Part 7

4.6K 372 0
                                    

Felya perlahan membuka kelopak matanya. Posisi tidurnya menyamping menghadap kaca jendela membuat sinar matahari yang terang langsung bertubrukan dengan retina matanya. Karena hal itu, Felya menghalau sinar matahari menggunakan tangannya agar matanya tak sakit. Dengan malasnya, Felya bangun dari tidurnya lalu mengucek matanya sebentar. Ternyata hari sudah mulai sore, terlihat sekali sinar matahari perlahan tenggelam dibalik awan yang menghitam. Felya sangat menikmati pemandangan itu, ketika matahari tenggelam dengan sinarnya cukup terang hingga membangunkannya. Felya yakin kamar ini dipilih secara khusus dengan tempat yang strategis.

Karena sudah sore, Felya dapat merasakan tubuhnya sangat lengket, mungkin karena sebelumnya Felya membereskan barang-barangnya yang menyebabkan ia keringatan sehingga tubuhnya lengket. Dia beranjak dari ranjangnya dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Setelah tubuhnya mulai terasa segar, Felya tiduran di ranjangnya. Mood nya sore ini begitu buruk untuk membaca buku atau ke danau. Dia mulai merasakan kebosanan yang melanda, rasanya ingin sekali keluar tetapi takut tersesat. Bayangkan istana ini begitu luas dan dipenuhi oleh lorong - lorong panjang. Memanggil pelayan pun rasanya tak enak, takut merepotkan mereka yang sedang sibuk bekerja.

Jadilah sore ini, ia hanya tiduran di ranjangnya. Menatap langit langit kamar yang tenyata mempunyai desain bagus, enak dipandang.

Tok

To

Tok

Suara ketukan mengganggu Felya yang sedang dalam mode malasnya. Dia berdeham sebagai insterupsi untuk si pengetuk. Tak lama, Enzy muncul dari balik pintu.

"Maaf telah mengganggu waktu Luna, saya kesini ingin menyampaikan pesan," ucap Enzy tak enak hati melihat Luna-nya sedang bersantai.

Felya menggelengkan kepalanya, "tidak apa, lagipula aku tidak sedang melakukan kegiatan apapun," ucap Felya, "ada apa kau kemari?" Felya bertanya dengan sopan. Walau bagaimanapun Enzy adalah seorang yang lebih tua darinya dan sepatutnya ia harus menghormatinya.

"Alpha lucas memerintahkan saya untuk memanggil Luna untuk makan malam bersama."

Makan Malam? Felya langsung menatap jendela dan ternyata hari sudah mulai malam. Mungkin saja Felya terlalu larut dalam lamunan tadi sehingga tak ingat waktu. Mengingat kata makan malam juga membuat Felya merasa gugup bertemu dengan Lucas, pasti hanya ada keheningan dan kecanggungan nantinya, "apa tidak bisa aku makan malam sendiri di kamar ini Enzy?"

"Maaf Luna. Alpha tak pernah menerima suatu penolakan, beliau berkata jika Luna tak datang maka beliau sendirilah yang akan menyeret Luna ke ruang makan."

Pupus sudah harapan Felya untuk tak menemui Lucas, dia baru mengingat bahwa Lucas tak pernah ingin menerima penolakan. "Baiklah, aku akan makan malam bersama."

Dengan pasrahnya Felya berjalan bersama Enzy menuju ruang makan. Tidak mungkin dia sendiri yang berjalan ke meja makan, yang ada ia tak sampai- sampai ke ruang makan karena kesasar.

Diruang makan telah ada Lucas yang menduduki kepala kursi yang terlihat berbeda diantara yang lain. Felya juga melihat dua orang pria yang salah satunya ia kenali, Alex. Iya, dia yang menjemputnya dari istana keluarganya kesini, sedangkan pria yang satunya Felya tidak pernah melihatnya, baik pada saat pesta ataupun pada saat penyambutannya tadi.

"Ekhem," deheman lucas menyadarkan Felya dari pikirannya. Tak ingin lama - lama dia berjalan cepat dan mengambil tempat duduk yang terdekat dengan Lucas karena tadi ia sempat melihat kode mata Lucas untuk didekatnya.

"Felya!"

Merasa terpanggil Felya menatap Mate-nya. "iya, ada apa?" tanya nya sedikit gugup menatap manik hitam Lucas.

IMMORTAL QING #1FANTASI (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang