Part 55

2.4K 279 173
                                    

Kalau ada typo, tandai ya.

76,5 k 🎉🎉🎉

🍭

🍭

🍭

❤️💞

Tubuh Felya terasa melayang, ia menatap langit yang menghitam dengan sebuah bulan yang berukuran besar. Dalam pikirannya, mungkin ini terakhir kalinya ia akan menatap langit. Langit yang biasa terhias oleh bintang kecil, kini menghilang seolah tak ingin melihat Felya yang meninggalkan dunia.

Ia menutup matanya. Sebentar lagi ia akan menerima sebuah rasa sakit terakhir kalinya. Ia akan menerima rasa sakit itu asalkan ia tak akan bisa membuka kembali matanya. Harapan terakhirnya adalah, jika ia hidup kembali maka berikanlah kehidupan yang terbaik dan memiliki Mate hingga akhir hayatnya, hanya itu keinginan saja. Ia menerbitkan senyum indahnya. Dan mengucapkan banyak doa pada tuhan untuk menguatkan keluarga atas kepergiannya kali ini.

Aku sudah mengikhlaskan semuanya.

Ketika tubuh Felya akan menyentuh kasarnya bebatuan yang menumpuk. Pria dengan sayap terbang dengan cepat menghampiri Felya dan membawa tubuh dia pada pelukan pria yang bersayap itu.

Pria itu kembali terbang, dilihatnya tubuh Felya yang sudah dipenuhi oleh luka dan darah, ia menggeram dalam hati. Segera ia kepakan sayapnya dengan cepat, hingga kecepatan terbangnya naik.

Sebelumnya, Felya yang tak merasakan sakit apapun pada tubuhnya, mengernyitkan dahinya heran. Perlahan, ia membuka kelopak matanya dan menemukan seorang pria yang mengangkat tubuhnya. Pria itu memakai topeng setengah wajah, hanya menutupi sampai hidung saja. Felya terpaku, ia seperti pernah melihat pria yang ada di dekatnya ini.

Kepalanya yang bersandar pada dada pria itu membuat Felya nyaman. Ia terus memperhatikan pria itu, hingga ia menyadari satu hal. Bahwa ia kini tak berada di daratan. Ia menatap ke bawah, dan benar saja dugaannya ia melihat padatnya kota dimalam hari dari atas langit ini.

"Tidurlah."

Seperti sebuah mantra untuknya. Mata Felya yang tadinya masih segar, kini justru sangat berat. Ditambah hembusan angin yang terus bertiup kencang, Felya semakin merasakan kantuk berat. Hingga ia menyerah, ia menutup matanya dan memasuki alam.bawah sadarnya.

Pria yang membawa tubuh Felya itu tampak tersenyum. Ia menuju pada sebuah hutan belantara, dan mendarat dengan selamat. Ia menatap wajah Felya yang sudah dipenuhi oleh darah yang mengering, ia menyingkirkan rambut-rambut yang menutupi wajah Felya.

Kini, ia dapat melihat jelas semuanya. Semua yang dirasakan Felya beberapa jam lalu. Ia mengelus luka yang berada di dahi Felya dan mengecupnya.

Pria itu berjalan menuju sebuah portal hitam yang sudah terbuka. Ia memasuki portal itu dan kini ia sudah menginjakan kakinya pada sebuah dunia baru. Banyak yang menyambut kedatangannya, namun ia masa bodoh. Berusaha mungkin, ia menutupi wajah Felya agar tak dilihat oleh bawahannya.

Ia takut mereka menyukai Felya.

Tentu saja, ia takkan membiarkan hal tersebut terjadi. Ia akan menghukum siapa saja yang berani menyukai gadisnya. "Aku sangat mencintaimu, Felya," ucapnya seraya memberikan kecupan-kecupan kecil di wajah Felya.

"Astaga, Xander. Kau membawa gadisku." Seorang pria menghampiri Xander yang masih membopong tubuh Felya, senyum merekah terus terpampang oleh wajah pria itu. Saat ia sudah berada dekat dengan Felya, ia begitu terkejut melihat Felya yang tampak dalam kondisi yang tak baik. "Xander sialan. Kau apakan gadisku hah? Kau akan tahu akibatnya, karena telah menyakitinya."

IMMORTAL QING #1FANTASI (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang