Felya menatap aneh pada ruang makan. Objek yang ingin dia cari sedari tadi tak ada disini. Kepala kursi kosong dan hanya ada Alex, Roger dan seorang butler.
"Dimana Alpha?" tanya Felya. Untuk sementara tak ada jawaban dari Alex maupun Roger. Mereka tampak gelagapan untuk mencari jawaban.
Felya juga melihat, bagaimana Alex memberikan kode kepada Roger untuk menjawab pertanyaan Felya, tetapi di jawab gelengan oleh Roger."Ekhem." Felya berdeham untuk menyadarkan kedua bawahan Mate-nya itu. "Aku bertanya dimana Alpha," ucap Felya sangat datar membuat Alex dan Roger bergidik ngeri.
Alex berdiri, wajahnya tampak tenang. Tetapi, berbeda dengan tangannya yang gemetar. "Sepertinya, Alpha berada di ruang kerja miliknya. Saya tidak berani mengganggu Alpha karena aura nya begitu mencekam dari tadi malam."
Felya mengangguk, mengerti maksud Alex. Pasti aura itu adalah aura kemarahan yang pekat, tetapi karena jarak ruangan Lucas yang begitu jauh membuat aura itu tak terasa hingga pusat istana.
Ketika ingin membalikkan tubuhnya untuk menemui Lucas, Alex terlebih dahulu memanggil, "Luna."
Felya menatap Alex tajam, "ada apa?" Ingin rasanya Felya memarahi beta itu karena menunda waktunya untuk bertemu dengan Lucas. Semakin lama ia tak menemui Lucas, maka semakin cemas juga hati Felya.
"Lebih baik Luna sarapan terlebih dahulu," ucap Alex, melihat tatapan Felya yang seperti ingin menolak membuat Alex memberikan alasan yang kuat. "Alpha pagi ini sangat marah. Saya takut nanti ketika mengetahui Luna tak sarapan, akan membuat Alpha bertambah marah."
Mendengar alasan yang diberikan Alex, Felya membenarkan. Pagi ini, biarkanlah ia mengalah dan tak membuat Lucas marah lagi. Cukup tadi malam ia stres memikirkan Lucas dan hatinya terus cemas. Hari ini, ia akan membuat keadaan seperti semula biar hatinya tak cemas lagi.
.....
Diruangan itu, seorang pria tengah memandangi sebuah taman yang luas dari balik kaca jendela. Ruangan yang ditempati berada paling atas hingga, taman itu makin indah jika dilihat dari atas. Tak ada yang mengetahui bahwa taman ini sangat indah jika dilihat dari atas kecuali kepercayaannya sendiri.
Sebuah gelas kristal berada ditangannya. Gelas itu bewarna putih bening, sehingga tampak cairan merah yang kental didalamnya. Warna merah itu begitu pekat dan menciptakan bau anyir.
Darah. Gelas itu berisi darah kental. Lucas menyesapnya begitu pelan. Menikmati rasa itu dilidahnya juga ketika darah membanjiri kerongkongannya yang kering.
Untuk sementara hatinya sedikit membaik kala meminum darah. Entah sudah berapa gelas yang ia habisi untuk meminum darah. Sedari tengah malam ia telah meminumnya. Bahkan ruangan ini sudah dipenuhi oleh botol-botol kaca yang berukuran besar, dimana darah ditampung sebelumnya.
Lucas menghembuskan nafasnya kasar. Ia adalah seorang Werewolf setengah Demon dan diberikan sebuah anugerah oleh tuhan sebagai raja yang memimpin dunia ini. Tetapi untuk sekarang, jiwa Demonya sudah menguasai. Ia takut jika keluar dari ruangan ini selangkah saja membuat kekacauan.
Sisi Demon cukup susah dikendalikan dibanding Werewolf-nya. Oleh karena itu setiap kali ia sedang dalam keadaan marah, maka Lucas akan mengurung dirinya diruangan ini.
Seperti saat ini, Felya telah membuatnya marah. Pengaruh Felya begitu nesar dalam hidupnya. Hanya mengucapkan kalimat itu, Lucas menyalahartikan maksud Felya.
Bukannya begitu? Seorang Mate pasti akan merasa sensitif. Felya begitu bodoh yang tak mengerti itu. Wanita-nya terlalu terus terang dalam pengungkapannya, ia tak memikirkan perasaan Lucas ketika berbicara seperti itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/210336720-288-k991412.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
IMMORTAL QING #1FANTASI (END)
WerewolfJUDUL AWAL Alpha's Dunia yang diciptakan oleh para Dewa dan Dewi, kini dikuasi oleh Dewi Bulan. Dengan dipilihnya seorang mahluk yang dianggap sempurna, dia kini mengatur kehidupan dunia itu Dunia Immortal, namanya. Dunia yang memiliki mahluk hidup...