Part 36

2.5K 256 35
                                    





Lucas sedang bersama dengan Merry.

Felya tak percaya ini. Setelah semalaman ia menghilang dan kembali pagi ini, justru penyambutan ini yang Felya dapat. Bahkan posisi Lucas dengan Merry saat ini adalah berpelukan. Dengan di dekatnya ada Bella yang tersenyum senang.

Posisi Lucas membelakanginya jadi ia tak mengetahui Merry yang memeluk atau Lucas, raut wajah Lucas saja tak bisa ia lihat. Namun, Felya tak peduli. Intinya, pada saat ini Mate nya itu sedang bermesraan. Bahkan Bella mendukung semua kejadian ini.

Felya dapat melihat Bella yang menggoda Merry dengan mencolekan dagu Merry. Lucas hanya diam, bahkan pria itu tak berniat sedikitpun pergi. Dari sini Felya tahu, bahwa Bella dan Merry mempunyai kedekatan sebagai teman. Mereka begitu akrab, Bella saja terlihat ramah pada Merry.

Cukup. Felya sudah tak kuat. Dengan kasar, ia menutup gorden. Tubuh Felya luruh, kakinya terlekuk dan menutupi wajahnya diantara kaki. Bahkan dari sini saja, Felya dapat mendengar Bella yang tertawa senang, ia seperti mentertawakan hidup Felya saat ini.

"Merry, kau bahkan sudah bersemu merah hanya karena berpelukan dengan kakakku, Hahaha."

Felya tak tahu, apakah Bella sengaja menaikan intonasi suaranya agar ia mendengarnya. Dalam keheningan, Felya menangis terisak lagi. Felya bahkan mendengar kalimat-kalimat buruk yang dilayangkan oleh Bella dan Lucas di sana hanya diam saja.

"Kak, lebih baik kau bersama dengan Merry saja. Daripada wanita itu, ia terlalu kasar dan tak beretika."

Felya menutup telinganya. Ia tak ingin mendengar kalimat yang buruk lagi. Felya merasa kini ia menjadi lemah, bahkan patuah-patuah yang diberikan Matt untuk menjadi wanita kuat tak berhasil untuk saat ini.

Felya beranjak. Dapat dirasakan wajahnya sudah penuh air mata. Ia menangis dalam keheningan dan tak sedikitpun mengeluarkan suara. Felya sakit, ia tak suka menjadi seperti ini. Jika tahu rasa sakit yang mendalam pada hatinya saat melihat Lucas bermesraan dengan wanita lain. Lebih baik Felya tak memberikan hatinya.

Felya tak tahu apakah ia mencintai Lucas atau hanya sekedar menyukai. Namun, ada kata Harsha jika cemburu artinya mencintai. Felya akhirnya sadar tentang perasaannya. Ia merasa bodoh karena percaya pada janji-janji Lucas untuknya.

"Mengapa harus sesakit ini, tuhan?" Felya lebih baik mendapatkan sakit fisik dibanding batin. Sakit batin tak ada obatnya, Felya butuh seseorang saat ini. Seseorang yang akan ia jadikan teman curhatnya.

Enzy? Wanita itu pasti sedang sibuk, pekerjaannya sangat banyak. Lagian juga, kalau ia meminta Enzy datang, hendak lewat mana? Pintu kekunci dan hanya Lucas saja yang bisa membukanya.

Ceklek.

Felya terburu-buru membersihkan wajahnya dari air mata. Dengan cepat ia menarik selimut dan berpura-pura tidur. Untuk saat ini, Felya tak ingin berbicara pada Lucas atau melihat wajahnya. Biarkan ia egois, sekarang waktunya untuk menenangkan hatinya dahulu.

Felya mendengar suara sepatu yang berdecit dengan lantai. Semakin merasa Lucas mendekat, semakin Felya meraga ketegangan. Ia takut untuk berbohong, namun tak apalah yang penting Felya tak berurusan dengan Lucas.

Felya dapat merasakan hembusan nafas di depan wajahnya. Ia yakin Lucas sudah sangat dekat dengan dirinya. Dan juga, elusan pada puncak kepalanya. Felya dapat merasakan itu. "Bangunlah. Felya. Aku tahu kau berpura-pura tidur."

Felya menegang. Ternyata memang tak mudah membohongi Lucas. Entah karena Lucas yang terlalu pandai atau Felya yang terlaku bodoh dalam berakting tidur. Namun tetap saja, ia tak membuka matanya. Ia tak peduli lagi jika Lucas marah, karena harusnya saat ini dirinyalah yang marah.

IMMORTAL QING #1FANTASI (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang