Merry.
Felya membuang wajahnya, enggan melihat kedua wanita yang akan menganggu ketenangan hidupnya. Padahal, ia sedang sakit dan ingin mendapatkan ketenangan agar cepat sembuh, kalau tahu bahwa kedua wanita laknat ini yang menjenguknya lebih baik Felya tak menyuruh Lucas tadi untuk bekerja.
Felya menggeleng, ia tak boleh berpikir seperti itu. Prioritas Lucas bukan hanya dirinya, namun rakyat juga radi Felya harus mengerti keadaan dan tak boleh egois.
"Ada apa kalian datang ke kamarku?" tanya Felya sinis tanpa menatap lawan bicaranya, ia takut emosinya akan meningkat hanya karena melihat mereka.
Bella dan Merry tertawa ringan, seolah mentertawakan Felya yang kini tak memiliki apa-apa untuk melawannya. "Tentu saja, aku ingin mengunjungi calon kakak ipar aku ini," ucap Bella, lalu Merry pura-pura marah karena Bella mengakui Felya kakak iparnya.
"Ups." Bella menutup mulutnya dan menepuknya pelan, seolah menyalahkan mulutnya yang berbicara seperti tadi. "Aku lupa, kalau kau akan menjadi mantan kakak ipar aku. Mana sudi, aku mempunyai kakak ipar tak berguna seperti-mu."
Baik Bella maupun Merry tertawa kencang melihat wajah merah padam Felya. Mereka sangat puas membuat Felya menjadi seperti wanita hina.
"Aku tak peduli. Hubungan aku sama Lucas adalah Mate, jadi tanpa izin mu saja. Aku bisa terus bersama dengan Lucas. Selamanya," ucap Felya dengan akhir kata yang penuh penekanan. Saat ini ia berusaha menunjukan suara tegasnya, karena tenggorokannya masih sakit dan cukup susah berbicara. Seperti saat ini, tenggorokan Felya sakit karena tadi memaksa suaranya keluar dengan keras.
Bella menjadi geram sendiri, begitu juga dengan Merry. Namun, Merry masih berusaha menahan emosi-nya, ia tak ingin dilihat buruk oleh Bella, karena Bella adalah kartu As nya. "Kau memang harus di beri pelajaran," ucapnya, lalu dengan cepat Bella berjalan menuju Felya dan menarik rambut Felya.
Sedangkan Felya meringis sakit. Ia sangat heran, semenjak datang ke istana ini banyak sekali yang ingin menarik rambutnya. Siska, Lucas dan sekarang Bella. Kalau ditarik terus, bisa saja Felya tak memiliki rambut dan kulit kepala karena sudah lepas. "Lepaskan tanganmu!"
Bukannya melepaskan, Bella justru tertawa dengan kuatnya dan menarik lebih kuat lagi rambut Felya. Sedangkan Merry, ia hanya duduk di sofa. Jelas, Felya melihat seringai pada wajah Merry yang penuh kemenangan.
Felya merutuk dalam hati, Bella memang benar-benar bodoh, pikirnya. Felya tahu bahwa yang mengendalikan Bella adalah Merry, Felya sendiri heran mengapa Bella begitu tunduk pada Merry.
"Kau minta lepaskan? Oke," ucap bella lalu melepaskan tarikannya. Felya mengernyit bingung, ia yakin pasti ada yang Bella rencanakan saat ini. Tak mungkin wanita itu berhenti sekarang, jelas Felya tahu isi hati jahat mereka.
Bella berbalik dan menelisik setiap ruangan. Ia membuka laci yang berada di dekat nakas, dan mengambil sesuatu. Felya terperanjat kaget saat melihat barang ada yang diambil Bella, gunting.
Felya berusaha membangunkan tubuhnya, namun tak bisa. Obat tadi hanya menyembuhkan pusing saja tapi tak bisa membuat tubuh Felya menjadi lebih kuat dari sebelumnya. "Kau mau apa?" tanya Felya dan dengan susah payah ia menyembunyikan raut takutnya.
Felya merasa déjàvu, trauma masa lalunya disaat ini datang. Felya takut, ia takut pada trauma itu yang melemahkan jiwa Felya. Keringat dingin juga terus menetes, musim dingin yang terjadi tak membuat tubuh Felya menjadi lebih sejuk."Aku begitu benci padamu. Aku yakin, kakak tertarik padamu hanya karena kecantikan yang kau miliki." Bella berjalan mendekat, sekejap Felya dapat mendengar kekehan kecil yang berasa dari Merry. Wanita itu seperti sedang menonton drama, dan tak berniat sedikitpun menghalangi Bella.
KAMU SEDANG MEMBACA
IMMORTAL QING #1FANTASI (END)
WerewolfJUDUL AWAL Alpha's Dunia yang diciptakan oleh para Dewa dan Dewi, kini dikuasi oleh Dewi Bulan. Dengan dipilihnya seorang mahluk yang dianggap sempurna, dia kini mengatur kehidupan dunia itu Dunia Immortal, namanya. Dunia yang memiliki mahluk hidup...