kita baru beberapa hari ini mengenal, aku tahu bahwa sepasang Mate pasti akan merasakan cinta antar keduanya. Kau juga perlu tahu cinta juga butuh waktu dan aku memerlukan waktu itu." Felya berusaha berbicara selembut mungkin, tangannya yang lentik mengelus kepalan tangan Lucas agar dapat meredakan emosi yang membara.

Perlahan emosi Lucas mulai mereda, napasnya mulai sedikit teratur ketika mendengar pernyataan yang diungkapkan Felya. Ditambah Felya mengelus tangannya membuat hati Lucas menghangat. Kini kemarahan itu telah tergantikan oleh kebahagiaan, suasana yang tadi penuh tekanan dan aura yang menonjol sekarang seperti semula.

"Jadi kamu mau menikah denganku?" Lucas tersenyum senang, kini ia seperti semula menggunakan nada menggoda dan alis yang tebal sengaja ia narik turunkan.

Felya terkesiap melihat Lucas yang seperti semula, bujukannya memang manjur atau Lucas yang mempunyai penyakit bipolar? Ehh, memang Werewolf bisa mempunyai penyakit itu? "Memangnya kamu mau menerima penolakanku?"

"Tentu saja tidak, jangan sekali-kali kamu berniat menarik ucapanmu tadi, aku takkan membiarkannya," ucap Lucas. "Lagian juga kita memang sudah diwajibkan bersatu, jadi tak ada alasan untuk kita berpisah,"

IMMORTAL QING #1FANTASI (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang