Part 14

3.9K 327 5
                                    

Felya masih memegang tangan pria yang belum diketahui namanya itu. Tujuannya adalah ke suatu tempat yang sangat disukai Felya. Mereka berjalan tanpa ada yang membuka suara, membuat keheningan melingkupi.

Tadi, Felya pergi ke toko sebentar, membeli makanan dan juga obat luka. Sehingga, tangannya memegang satu plastik makanan dan pria itu, Felya suruh memegang kotak obat yang dibeli. Beruntung, Felya berjalan lambat karena kakinya yang kecil, sehingga pria itu tak susah untuk menyamai langkah kaki.

Pria itu mengernyitkan dahinya bingung, mereka kini berada di depan hutan. Bukankah gadis kecil ini seorang putri mahkota? Pria itu jadi bertanya - tanya dalam pikirannya. "Kita mau kemana?"

Felya menoleh, ia mendongak keatas untuk melihat wajah pria itu. "Kita akan ke sungai kesukaanku. Di sana sangat indah, ada juga danau tapi aku takkan membawamu ke danau. Karena itu hanya milikku saja."

Pria itu tertawa renyah mendengar kalimat Felya yang begitu polos. "Apa kau tak takut, jika aku mencelakai mu?" tanya pria itu hati-hati.

"Tidak, orang tua ku membebaskan ku untuk pergi kemanapun. Jika ada yang mencelakai aku, pasti ada yang menolong, itu kata orang tua ku." Dengan polosnya Felya berkata seperti itu. Ia tak tahu saja, bahwa orang tua nya selalu memerintahkan prajurit elitnya untuk selalu disisi Felya.

Bahkan pria itu tahu maksud orang tua Felya. Ia tersenyum kecil, Felya adalah anak yang beruntung memiliki orang tua yang sangat perhatian, tak seperti dirinya orang tua saja ia tak tahu di mana keberadaannya. Ia selama ini hidup sendiri, disakiti adalah hal biasa dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Seandainya, ia mempunyai satu orang yang berada disampingnya maka pria itu pastikan hidupnya pasti tak terlalu sengsara.

Itulah hidup, terkadang kita terus mengeluh pada tuhan. Tetapi, kita tak melihat ke sekitar kita yang jauh lebih menderita dibanding hidup kita. Datang hanya untuk mengeluh, jika sudah ada kebahagiaan maka akan melupakan tuhan. Selama ini, pria itu terus berdoa pada tuhan untuk berikan satu orang yang tulus untuk hidupnya. Apakah ia salah untuk berdoa pada tuhan?

Pria itu terlalu larut dalam lamunannya, tanpa menyadari Felya sudah berjalan cukup jauh darinya. "Hey, kenapa kau diam. Ayo kita jalan lagi," teriak Felya mampu menyadarkan pria itu dalam lamunannya. Pria itu, berjalan terseok-seok, kakinya cukup sakit karena injakan beberapa anak kecil tadi dan juga batu yang terlempar ke kakinya.

 Pria itu, berjalan terseok-seok, kakinya cukup sakit karena injakan beberapa anak kecil tadi dan juga batu yang terlempar ke kakinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Mereka telah sampai ditempat Felya tuju. Ternyata, jarak dari hutan ke sungai ini tak terlalu jauh hanya sekitar 500 meter saja. Sepertinya Felya sudah terbiasa jalan dengan jarak yang jauh, sekarang saja tak terlihat sedikitpun wajah lelah. Hanya wajah antusias lah yang dilihat pria itu. Semakin lama ia bersama dengan gadis kecil ini, semakin membuatnya merasa tertarik.

Ia seperti layaknya pedofil menyukai gadis kecil itu. Tapi, untuk sekarang ia tak ingin memikirkan itu. Lagipula hari ini, adalah hari pertama mereka bertemu, sangat tak baik baginya menyukai putri mahkota seperti dia.

IMMORTAL QING #1FANTASI (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang